PART 14

435 14 0
                                    

*

*

*

Pagi sekali, Dila sudah bersiap untuk berangkat sekolah

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Pagi sekali, Dila sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Sebenarnya kalau bukan karna misi, dia malas sekali pergi kesekolah.

Dila memanaskan terlebih dahulu motor kesayangannya sebelum berangkat ke sekolah.

Tiba-tiba ada suara motor masuk yang entah siapa yang telah mengijinkannya masuk.

"Ngapain lo kesini. " Semprot Dila setelah melihat siapa masuk kedalam rumahnya.

"Jemput calon pacar. " Jawab enteng Jevan, yap Jevan yang datang dengan motor besarnya berharap bisa berangkat ke sekolah bareng sama Dira.

"Siapa yang lo maksud calon pacar. "

"Lo, siapa lagi. " Dila mulai risih dengan Jevan yang mulai terang-terangan seperti ini.

"Tio, usih ni anak, gak bolah ada yang masuk tanpa izin gue. " Panggil Dira pada penjaga gerbang bernama Tio, dia adalah anak buahnya Agra, sengaja di tugaskan menjaga gerbang agar tidak sembarangan orang masuk. Tapi orang yang di panggil tidak terlihat batang hidungnya.

"TIOO." Panggil ulang Dila, dengan suara yang sedikit meninggi, sampai membuat Jevan menutup telinganya.

"Berisik lo, toa juga mulut lo. " Jevan mengejek Dila, dan yang di ejek menampilkab wajah marahnya. Layaknya binatang buas yang ingin menerkam mangsanya.

"Apaan sih, berisik amat. " Agra datang dari arah gerbang, sambil membawa kantong keresek.

"Si Tio kemana? "

"Izin pulang, sakit dia. " Jawab Agra

"Terus siapa yang ngizinin ni bocah masuk. "

"Gue." Agra melenggang pergi masuk kedalam rumah.

"Udah sini masuk, sarapan dulu. " Dengan perasaan dongkol Dira mengekor di belaknang Agra.

"Lo gak ikut? " Jevan yang tak mau melewatkan kesempatan pun, langsung ikut masuk.

Setelah perdebatan yang cukup sengit, akhirnya Dila bersedia berangkat bareng sama Jevan.

Dalam hati Jevan berterimaksih sekali pada Agra yang memudahkan jalannya mendekati Dila.

Pasalnya kalau bukan karna motor Agra di servis, dia tidak akan bisa berangkat bareng Dila.

"Yaudah, gue bareng lo. " Dila sudah sangat kesal dengan Agra bisa-bisanya seenak jidat mau pake motor orang.

"Gak bisa Dilaaa, gue berangkatnya siangan, jadi mumpung ada si Jevan nih, lu sama dia aja sonoh, toh se arah ini. "

"Ngapain berangkat siang, mau bolos lu yah? " Dila mulai mengintimidasi Agra.

ALTEREGO (psychopath) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu