CHAPTER 8

235 26 10
                                    

Hawkshead, 2023.

Tubuh Kasie terasa terlempar dengan kuat hingga menghantam lantai beton yang keras dan dingin. Sensasi pertama yang menyapa nya adalah rasa sakit. Kepalanya berdenyut-denyut, menusuk, seolah tengkorak nya telah retak. Ia mengulurkan tangan dan dengan hati-hati menyentuh bagian belakang kepalanya. Tak ada luka. Tak ada darah.

Namun penglihatannya menjadi kabur selama beberapa saat. Begitu ia bisa melihat dengan baik, satu hal yang langsung dicari oleh netra nya adalah keberadaan Jaden. Beberapa meter darinya, tubuh pria itu tampak duduk bersandar di sebuah tiang kayu dengan kepala tertunduk, kaku tak bergerak.

Perlahan-lahan, dengan takut-takut, Kasie tertatih-tatih maju, menyeret tubuhnya yang masih terasa berat untuk digerakkan. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi, atau bagaimana ia dan Jaden bisa berakhir seperti ini, namun ia harus memastikan Jaden ada di sisinya.

Ia tak bisa bilang kalau ia tidak merasa panik begitu mendapati tubuh Jaden terlihat kaku dari kejauhan. Ia sempat mengira kalau Jaden tidak sadarkan diri. Namun ketika ia akhirnya sampai di depan tubuh pria itu, ia menyadari kalau ternyata kedua matanya terbuka seperti biasa.

"Jaden? Jaden? Apa kau baik-baik saja? Jawab aku! Jaden!"

Kasie berusaha menggoyangkan bahu Jaden dan memanggil namanya, namun pria itu tak berkutik. Tak perduli sekeras apa Kasie berteriak di hadapannya, dia tetap tidak bergerak.

Tiba-tiba Kasie merasa ada sesuatu yang salah. Kenapa Jaden tidak menjawabnya panggilannya? Dia seolah tak sadarkan diri dengan keadaan mata yang terbuka. Kasie kemudian mencoba mengangkat dagu Jaden dan menengok lebih dekat ke arah wajahnya. Tapi sesuatu yang tak biasa langsung mengguncang seluruh tubuhnya.

Kedua mata itu tidak tampak seperti mata milik Jaden. Faktanya, mata itu tidak tampak seperti mata milik manusia pada umumnya. Kasie bisa melihat gambaran sebuah galaksi yang berputar lewat kedua mata itu, dimana jutaan bintang dan planet berkedip dan berdetak, seolah ia baru saja dibawa ke realitas lain yang terasa tak nyata.

 Kasie bisa melihat gambaran sebuah galaksi yang berputar lewat kedua mata itu, dimana jutaan bintang dan planet berkedip dan berdetak, seolah ia baru saja dibawa ke realitas lain yang terasa tak nyata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jari Kasie seperti tersengat. Ia menarik tangannya dan mundur menjauhi tubuh Jaden. Untuk sesaat, ia merasa telah bermimpi. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.

"Jangan melihat ke arah matanya,"

Suara seseorang tiba-tiba menggema di sekitar Kasie, membuat ia hampir melompat dari tempatnya. Ketika ia berbalik, seorang pria tampak berjalan mendekat ke arahnya.

"Dia tidak akan bangun tak perduli seberapa keras kau meneriakkan namanya."

Kasie mendongak dan melihat pria itu dari jarak yang lebih dekat untuk yang pertama kali. Dia berdiri di hadapan Kasie, menggenggam sebuah topeng besi. Tubuhnya tinggi─lebih tinggi daripada Jaden, bahunya lebih lebar, dan lebih berotot. Dia punya wajah yang tampak seperti perpaduan antara asia dan kaukasia, dengan mata hitam dan garis wajah yang tegas.

Until The Last Rain On Earth [FORCEBOOK]Where stories live. Discover now