Chapter 9

4 0 0
                                    

New York, Air Project Lab, December 14 20XX, 07:56 PM

"AAAHHKK!"

Jeritan kesakitan terdengar dimana mana. Fanny meringkuk di pojok ruangan sembari menutup telinganya, tak kuasa mendengar jeritan jeritan yang penuh kesakitan itu.

"Fanny, kau tak apa apa?" Tanya Claude lalu membawa Fanny ke dalam pelukannya

"Claude, aku ingin keluar dari sini. Aku tak kuat mendengar jeritan mereka yang penuh kesakitan, atau saat jarum suntik menusuk tubuhku." Tangis Fanny

"Ayo kita cari jalan keluar dari sini. Aku juga muak berada di sini dengan makanan rasa obat itu." Jawab Claude

Seluruh kelinci percobaan Air Project kini tengah berkumpul di aula yang disediakan Reyvan untuk para korbannya. Pintu aula terbuka, nampak Xavier dan Floryn yang dibawa Reyvan masuk ke sana.

"Kalian?!" Seru Claude

"Hari ini, kalian mendapatkan teman baru! Namanya Xavier dan Floryn. Claude dan Fanny sudah kenal bukan? Silahkan bersenang senang!" Ucap Reyvan lalu pergi dari ruangan serba putih itu

Untuk sesaat, terjadi keheningan saat Claude dan Fanny bertemu dengan Xavier dan Floryn. Hingga akhirnya Xavier membuka mulutnya.

"Bagaimana kalian bisa di sini?" Tanya Xavier

Claude dan Fanny menceritakan awal mula mereka ditangkap. Dari Ling memberikan pistol pada Claude, hingga Claude yang diuji kemampuannya oleh Reyvan.

"Kalian sendiri?" Ucap Claude

Flashback on

Chicago, Arc High School, December 12 20XX, 05:34 PM

Sore itu, Ling memanggil Xavier dan Floryn berdua ke ruang OSIS. Mereka berdua heran, tetapi mereka tetap pergi ke ruang OSIS untuk menemui Ling.

"Ada apa, Ling, memanggil kami berdua?" Tanya Xavier

Ling tak berkata apa apa, hanya memberikan mereka masing masing satu pisau lipat. Namun, hal itu hanya menambah rasa penasaran mereka.

"Kenapa kau memberikan kami pisau lipa?" Tanya Floryn

"Jika ada orang mencurigakan yang mendekati kalian, lawan mereka dengan ini. Jika ditangkap polisi, katakan aku yang menyuruh kalian." Jawab Ling

"Hah? Apa maksudmu? Kau masih waras? Apa mungkin tumpukan dokumen itu membuatmu gila?" Ucap Xavier bertubi tubi

"Ada orang yang mengawasi kalian beberapa hari terakhir ini. Aku tak sengaja melihatnya, jadi lindungi kalian dengan pisau lipat ini." Pesan Ling

Chicago, Arc High School, December 13 20XX, 08:01 PM

"Hahh... akhirnya selesai juga. Rasanya otakku mau meledak karena mengurus dokumen pengunduran diri sebagai pengurus OSIS." Ucap Xavier

"Ah ya. Hari ini kita belanja dulu. Ikut aku atau kita tidak makan malam ini." Ancam Floryn

"Tak usah mengancan begitu. Aku juga tahu stok makanan kita sudah mulai menipis." Balas Xavier

Tak ada yang berbicara. Mereka hanya berjalan sembari menatap langit malam yang penuh bintang. Hingga ada satu mobil yang menghalangi jalan mereka.

Terdapat lima pria yang keluar dari mobil dan berjalan mendekati Xavier dan Floryn. Mereka segera mengeluarkan pisau lipat mereka dari tas dan bersiaga.

Salah seorang pria itu menyerang Floryn, yang langsung saja ia tusuk perut sang penyerang. Floryn tersenyun meremehkan.

"Hanya segini? Jangan remehkan aku, aku sering sekali menyingkirkan perempuan perempuan sialan itu dari Aamon." Ejek Floryn

'Dasar yandere.' Batin Xavier

Mereka fokus untuk melindungi diri mereka sendiri. Namun, supir dari mobilnya melemparkan bom gas tidur yang membuat Xavier dan Floryn tertidur. Tak menyia nyiakan kesempata, sekelompok pria tadi langsung mengangkut Xavier dan Floryn.

New York, Air Project Lab, December 14 20XX, 04:55 AM

Floryn terbangun di sebuah ruangan serba putih. Ia segera membangunkan Xavier yang masih tertidur di sebelahnya.

"Selamat datang, Xavier Light dan Floryn Hope. Hebat juga kalian dapat melawan anak buahku." Puji seseorang

Mereka segera menoleh ke atas, dimana disana terdapat seorang laki laki dengan surai brunette berdiri di atas sana.

"Kalian akan diberikan beberapa uji coba lalu akan bertemu Penyintas DNA lainnya. Jadi, selamat tinggal." Ucap pria tersebut lalu pergi meninggalkan mereka berdua

Flashback off

"Begitulah. Nampaknya, Ling seperti sudah memprediksikan semua ini. Entah dia memang kebetulan tahu, atau dia memang bisa melihat masa depan." Ucap Xavier

"Omong omong soal melihat masa depan, aku bisa walau hanya dua detik." Kata Claude

Mereka mengobrol bersama. Melupakan sejenak semua kekhawatiran mereka akan penyiksaan yang menanti di depan mereka.

Chicago, Starbuck Cafè, December 20 20XX, 03:55 PM

Cyan Finch mengumpulkan Moon Blood dan Idol Tiger untuk membahas rencana penyerangan Phoveus yang akan dilaksanakan minggu depan.

"Jadi, rencananya bagaimana?" Tanya Moon Blood

"Aku akan menyerang terlebih dahulu dan memojokkan mereka ke halaman belakang. Lalu disana, Moon Blood akan membunuh Phoveus, terserah apa caranya. Setelah berhasil membunuh Phoveus dan meyakinkan Selastia untuk ikut kita, kita akan langsung kabur. Untuk Idol Tiger, kau berjaga di rumah karena kau adalah kartu as kita. Mengerti?" Jelas Ling

"Mengerti." Jawab Moon Blood dan Idol Tiger bersamaan

To be continued

Childhood Revenge (Mobile Legends Fanfiction)Where stories live. Discover now