Bekerja

181 20 3
                                    

Author syaa tetap up nih walaupun target vote atau komen gak tercapai sedikit pun.

Gimana ya....

Apa ninggalin jejak emang sesusah itu?

Maaf ya, tapi kalau gini terus author syaa gak tau ceritanya bosanin atau bagus.

Jadi sempat kepikiran buat hapus cerita ini....

Pendapat kalian gimana?

_hari ini memang sederhana, tapi dengan bersama mereka hari-hari ku terasa sangat sempurna_

Hari ini terik matahari begitu menyilaukan, disaat banyak anak bersekolah, salah satu pemeran utama cerita ini malah memutuskan untuk fokus pada pekerjaan sampingan. Sama seperti dua pemeran utama lainnya.

Saat ini kita diperlihatkan seorang pemuda yang kita ketahui adalah Vion sedang mengangkat batu batako satu persatu ke samping para tukang yang sedang istirahat usai selesai bekerja.

"Nak, boleh tolong aduk semen itu sekalian, tidak apa kan...."ujar seorang tukang

"Aiss biarkan saja dia yang melanjutkan pekerjaan kita. Kau terlalu baik kawan."balas tukang di sampingnya.

Tukang yang meminta tolong pada Vion itu pun langsung menoyor kepala tukang disebelahnya.

"Kau tidak boleh begitu!"ujarnya

"Tidak apa paman.... Paman tenang saja aku akan berusaha mengerjakan pekerjaan kalian dengan baik...."balas Vion

"Baiklah jika begitu, terimakasih nak."ujar tukang yang meminta bantuan Vion tadi.

Vion hanya mengangguk lalu lanjut bekerja. Menghiraukan baju nya yang sudah kotor dan tangan serta bahunya yang mulai sakit.

Jangan lupakan kepalanya yang terasa sangat pusing.

Hingga akhirnya dia diperbolehkan pulang setelah bekerja dengan cukup baik.



Kini tampak Vion sudah sampai di rumahnya dengan berjalan kaki.

Bukannya istirahat, Vion mengambil beberapa koran dari lemari lalu pergi menuju ke jalan raya setelah berganti baju.

Tak perduli dengan keringat yang terus bercucuran, Vion dengan semangat menjual koran-koran itu

"Beli, beli, korannya pak.... Korannya buk"teriak Vion terus menerus.

3 jam pun telah berlalu. Koran yang dijual Vion terjual habis dengan laris.

Dengan perlahan Vion pun mulai meneguk air minum yang ia beli.

"Huft.... Ternyata benar kata orang-orang. Dewasa itu menyakitkan."ujar Vion sembari memejamkan matanya.








Dilain sisi terlihat Rion yang sedang melayani beberapa pelanggan di cafe.

"Siang kak, ingin memesan apa?"tanyanya

"Oh, pesan kentang goreng, burger, dan coffie late nya 1"balas si pelanggan

"Baik kak, sebentar ya."ujar Rion lalu pergi menuju ruang dapur

"Paman. Ada pesanan, ini catatannya."ujar Rion sambil menyerahkan buku pesanan itu pada koki.

"Baiklah tunggu sebentar nak, kau yang mengantarkan bukan?"tanya sang koki

Rion hanya mengangguk sebagai jawaban.

12 menit berlalu.

"Ini kak pesanannya"ujar Rion menghidangkan pesanan di atas meja pelanggannya

"Ck. Aku sudah bosan menunggu terlalu lama. Pantas saja banyak yang tidak ingin membeli disini, para pelayan bahkan kokinya saja lelet sekali"cibir si pelanggan

three friendsWhere stories live. Discover now