#20 REAL LIFE

17 5 0
                                    

"Loving is hard, it don't always work

You just try your best not get hurt

I used to be mad, now I know

Sometimes it's better to let someone go

It just hadn't hit me yet, the older I get..."

(Older- Sasha Sloan)


Naraya kembali ke kantor sepuluh menit setelah jam kerja usai dan mendapati Vicky, Rena, Gugi dan Putra masih di sana. Mereka tengah berkumpul di meja rapat, masing-masing dengan ponsel di tangan.

"Belom pada pulang?" Tanya Naraya sambil melihat arlojinya.

Bukannya menjawab, wajah keempatnya malah menunjukkan ekspresi tegang.

Naraya menyimpan tas dan ponsel di meja dan seketika menyadari ada yang tidak beres.

"Ada apa?" Tanyanya seraya mempersiapkan diri untuk kemungkinan buruk yang akan dia dengar sore ini.

"Mbak..." Vicky mendekati Naraya. Dia lalu mengangsurkan ponselnya, memperlihatkan sesuatu. "Rio."

Cepat Naraya meraih telepon genggam Vicky dan melihat sebuah unggahan di akun gosip media sosial yang melaporkan bahwa Rio membawa lari sejumlah uang pesanan yang ternyata milik banyak pelanggannya. Foto Rio dipajang dan juga foto obrolan-obrolan online dari beberapa pelanggan yang sejak lima hari lalu tidak bisa menghubunginya. Sejauh yang tercatat, Rio sudah melarikan uang kurang lebih sebanyak tiga puluh juta rupiah.

"Tiga puluh juta?!" Naraya disengat kekagetannya sendiri. Dia menatap Vicky. "Dan itu belom termasuk uang kita!"

"Uang kita berapa, Mbak?" Tanya Vicky.

"Sebelas kurang," jawab Rena. Sebagai staf yang mengurusi bagian keuangan, dia tahu pasti jumlah uang yang masuk dan keluar di perusahaan ini.

Tubuh Naraya mendadak lemas. Dari semua pesanan suvenir tumbler yang masuk ke Rio, ada yang dijanjikan akan diantar ke klien dalam empat hari. Tapi yang paling menganggu pikirannya, kenapa Rio?

Naraya seketika ingat seseorang. Dia lalu mencari nomor kontak Lely, istri Rio. Nihil. Nomornya juga tidak bisa dihubungi.

"Jadi... gimana, Mbak?" Tanya Rena pelan. Kekhawatiran jelas tergambar di wajahnya.

"Sebentar." Naraya duduk di kursi terdekat. Menurut video pendek yang pernah dia tonton, stres di otak manusia ternyata hanya mampu bertahan selama sembilan puluh detik. Stres yang berkepanjangan adalah akibat dari seseorang yang memikirkan masalah yang sama terus menerus. Jadi selama satu setengah menit ke depan, Naraya akan mencoba memusatkan konsentrasi untuk mengatur napas, meregulasi emosi dan fokus pada solusi masalah yang tengah dihadapi.

Tarik napas pelaaaan. Tahaaaan. SEBELAS JUTA! Hembuskaaan.

Tarik napas pelaaaan. Tahaaaaan. SIALAN SI RIO!! Hembuskaaaan.

Tarik napas pelaaaaan. Tahaaaaan. Hembuskaaan. AAAAAAAARGH!!!!

Naraya tetap stres, tapi dia harus membuat keputusan. Terlebih saat keempat anak buahnya tengah menatapnya, menanti dengan harap-harap cemas.

Naraya menarik napas panjang sekali lagi. Dia berusaha keras menenangkan dirinya sendiri.

"Gini aja. Kita coba cari alternatif suvenir untuk yang paling dekat hari penyerahannya. Itu buat wedding atau apa, sih?"

HATTRICK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang