9. Rey berpaling?

50 9 0
                                    

Jika tidak bersamamu akan lebih baik, maka kebaikan itu adalah yang paling buruk.

Rey
~
~
~

Malam ini Rey mengajak Ayala pergi ke sebuah kafe di tengah kota yang menyajikan keramaian lalu-lalang kendaraan dari jendela dekat tempat duduknya.

Rey menyudahi acara ngambeknya pada gadis itu, yang terpenting sekarang Ayala bersamanya.

"Kak, lo gak rindu apa sama gue, kita udah gak ketemu seminggu." Rey membuka pembicaraan.

"Rindu," jawab Ayala setelah menelan sesuap pasta.

Mendengar itu membuat senyum Rey terbit di wajah tampannya, hanya satu kata kejujuran dari mulut Ayala mampu membuat perasaannya bahagia.

Choki sudah kembali ke lautan jadi Rey tidak perlu takut untuk menemui Ayala, kebahagiaan ini juga bertambah dua kali lipat sebab Ayala akan pulang kembali ke rumah Elyara bersama Rey.

"Padahal aku ingin sesekali ikut Daddy ke rumah tante Laui, ketemu Chikey juga, tapi nggak pernah diajak," celetuk Ayala dengan bibir bawah dicebikkan.

Rey menggaruk rambutnya yang tak gatal, sebenarnya dari dulu ia juga ingin sekali memberi tahu Ayala bahwa Choki adalah manusia Duyung yang sekarang hidup di lautan bersama pasangannya.

Jujur Rey juga ingin memamerkan ekor indahnya pada Ayala, berenang meliuk-liuk membuat Ayala takjub adalah salah satu cita-cita Reyga.

"Kamu tahu kan dimana rumah tante Laui?"

Seolah dapat membaca isi pikiran Rey, Ayala melontarkan pertanyaan yang membuat cowok itu kelabakan.

"Hah.. eng-enggak kok!" Rey menggelengkan kepalanya brutal.

"Bohong." Ayala memicingkan mata curiga.

"Ya tahu di luar negeri 'kan? gue cuma tahu mereka tinggal di LA, tapi nggak ngerti alamat lengkapnya."

Ayala menghela napas kesal.

Lima menit lewat terasa membosankan, Rey mengajak Ayala keluar kafe dan memilih berjalan-jalan tanpa tujuan di sepanjang trotoar.

Alzer belum mengizinkan putranya mengendarai vespa nya lagi, agak geli bagi Rey yang tadi menaiki taksi bersama Ayala menuju kafe itu.

Pemandangan indah kelap-kelip lampu kota seakan terkalahkan dengan paras cantik dengan rambut panjang Ayala yang tertiup angin.

Rey mengecup singkat punggung tangan gadis bermata sayu itu.

"Cantiknya pacar ku," puji nya terus terang.

"Kamu itu adik saya, ingat!" Ayala berkacak pinggang sambil memasang wajah garang.

"Oh ya? kalau begitu saya siap didepak dari kartu keluarga agar menjadi orang asing yang siap melamar mu, nona manis." Rey menaik turunkan alisnya.

Ayala tergelak mendengar ucapan Rey, jika saja dia bukanlah seorang anak yang memanggil 'Mama dan Papa' pada kedua orang tua Rey, mungkin bisa saja Ayala menerima perasaan Rey meskipun usia kedua nya terpaut cukup jauh.

Tapi jujur, Ayala tidak memliki perasaan lebih pada Rey karena sedari kecil dia berperan sebagai kakak dari laki-laki manja dan nakal ini.

"Aku mau pacaran sama orang ganteng."

"Memangnya siapa yang bisa ngalahin ketampanan Reyga Kalayoltra, hm?" tandas Rey.

"Matthew ada, temen-temen kamu juga ganteng, tapi yang hampir setara sama kegantengan Rey itu kayaknya pak Zaviyar deh," ceplos Ayala membuat Rey mendelik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BRUTALWhere stories live. Discover now