Pertemuan

244 15 12
                                    

_singkat namun bermakna. Itulah ciri khas sebuah kata yang berguna_

Vion yang sedang termenung pun tersadar saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke taman.

Perlahan dia mengintip dari balik pohon dan melihat seorang pemuda yang tampak seumurannya sedang linglung sambil melihat sekelilingnya.

Dengan keberanian yang tersisa, Vion mendekat kearah pemuda itu.

"Apakah kau baru diusir juga? Tampaknya kau sedang tersesat?"tanya vion tanpa basa basi

Pemuda yang kita ketahui bernama Rion itu pun tersentak mendengar suara asing yang tiba-tiba memecahkan keheningan.

"Ya, begitulah. Aku sepertinya diusir dari rumahku sendiri"jawabnya singkat

"Huft oke, aku sepertinya mengerti.... Karna nasib kita sama."ujar Vion sambil menghela nafas panjang

"Maksudmu?"tanya Rion kebingungan.

"Ya.... Aku diusir juga."jawab Vion.

"Sepertinya nasib kita sedikit sama...."balas Rion

"Mungkin, iya.... Kau bena-"ucapan Vion terpotong oleh suara pemuda lain yang baru muncul.

"Hey! Ternyata ada yang senasib dengan ku juga ^^"ujar pemuda yang ternyata adalah Dion itu dengan gembira.

"Siapa dia?"bisik Vion pada Rion

"Entahlah, dia aneh."balas Rion berbisik juga.

Vion yang mendengar balasan Rion pun mengangguk setuju.

"Emm.... Apakah kau diusir juga?"tanya Vion dengan perlahan

"Ya, seperti yang kau lihat."jawab Dion mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Lalu kenapa kau senang?"tanya Rion kebingungan

"Karna aku bisa mendapatkan teman baru seperti kalian"jawab Dion sambil bertepuk tangan

"Hey! Sejak kapan kita berteman !?"bentak Vion tidak setuju

Dion yang mendengar bentakan itu pun tersentak lalu kemudian menunduk murung.

"Baiklah.... Maafkan aku"ujarnya sambil mulai berjalan perlahan
menuju kearah lain.

Rion yang menyaksikan kejadian itu pun langsung menginjak kaki Vion.

"Kau menyebalkan! Tidakkah kau lihat dari senyumnya saja dia sedang pura-pura gembira!"ujar Rion kesal.

"Yak, sakit! Aku mana tau bahwa dia sedang sedih.... Ya walaupun dia tampak sedang tidak baik-baik saja sih...."balas Vion sambil memperhatikan Dion.

Rion yang terlanjur kesal pun langsung berlari menghampiri Dion lalu menariknya kedalam sebuah dekapan hangat.
Vion hanya mengikuti dari belakang.

"Hey, apa yang membuatmu terlihat sedih hm?"tanya Rion

"D-dia membentakku hiks, bunda dan ayah juga sama hiks.... Apakah aku memang sangat merepotkan hiks? Apakah aku tidak pantas untuk bahagia? Apakah hadirku cuma bisa menimbulkan kesialan dan ketidak nyamanan saja hiks"jawab Dion sambil cecegukan dan memejamkan mata.

Vion yang mendengarkan keluh kesah Dion pun menunduk dengan mata berkaca-kaca.

Dengan perlahan dia pun menatap Rion yang menganggukkan kepalanya perlahan. Setelah itu Vion langsung menarik tangan Dion lalu mendekapnya ke pelukan hangatnya.

"Maafkan aku hm? Aku yang salah.... Tidak seharusnya ku membentakmu...."bisik Vion

Dengan sedikit keberanian, Dion pun mengangguk lalu mulai membalas pelukan Vion dengan perlahan.

three friendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang