Chapter 6 : Misi Ular Naga

1 0 0
                                    


Musim berganti, kemarau tiba dengan senyum cerah matahari menyapa bumi. Tristan bangun dari tidurnya dengan hati yang tidak tenang.

Dia bermimpi buruk.
Sangat, sangat buruk.

Memori-memori dari masa lampau terus berputar di kepalanya, tentang bagaimana dia mati, dan bagaimana dia hidup kembali berkali-kali.

Tentang rasa sakit pada kematian pertamanya. Itu benar-benar sesuatu yang tidak ingin dia ingat kembali. Semua itu ia jalani dengan tabah karena dia masih tidak bisa beristirahat dalam damai, dia mencari seseorang.

Sekarang dia sudah memiliki petunjuk, Tristan yakin kalau pria yang diceritakan oleh Anoushka adalah 'dia'. Tapi untuk sekarang Tristan akan bersabar dan tidak tergesa-gesa, dia akan bermain dengan cantik bersama Anoushka.

Walau pun sebenarnya dia sangat ingin mengguncang-guncang wanita itu untuk bertanya dan meminta Anoushka membawanya menemui pria itu. Tapi Anoushka pasti akan ketakutan dan malah semakin menjauh, jadi dia bermain tenang.

Tristan Martin melakukan pencarian di sekitar pegunungan Mesotavia. Dia telah berjanji pada Anoushka kalau dia pasti akan mendapatkan berlian merah itu, walau pun niat dalam hatinya berbeda, dia mengatakannya seolah semua ini demi Anoushka.

Pegunungan itu dinamai 'Gunung Naga Yang Tertidur'

Tristan Martin turun dari helikopter, mendarat di dekat sungai. Sepuluh orang dengan senjata lengkap ikut turun bersamanya, kemudian lima helikopter itu mendarat di tanah yang lapang.

"Apakah persenjataan aman?" Tanyanya

Pria berkulit putih yang memakai topi, Brigadir Atena Marimir, menjawab, "Semuanya lengkap, Mayjen."

Kesepuluh orang itu semuanya membawa ransel besar di punggung mereka. Kecuali Tristan Martin yang hanya membawa senjata dan peta. Sebelum melanjutkan, dia bertanya kembali pada rekan-rekannya.

"Aku akan bertanya satu kali lagi, jika dari kalian ada yang fobia ular sebaiknya angkat tangan dan mundur sebelum menyesal." Tristan memandangi mereka semua satu per satu. Semuanya menggelengkan kepala dan memasang wajah serius.

"Pangeran Draco? Anda yakin tidak takut dengan ular?"

Draco Aston Ludwig yang memaksa ingin ikut membusungkan dadanya, dia menjawab dengan serius dan percaya diri, "Di dunia ini tidak ada yang akan membuatku takut, kecuali mengecewakan kakak Anoushka."

"Aku yakin dia akan meneriaki Anda jika tahu adik kesayangannya memaksa ikut berburu."

Pangeran Draco masih percaya diri, "Aku akan menanggung konsekuensinya, Mayjen."

Tidak berdaya, Tristan Martin hanya bisa berharap semoga Anoushka tidak akan memarahi dirinya saat mereka kembali. "Bagus. Ayo kita selesaikan misi ini dengan cepat."

Delapan jam sudah mereka mencari letak gua naga, tetapi belum ada petunjuk tentang keberadaannya. Akhirnya mereka beristirahat untuk makan dan minum.

Atena Marimir bertanya, "Mayjen, sebenarnya apa yang akan kita cari dari gua naga? Kami memang pernah dengar tentang sarang ular dan harta malapetaka itu, tetapi bukankah itu hanyalah legenda dalam cerita rakyat?"

Tristan menjawab tanpa tersinggung, "Harta itu benar-benar ada, Atena. Kalau dalam lima hari kita belum menemukannya, kita akan berhenti."

Pria berambut pirang, Brigadir Olga Nickolas Yosea, bertanya, "Peta itu sepertinya kurang akurat. Itu tidak menggambarkan secara rinci isi hutan ini. Hutan dan pegunungan Naga Yang Tertidur sepertinya belum tersentuh peradaban, bagaimana kita akan menemukannya tanpa sebuah petunjuk?"

Mercury Of UsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt