Alhaitham diam memperhatikan [Nama], semenjak anak itu ada, [Nama] jadi fokus mengurus anak itu dan kurang memperhatikan dirinya sendiri, meski ia selalu begitu sebelum Scara ada...

Alhaitham mengusap lingkaran hitam samar dibawah mata [Nama], tatapannya bergerak pada [Nama] saat merasa gadis itu sedikit tersentak dengan aksinya.

"Kau begadang."

"Tidak, ini karena...um, sesuatu," mata [Nama] berusaha menghindari tatapan minta penjelasan Haitham, ia tidak bisa memberitahu bahwa ia terkadang begadang saat menjelang malam hanya untuk menjaga Scara.

Jika dipikir pikir, Alhaitham ini...bukankah ia terlalu perhatian pada dirinya? Mulai dari Alhaitham yang sukarela membantu [Nama] untuk mencari orang tua Scara, tentang pola makan nya dan sekarang tentang lingkaran hitam di bawah matanya yang sekarang ia usap dengan pelan.

"Apa kau merasa mulai menjadi seorang ibu?" tanya sarkas Alhaitham saat ia berhenti untuk mengusap mata panda [Nama].

[Nama] terhenyak karena pertanyaan itu, ia tak memikirkan tentang hal itu sama sekali. Tentang menjadi seorang ibu, lagipula, Scara tak mungkin menganggap dirinya sebagai ibu.

Tapi melihat bagaimana perhatian nya dirinya setelah Scara datang ke kehidupan nya, ia benar-benar berubah. Namun apa ia pantas disebut sebagai ibu...?

"T-tidak tahu."

"Terserah padamu, sebaiknya kau pilihkan apa baju yang kemungkinan anak itu akan suka. Aku yang akan bayar."

Perkataan Alhaitham membuat [Nama] sadar dari pikiran nya, ia mengulas senyum dan mengangguk semangat. Sangat jarang bagi Alhaitham untuk membelanjakan dirinya seperti ini, ini adalah kesempatan emas! Tak akan [Nama] lewatkan.

"Makasih!"


"Emm...apa tak masalah sebanyak ini?" tanya [Nama] ragu pada Alhaitham yang ada di kasir untuk membayar semua pakaian yang dibeli, [Nama] merasa tak enak...maksudnya, apa perlu sebanyak ini!? Sampai empat tote bag [Nama] pegang.

"Itu untuk pakaianmu juga, kau jarang beli pakaian kan," tebak Alhaitham tepat sasaran membuat [Nama] tertawa kikuk.

Kenapa Alhaitham bisa begitu mengerti akan dirinya?

Saat Alhaitham sudah membayar semua pakaian yang dibeli, ia dan [Nama] keluar dari toko pakaian dan belum cukup sampai disitu. Alhaitham menarik tangan [Nama] saat gadis itu melambai dan hendak pergi.

"Kau pulang naik apa?"

"Emm...sendal?"

Alhaitham menatap [Nama] datar, menarik tangan gadis itu menuju mobil miliknya, membuka pintu mobil dan kembali menatap [Nama].

[Nama] mengerjap, ini maksudnya Alhaitham menawarkan dirinya pulang bersama tanpa kata kata, begitu? Apalagi sampai membukakan pintu mobil seperti itu, [Nama] kan jadi merasa seperti putri putri. Bercanda.

"Oh...terimakasih," Tanpa menunggu, [Nama] masuk dalam mobil dan duduk di kursi depan samping pengemudi.

Alhaitham sudah duduk di kursi pengemudi, menyalakan mesin dan kemudian pergi.

Perjalanan mereka diisi keheningan saat [Nama] bingung ingin mencari topik sementara Alhaitham bodo amat dengan topik dan sibuk menyetir dengan pandangan fokus kedepan, [Nama] masih berpikir betapa baiknya Alhaitham hari ini, mulai dari membelanjakan dirinya pakaian dan mengantarnya dirinya pulang.

Semua kegiatan hari ini cukup membuat nya lelah, sayup sayup mata [Nama] tertutup dengan kepala terhantuk hantuk. Pandangannya perlahan menggelap sebelum memasuki ke alam mimpi.


"Bangunlah, bahuku pegal."

[Nama] membuka matanya saat mendengar suara itu, ia menegakkan duduknya sambil mengucek matanya, ia menoleh pada Alhaitham disebelahnya.

"Hah? Kenapa kamu disini?"

"Ini mobilku."

"..mobil?"

[Nama] membuka matanya sepenuhnya, ia kira dirinya ada dalam kamar. Sekarang ia sudah ingat dan tertawa gagap pada Alhaitham.

[Nama] segera keluar dari mobil, sambil membawa semua tote bag yang ada. Tak lupa ia berterimakasih pada Alhaitham atas semua yang ia lakukan hari ini, Alhaitham menanggapi itu cuma dengan anggukan ringan.

Alhaitham masih ingat rasa dari kepala gadis itu yang bersandar dibahunya, tidurnya sangat lelap jadi ia tidak mau membangunkan nya apalagi saat mengingat lingkaran hitam dibawah mata yang gadis itu miliki. Ia jadi membiarkannya tidur sampai ia merasakan bahunya mulai mati rasa.

Kepalanya yang ada dibahunya membuat Alhaitham bisa mencium wangi rambut gadis itu.

"Kau mengganti shampo mu?"

Pertanyaan itu membuat [Nama] terhenti dan berbalik pada Alhaitham, bagaimana bisa dia tahu?

"Oh, iya. Aku baru menggantinya beberapa hari kemarin. Apa itu aneh..?" tanya [Nama] ragu ragu.

"Tidak," jawaban singkat Alhaitham membuat [Nama] menghela napas lega, ia segera pamit pergi ke gedung apartemen yang ia tinggali. [Nama] tak sabar memperlihatkan Scara tentang pakaian yang ia beli hari ini, ia harap anak itu akan suka.

Alhaitham menyalakan mobilnya, melenggang pergi sambil terus mengingat wangi shampo rambut [Nama] saat gadis itu menyandarkan kepalanya dibahunya.

"Kurasa shampo itu cocok itu untuknya."

Scaramouche and YouМесто, где живут истории. Откройте их для себя