16 3 0
                                    

Sudah 2 minggu sejak kamu bergabung dengan Agensi Detektif, banyak yang berkembang dari dirimu.

Mulai dari kelincahan dalam pertarungan dan kekuatan fisik yang melebihi kapasitas rata-rata.

"(Name), bisa bantu aku menyelesaikan misi satu ini? Anggota lain sedang menjalankan misi, aku memiliki misi di Tokyo jadi tidak ada yang bisa mengerjakan ini." Kunikida memberikan selembaran kertas padamu yang berisikan informasi tentang misi itu.

"Hm ... membatalkan penyelundupan senjata ilegal ya? Baiklah aku terima, lagi pula aku sedang membutuhkan samsak tinju."

Kunikida yang melihatmu hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ya sudah, informasi lainnya kau baca saja dikertas itu, jangan sampai gagal ya." Kunikida memperbaiki posisi kacamatanya.

"Wakatta." Kamu meninggalkan kantor dan pergi menuju TKP.

✧✧✧

"Sesuai informasi dari kertas ini, mereka akan melakukan penyelundupan pada sore hari kan? Aku masih memiliki waktu untuk melihat-lihat sekitar."

Kemudian kamu memasukkan selembaran itu ke dalam saku dan melompat dari satu rumah ke rumah lainnya.

"Daerah ini bahaya sekali, banyak pemukiman warga, bagaimana jika mereka terkena imbasnya?"

Kamu kembali melompat santai hingga melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di bawah pohon.

Kamu pun mendekatinya.

"Adik kecil, apa yang kamu lakukan di sini?" Kamu menunggu jawaban dari anak itu dengan sabar.

"A-aku ... a-ayah hilang ..." kemudian anak itu kembali menangis tersedu-sedu.

'Sepertinya dia tersesat, coba aku tanya saja alamat rumahnya' gumammu. "Etto, boleh kita berkenalan dahulu?"

Anak itu mengangguk tanda setuju. "Namaku Sachiyo (Name), kalau kamu siapa?" Ucapmu ramah pada anak itu.

"Na-namaku Naoko Minoru." Naoko menjadi semakin tenang setelah berbicara dengan kamu.

"Souka, rumah Naoko di mana?" Kamu kembali bertanya pada Naoko.

"Rumah Naoko ... tidak tahu ..." Naoko kembali memasang wajah sedih dan manik berkaca-kaca

"Kalau begitu, rumah Naoko itu seperti apa? Ada pohonnya? Dekat dengan taman?" Lagi-lagi kamu bertanya padanya.

"Rumah Naoko ... dekat dengan toko kue! Di sana menjual banyak kue enak, aromanya juga tercium harum!" Kata Naoko.

"Ya sudah, ayo kita cari rumah Naoko!" Kamu mengepalkan tanganmu ke atas dengan ekspresi (⁠≧⁠▽⁠≦⁠).

"(Name)-Ne Chan sangat lucu, Naoko jadi tidak sedih lagi!" Naoko mengikuti ekspresimu.

Kamu mengangkat tubuh Naoko dan melompat ke atas atap sebuah rumah.

"Wow, (Name)-Ne Chan ini menyenangkan!!" Kalian tertawa terbahak-bahak sambil memandangi bangunan-bangunan di bawah kalian.

"Naoko! Apa itu toko kue yang kamu sebutkan tadi?" Kamu menunjuk ke sebuah toko kue dengan corak hijau toska bergaris putih.

"Benar! Itu rumah Naoko yang pagar hitam (Name)-Ne Chan!" Naoko menunjuk rumah yang terlihat megah dengan beberapa pengawal di depannya.

'Waduh, nemu bokay (bocil kaya) ternyata' kamu yang melihat rumahnya kemudian mendarat di samping toko kue.

"Naoko, (Name)-Ne Chan sampai sini saja ya, kalau orang tua Naoko bertanya kenapa Naoko bisa kembali bilang saja 'Naoko bertemu dengan kucing, lalu kucing itu mengantarkan Naoko kembali ke rumah' oke?" Kamu mengelus pucuk kepala Naoko.

𝑫𝒂𝒚𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz