part 15 merencanakan

938 63 1
                                    

Waktu berjalan, pernikahan issabel hanya tinggal menghitung hari.

Seperti biasa Bram akan meluangkan waktunya untuk datang walau selalu mendapat penolakan.

Dia datang di waktu yang tepat, ketika issabel tengah berada dalam bahaya, 7 orang bertopeng tengah menyerang issabel.

Pertarungan dengan jumlah yang sangat tidak seimbang.

Bram langsung mengeluarkan pedangnya dan menebas ke 7 orang bertopeng itu tanpa ampun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bram langsung mengeluarkan pedangnya dan menebas ke 7 orang bertopeng itu tanpa ampun.

"Kamu harus membunuh mereka, dengan begitu kamu bisa menyelamatkan nyawamu"

Issabel melihat pakaian Bram penuh dengan darah. "Kamu mengirim mereka untuk menyerangku, lalu berpura-pura sebagai penyelamatku, itu rencanamu bukan?"

"Tanpa melakukan itupun, kamu tetap menjadi milikku"

Bram tidak punya alasan apapun untuk melakukan hal seperti itu.

Bram memeriksa salah satu mayat dan menemukan sebuah surat perintah, hanya dengan melihat kertas yang di gunakan, Bram bisa tau siapa yang memerintahkan ke 7 orang itu untuk membunuh issabel.

"Disini berbahaya, tinggallah bersamaku"

Issabel menyarungkan pedangnya "aku tidak akan terkena tipu dayamu"

"Tempat Ini juga berbahaya untuk bilkis"

"Berada di dekatmu jauh lebih berbahaya"

"Kamu tau, yang kuinginkan adalah dirimu, bagaimana aku bisa menyakitinya, sementara dia satu-satunya sandra yang kumiliki"

Issabel mendekat untuk pertama kalinya, dia menatap bram secara langsung.

"Mengapa kamu menginginkanku"

"Jantungku berdebar"

"Ada seseorang di hatiku"

Bram terdiam, dia sudah menduganya, namun anehnya tetap saja kalimat itu membuatnya diam.

"Menikahiku, hanya akan menyiksamu, kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan hatiku"

"Melihatmu mengatakannya, membuatku tau, sepertinya kamu juga tidak bisa memiliki orang yang ada di hatimu"

"Terutama pedangmu sudah melukai orang tuaku"

"Sama sepertimu, saat itu, aku juga tengah melindungi seseorang"

"Bukan berarti kamu bisa merenggut nyawa orang lain"

"Begitupun yang kulakukan saat ini, aku bersedia menggunakan pedangku berlumuran darah untukmu"

"Itulah perbedaan kita" issabel pergi.

Disisi lain ayumi yang mulai gusar berusaha untuk membatalkan pernikahan dengan segala cara.

Dia mendatangi ruangan kerja raja yang sedang membaca beberapa laporan.

"Yang mulia ratu tiba"

Rayyan menutup bukunya "ada apa ratuku"

"Aku ingin kamu membantalkan pernikahan Bram, dan segera mencarikan gadis lain untuknya"

"Aku tidak berhak memutuskan, apalagi jika bram tidak bersedia. Kesepakatan pernikahan itu dilakukan oleh ayahku, aku tidak mungkin menyinggungnya"

"Kamulah raja saat ini, kamu yang berkuasa apapun bisa kamu lakukan"

Untuk pertama kali rayyan melihat ayumi begitu agresif "tetap tidak bisa, itu aturan istana, aku akan dianggap sebagai anak yang tidak hormat, dan itu akan memperburuk reputasiku"

Ayumi gagal, dia menjadi sangat marah "kalau bagitu, aku yang akan melakukannya"

"Ratu..." ayumi meninggalkan rayyan begitu saja.

"Siapkan pertemuan antara bram aku dan issabel" ucapnya pada pelayan.

"Maaf yang mulia ratu, pertemuan itu memiliki resiko.."

"Kamu tidak mendengarku?" Semakin marah.

Pelayan tidak bisa berbicara lebih jauh, atau ayumi akan menganggapnya lancang.

Pertemuan sungguh diadakan, bram memenuhi panggilan begitu juga dengan issabel di istana bagian timur yaitu tempat tinggal ratu.

Teh melati di sajikan diatas meja masing-masing, bram duduk berhadapan dengan issabel.

"Maksudku datang memanggil kalian, aku berniat membatalkan pernikahan kalian"

Issabel tidak kaget, berbeda dengan bram yang syok.

"Apa maksud yang mulia ratu, pernikahan akan berlangsung beberapa hari lagi"

"Aku akan mencarikan gadis lain yang sesuai dengan seleramu"

"Mohon maaf yang mulia ratu, hamba tidak ingin mengganti permaisuri hamba"

"Ini perintah"

Bram tidak terima dan tidak bersedia menerima keputusan sepihak itu.

"Hamba bersedia jika raja sendiri yang mengatakannya"

"Jadi maksudmu, kamu tidak bersedia menghormatiku karena aku hanya ratu dan bukan raja?"

"Anda tau bukan itu yang saya maksudkan yang mulia ratu"

Ayumi berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah tempat duduk Bram. Mengambil pedang bram yang ada di bawah meja dan menodongkannya tepat di leher Bram.

Barulah issabel kaget "itu penghinaan yang cukup untuk mengakhiri hidupmu"

"Yang mulia, anda tidak bisa melakukan hal ini, jendral sangat berjasa untuk negara ini"

Ssrrttttt

Pelayan berteriak, ayumi langsung menusuk salah satu bawahan Bram yang berani berbicara padanya.

"Kamu fikir aku tidak bisa membunuhmu juga? Katakan kamu bersedia" Pada bram, tangan bram mengepal.

Ini diluar bayangan issabel, wanita di hadapannya bukan ayumi yang dia kenal.

Bram tidak berkutik, dia tetap menolak.

"Baiklah jika itu maumu" ayumi mengangkat pedangnya.

"Ayumi.." issabel menahan tangan ayumi.

Rajapun datang setelah mendapat laporan dari pelayan yang melihat kejadian itu.

forbidden story (lesbian story) GXGWhere stories live. Discover now