"Yang jelas lebih besar dari lo."

"Emang semalem lo belajar?"

"Gue belajar atau nggak, nilai gue selalu lebih bagus dari lo kali."

Bel pulang berbunyi, Arul langsung membuka jas almamater yang membuatnya tidak bebas itu, menggantinya dengan jaket seperti biasa.

"Terserah lo. Gue ke kelas Abiel dulu, kasian kalau dia nunggu."

Alva yang hanya memasukkan buku ke dalam tas, segera bangkit dan pergi meninggalkan kelas.

Jangankan ingin berkata 'Hati-hati' pada Alva, sekedar tersenyum pun Arul malas.

Arul menuruni tangga, dan tiba di koridor lantai 2, jajaran kelasnya Alma. Cewek yang tadinya sedang berjalan bersama temannya yang lain itu langsung berlari menghampiri Arul.

"Arul!!!"

Biasanya, kalau Alma memanggil Arul semanis dan tersenyum selebar itu, pasti sedang ada maunya.

Tapi Arul memilih untuk pura-pura tidak tahu.

"Tadi siapa?" Tanya Arul dengan nada sedikit mengintimidasi.

Masalahnya teman yang tadi berjalan bersama Alma adalah cowok. Arul tentu harus meneliti siapa saja cowok-cowok yang berada di sekitar Alma.

"Loh, itu kan Deri. Lo lupa?"

Deri? Oh, Deri yang pernah menjadi teman sebangku Alma waktu kelas 10 ya? Yang dulu Arul usir?

Iya, dulu Arul pernah mengusir Deri dan mengganti teman sebangku Alma menjadi Sopia.

"Ngapain lo bareng-bareng dia?"

"Namanya juga temen sekelas, Rul. Wajarlah kalau bareng-bareng. Lagian kenapa sih lo segitunya setiap kali ngeliat gue deket cowok? Lo gak naksir gue kan?"

Arul menatap sinis pada Alma. Dia memang peduli, tapi bukan berarti Arul cemburu. Kalau sudah waktunya dan Alma menemukan cowok yang baik, Arul pasti setuju.

Tapi bukan sekarang-sekarang.

"Kaya gak ada lagi cewek aja sampai gue harus naksir sama lo."

"Yeh, gue juga ogah kali sama lo. Lo sama cowok yang gue suka itu jauuuuh banget sikapnya."

Arul mendelik, "Cowok apa tadi? Cowok yang lo suka?"

Seolah baru sadar bahwa Alma keceplosan, cewek itu langsung salah tingkah sendiri. "Nggak, lo salah denger kali. Maksud gue, tipe cowok yang gue suka."

Bohong. Alma sedang berbohong sekarang.

"Lo tau, Ma? Dari semua anggota tubuh, ada satu hal yang gak bisa lo ajak bohong. Mata,"

Alma cemberut, membuat Arul semakin yakin bahwa Alma berbohong tadi.

"Jadi, siapa cowok yang lo suka itu?"

"Nanti deh, gue ceritain. Tapi lo harus beliin gue telor gulung di tempat streetfood ya? Gue lagi pengen banget telor gulung."

Dia yang keceplosan, dia juga yang berbohong, eh Arul yang di suruh traktir.

"Hm. Awas lo gak jujur."

******

Tadi, saat perjalanan pulang, Alva mengajak Abiel mampir ke salah satu cafe yang pernah di tunjukkan oleh Kak Arul. Tentunya Abiel tidak mengatakan itu pada Alva, Abiel hanya mengikuti ajakan Alva.

"Kamu harus coba cheese cake di cafe itu sih, Bil. Enak banget buat ngemil sore-sore gini."

Itu kata-kata Alva yang membuat Abiel tidak bisa menolak ajakannya. Memang, sesuka itu Abiel pada cheese cake.

Kisah Klasik [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now