CHAPTER 1

554 35 3
                                    

Bangkok, 2023.

Dalam kegelapan malam, pria itu menggeliat gelisah di atas tempat tidurnya. Napasnya memburu, keringat sebesar biji jagung mengalir membasahi dada dan punggungnya. Kemudian ia tersentak bangun. Ia langsung terduduk tegap seperti seorang prajurit, dengan kedua mata terbuka lebar.

Ia memimpikan hal yang sama lagi.

Sudah hampir satu minggu ia terbangun di tengah malam karena dihantui mimpi yang sama berulang-ulang. Anehnya, tak perduli sudah seberapa sering ia menyaksikan adegan yang sama, ia masih saja bergetar setiap kali terbangun.

Kasie, 26 tahun, masih terbangun ketakutan hanya karena mimpi.

Tapi ia merasa mimpi itu bukanlah mimpi biasa. Mimpi itu selalu dimulai dengan kilatan cahaya yang sangat menyilaukan, disusul suara ledakan yang memekakkan telinga. Hal berikutnya yang ia ingat adalah sapuan getaran yang menerbangkan berbagai partikel pasir dan bebatuan di sekitarnya. Ia yakin, bahwa dalam mimpi itu, sebuah meteroit besar telah menghantam bumi.

Bagaimana mungkin ia bisa memimpikan kejadian yang sama berulang-ulang?

Pria itu memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Ia tidak bisa tidur lagi, tidak dalam waktu yang dekat. Ia berjalan ke arah TV di kamarnya dan menyalakan benda itu untuk memeriksa berita tengah malam. Namun tidak perduli berapa kali ia menukar-nukar saluran, ia tetap tidak menemukan berita tentang meteroit jatuh.

Tidak puas hanya dengan itu, Kasie pun menghampiri laptopnya. Ia harus menuntaskan rasa penasarannya sebelum ia tidur. Internet pasti bisa membantunya. Namun sama halnya seperti saluran berita TV, ia tetap tidak menemukan banyak hal di layar laptopnya. Tercatat, hujan meteor terakhir kali terlihat di sekitar tempat tinggalnya sekitar satu tahun yang lalu. Itu adalah meteroid yang terbakar habis oleh atmosfer, dan bukan bongkahan raksasa yang membahayakan penghuni bumi.

Lantas apa arti dari mimpi itu?

Kasie menyandarkan punggungnya di kursi. Ia mulai lelah karena mimpi-mimpi ini. Sebagian dari pikirannya bertanya-tanya bagaimana jika hal itu merupakan pertanda? Semacam penglihatan sebelum sesuatu yang besar terjadi. Namun bagian lain mengutuk dirinya sendiri. Itu artinya sama saja dengan dia mengharapkan bencana buruk akan terjadi. Tidak seharusnya ia terlalu memikirkan apapun tentang mimpi itu. Lagipula itu cuma mimpi.

Satu hal yang jelas adalah ia harus segera tidur sekarang juga. Matahari akan terbit beberapa jam lagi dan dia harus bangun pagi untuk berangkat kerja. Dia punya banyak tugas untuk dikerjakan di kantornya. Memikirkannya saja membuat Kasie merasa lelah dan merindukan kasurnya kembali.

•••••


Kasie berdiri di depan mesin pembuat kopi otomatis untuk yang ke tiga kalinya hari ini. Dia membutuhkannya. Mungkin terdengar seperti pecandu, tapi dia benar-benar tidak bisa menjalani hari tanpa memasukkan kafein ke dalam darahnya. Pekerjaan sebagai desainer grafis memaksanya memeras kreatifitas hingga tetes terakhir dalam otaknya. Tiga gelas bahkan bukanlah angka yang banyak. Seingatnya, ia pernah mengkonsumsi sampai 7 gelas kopi dalam sehari.

Dari kejauhan, Kasie bisa melihat pemuda dengan binar mata yang berkelip cerah begitu mendapati sosoknya di ruangan itu. Kasie menghela napas tanpa sadar, sudah terlambat untuk kabur sekarang. Ia harus menunggu kopinya selesai.

"Aku tahu kau pasti di sini."

Itu adalah Archie. Pemuda 24 tahun yang belum lama bergabung di departemen mereka. Dia penuh semangat, ceria, selalu memberikan energi positif tidak perduli sebesar apa tekanan yang diberikan padanya. Tidak heran semua orang menyukainya. Kasie, di sisi lain, adalah orang yang pendiam dan menyukai ketenangan. Memiliki Archie di sisinya sebenarnya bukanlah hal yang buruk, hanya saja terkadang energi Archie yang meledak-ledak bisa membuatnya kewalahan.

Until The Last Rain On Earth [FORCEBOOK]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu