Chapter 7 : Hati Dari Batu

2 0 0
                                    

Sudah hampir lima bulan Anoushka tidak mengunjunginya, Hayyan Asher Bharion Allen tidak tahu apakah dia harus senang atau sedih karena itu.

Ini seperti kembali pada titik awal sebelum Anoushka hadir dalam hidupnya yang membosankan. Hayyan terus berpikir, apakah keputusannya salah?

"Sudah lebih dari dua ribu tahun, Maximillian. Aku masih belum bisa melupakan wajahmu. Ini benar-benar menyebalkan."

Hayyan sudah sering membayangkan akan seperti apa pertemuan pertama mereka nanti. Awalnya dia membayangkan kalau dia akan memeluknya, menumpahkan semua kerinduan dan kesedihannya, tapi sekarang semuanya sudah berbeda.

Dia bersumpah kalau dia pasti akan menghajar dan mencekik pria itu nanti, atas semua kekecewaan dan kebencian ini. Betapa sakitnya terus berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Entah siapa yang tahu jika orang itu benar-benar bereinkarnasi, bagaimana jika dia masih ada di neraka sampai saat ini?

"Bocah kecil, haruskah aku membuka hati untukmu? Tapi aku adalah orang yang sudah melihatmu tumbuh selama ini, aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa kalau kamu dan aku memiliki sebuah hubungan romansa. Bukankah akan sangat canggung?"

Membayangkan kalau anak itu sangat kecewa dengan penolakannya, hati Hayyan semakin tidak bisa tenang. Dia ingin segera bertemu dengan Anoushka dan mengatakan kalau dia akan berusaha untuk membuka hatinya.

Ya Tuhan, dia sangat kesepian.
Sekarang rasanya menjadi ribuan kali lebih membosankan daripada sebelumnya. Setelah Hayyan mengenal Anoushka, dia sudah sangat terbiasa dengan kehadiran dan keramaian gadis itu.

"Aku merindukan kalian. Anoushka, Maximillian, kalian berdua adalah orang-orang yang sangat penting dalam hidupku. Anoushka, kenapa hatiku sakit sekali setiap kali aku memikirkanmu? Sungguh, aku tidak tahan lagi. Kembalilah padaku, jangan lupakan aku... Aku menyesali kata-kata terakhir yang aku katakan padamu.. Jangan,"

Mata Hayyan berkaca-kaca, dia menahan sekuat yang dia bisa, dia sangat sakit, dia ingin menangis, tapi apakah akan ada air mata yang masih bisa keluar?

"Kumohon, jangan anggap aku tidak pernah ada."

***

Sementara itu, di tempat lain.
Anoushka sedang merasa gelisah di kamarnya. Dia sedang mempertimbangkan apakah dia harus mengunjungi menara, atau mengabaikan Hayyan sampai jantung berlian itu didapatkan.

Anoushka ragu kalau Hayyan akan membalas perasaannya, kata-kata yang dia ucapkan saat itu seharusnya sudah menjelaskan semuanya.

Hayyan tidak pernah memiliki perasaan yang sama. Hayyan pasti hanya menganggapnya sebagai teman, atau bahkan lebih buruk lagi, bagaimana kalau Hayyan melihatnya sebagai keluarga?

Hayyan selalu memanggilnya bocah kecil, gadis kecil, dan memanggil dirinya sendiri dengan sebutan pria tua dan leluhur. Bagimana jika benar Hayyan menganggap hubungan mereka sebagai sosok anak dan bapak?

Itu sangat mengerikan hanya dengan membayangkannya saja. Kalau begitu, berarti tidak akan ada kesempatan untuk mereka bisa berada dalam hubungan romantis.

Anoushka berjalan menuju balkon kamarnya, hatinya semakin gelisah karena pikirannya bercabang ke mana-mana.

Tadi siang dia dan Tristan sudah membahas tentang masalah naga yang dia dan rekan-rekannya temukan. King William juga ikut memberikan saran, Panglima Rafael juga hadir dalam pertemuan itu.

Hasil keputusan mereka adalah, mereka akan memancing kepala ular itu keluar dari pintu gua, kemudian menembaknya dengan obat bius. Setelah ular itu tidak sadarkan diri, mereka akan mengambil jantung berliannya tanpa harus membunuh ular tersebut.

Mercury Of UsWhere stories live. Discover now