Chapter 2 : Teman Baik

4 0 0
                                    


Mesotavia, 5 Februari 1955

Setelah melalui banyak kesulitan dan air mata darah, Anoushka Elizabeth Ludwig berhasil melewati ulang tahunnya yang ke sembilan belas.

Raja William mengatakan bahwa beliau akan memberikan apa saja yang diinginkan oleh putrinya itu sebagai hadiah ulang tahun. Raja sangat menyayangi Anoushka karena hanya dia satu-satunya yang tersisa dari mendiang istrinya. Ratu Athanasia Elizabeth Ludwig wafat ketika Anoushka berusia satu bulan.

Wajah Anoushka adalah kembaran ibunya, mereka sangat identik jika saja warna rambut dan warna matanya tidak seperti ayahnya. Karena kemiripan itu juga Raja William semakin menyayanginya, disaat beliau sedang rindu pada Athanasia, beliau bisa melihatnya dari wajah Anoushka.

Di tengah meriahnya pesta, Anoushka terlihat tidak bahagia. Dia kembali mengingat ancaman dari ibu tirinya, Queen Roseanne Willington, putri bangsawan dari Dataran Selatan itu masih berusaha untuk terus menyiksa batin dan fisiknya bahkan setelah bertahun-tahun.

Dengan semua kelicikan dan tipu dayanya, Raja William tidak tahu apa pun sampai detik ini, beliau buta dan tuli akan semua penyiksaan terhadap putri tunggalnya itu. Apalagi mereka hanya bertemu paling sering satu kali dalam seminggu, membuat Roseanne semakin leluasa dalam perbuatannya.

Dan Anoushka juga tidak berniat untuk mengadu, ayahnya sudah sangat disibukkan dengan urusan negara. Dia tidak ingin menambah beban lain untuk dipikirkan oleh ayahnya. Lagipula, Roseanne terlihat sangat mencintai ayahnya, mungkin karena Anoushka yang sangat mirip dengan mendiang ibunya, itu membuat Roseanne sangat membencinya. Roseanne adalah selir yang diangkat menjadi permaisuri setelah Ratu Athanasia wafat.

Anoushka selamat dari tujuh kali percobaan pembunuhan, dibiarkan kelaparan, dan sering disalahpahami. Entah karena keberuntungannya yang sangat bagus atau karena malaikat maut yang enggan mengambil nyawanya. Takdir yang membuat dia hidup dan selamat sampai hari ini..

Draco Aston Ludwig sangat ceria seperti biasanya, "Selamat ulang tahun kakak. Semoga kakak selalu bahagia dan segera menggapai semua cita-cita." Dia memberikan kotak kecil yang dibungkus oleh pita pada Anoushka.

Anoushka mendapatkan keceriaannya kembali setelah melihat Draco, dia adalah saudara kesayangannya. Adik bungsunya itu selalu bisa membuat suasana hatinya membaik, "Terimakasih banyak, Draco."

Draco tersenyum memamerkan giginya, "Pakailah~~ aku ingin melihatnya.."

"Baiklah , baiklah.. Berhenti merengek, kamu sudah besar." Kata Anoushka sambil tersenyum lebar.

Anoushka membuka kotak itu, rupanya Draco memberikan kalung platinum dengan bandul berbentuk bunga matahari, di sekeliling matahari itu dihiasi oleh batu safir kuning. "Cantik sekali, terimakasih Draco." Anoushka memakainya.

"Semoga selalu ada cahaya yang menyinari kegelapanmu kak, matahari itu akan menerangi dan melindungimu."

King William berkomentar, "Itu sangat cocok dengan kulit pucatmu, Elizabeth."

Anoushka menjawab, "Terimakasih banyak, aku akan terus memakainya mulai hari ini."

Wajah Draco merona karena senang kalungnya sangat cocok dipakai oleh kakaknya. Dan Anoushka menyukai kado darinya.

Erlang Aston Ludwig juga mengucapkan selamat kepadanya. "Selamat ulang tahun, kakak putri. Semoga Anda panjang umur dan sehat selalu."

"Terimakasih banyak, Erlang."

Erlang terlihat ramah walau pun dia masih tidak terlalu ramah, "Kado dariku akan diantarkan ke kamar Anda, semoga kakak menyukainya."

"Ah, terimakasih. Aku akan menantinya."

Mercury Of UsWhere stories live. Discover now