chapter 8

875 91 1
                                    

⚠️ rawan typo




setelah kejadian kemarin, minji merasa iba kepada haerin, dan dani pun terpaksa untuk menjauh sementara dengan mantannya itu agar situasi sedikit kondusif.

only a few

"kak, dani jahat kak hiks" ucap gadis bermata kucing yang sekarang sedang dipelukan minji.

minji mengusap punggung haerin yang sedari tadi menangis, kebetulan minji mengajak haerin untuk curhat ditaman belakang sekolah, semua ini dilakukan agar haerin lega dan tidak merasa sendiri.

"iya, kakak tau dani udah khianati kamu, sekarang kamu tenangin diri dulu ya dek, sampai nanti kamu benar-benar siap mendengarkan penjelasan dani, okay?" jelas minji.

haerin menggeleng pelan, ia semakin menangis, sontak hal itu membuat minji semakin panik.

"maksud kakak, kita harus mendengarkan dari sisi dani juga, dan kakak juga udah dengar dari sisi kamu, kakak juga mau kamu menyimpulkan apakah dani bisa kembali dengan kamu atau engga"

gadis bermata kucing itu mendongakkan kepalanya, ia menatap minji dengan air mata yang terus mengalir dan juga hidung yang memerah.

minji memperhatikan keseluruhan muka haerin, disatu sisi ia tidak habis fikir kenapa dani bisa setega itu menyakiti gadis yang terbilang polos bahkan tidak pernah mencari masalah selama memiliki hubungan dengan sahabatnya itu.

"kakak"

minji yang sedang bengong memperhatikan wajah haerin reflek menaikkan alisnya.

"kenapa dek?"

haerin menggelengkan kepalanya pelan, ia kembali menyenderkan kepalanya didada minji, sang empunya dada tidak mempermasalahkan itu.

minji dan haerin sudah kenal dekat, bahkan sebelum haerin berpacaran dengan dani.

bisa dibilang minji menganggap haerin sebagai adik kesayangan, apapun yang terjadi dengan haerin, itu akan menjadi urusannya juga.

dari ujung gedung sekolah terlihat gadis mungil yang sedari tadi melihat dua sejoli yang saling berpelukan ditaman belakang, tanpa sadar tangannya meremas rok nya dengan kuat.

"kenapa minji dan haerin berduaan di situ" gumam nya.

hanni penasaran, ia tau haerin itu pacar dani dan sekarang hanni melihat haerin mesra sekali dengan minji.

"kalau pacaran ga mungkin, tapi itu terlalu nempel"

saat hanni masih berkutat dengan pikirannya, ia dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

"ngapain lu?"

yang ditepuk membalikkan badannya dan melihat dani yang melihat dirinya dengan tatapan bingung.

"itu cewe lu sama minji, lu kaga marah?" tanya hanni, dani menggelengkan kepalanya.

"nope, mereka kakak adik, jadi apa yang gue cemburuin, lagian minji sukanya sama elu" jelas dani.

hanni yang mendengar itu memutar bola matanya, sudah tidak heran, sejak dulu hanni sudah tau tentang itu.

"udahlah gue mau cabut dulu" pamit dani, hanni mengiyakan dan lanjut melihat minji dan haerin.

terlihat dua sejoli itu masih menikmati pelukan masing-masing, tidak tau kenapa hati hanni sedikit panas melihatnya.

"halah, ngapain juga gue liat hal ga jelas begitu, mending gue cabut juga, tapi anehnya kenapa dani ga samperin mereka ya"

hanni yang pusing dengan sekitarnya memilih pergi meninggalkan tempat itu, tetapi setengah perjalanan ia memberhentikan langkahnya.

"yujin bener-bener kaga mau bujuk gue apa, gue diem tuh bangsul diem juga, sialan"

MY PHAMWhere stories live. Discover now