7. Rey memilih

456 76 28
                                    


Tolong tunjukkan kalau kalian masih menantikan cerita ini, komen dan vote sepi aku jadi bingung mau ngelanjutin cerita ini atau enggak🙂

Sudah sekitar tujuh hari Rey tak bertemu dengan kedua orang tuanya, dia menikmati hidupnya didalam air laut asin yang dalam.

"Gue bosen makan dari laut mulu, pengen ayam gepuk." Rey mendesah kecewa dengan ekor yang digoyang-goyangkan.

"Apa itu ayam gepuk?" tanya Duyung cantik yang duduk di samping Rey.

Rey menatap Duyung cantik ini sekilas, dia jadi memiliki ide licik untuk mengajaknya berbuat nakal.

"Makanan manusia, ayam digoreng terus digepuk diatas sambal yang pedes banget, mantep deh." Rey mendeskripsikan ayam gepuk dengan dramatis, "lo mau nggak?"

Lawan bicaranya itu mengangguk dengan semangat membuat Rey menyunggingkan senyum.

Auristela Basagita merupakan duyung satu-satunya yang dapat diajak interaksi oleh Rey, dia bisa bahasa manusia walaupun tidak sepenuhnya.

Padahal Rey bisa saja mengobrol dengan Chikey, putrinya Choki. Namun ia terlalu kritis, Rey jadi bingung sendiri jika mengobrol dengan Chikey.

Tanpa memikirkan resiko membawa Auris pergi ke daratan, Rey segera menggamit jemari Duyung itu berenang-renang menuju ke tepian, dari raut wajahnya Auris tampak senang.

Sebelum sepenuhnya menginjak daratan, mereka masuk ke dalam karang besar yang biasanya digunakan Rey untuk berganti baju, disana ada sekitar sepuluh potong celana dan baju milik Rey yang ia simpan dengan hati-hati agar tak terkena air.

"Wah, ekornya jadi kaki!" pekik Auris kegirangan melihat ekor Rey telah berubah menjadi sepasang kaki manusia.

"Auris merem!" Rey menjerit sambil menutupi bagian bawahnya, sudah tujuh hari Rey menjadi Duyung, otomatis ketika ia kembali menjadi manusia tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.

Mata Auris berkedip-kedip lucu kemudian menutupi matanya sesuai perintah Rey.

Setelah Rey mengenakan pakaiannya, ia segera memakaikan sweater over size miliknya yang berwarna abu pada Auris sebelum gadis itu berubah menjadi manusia.

"Yeayyy, aku pakai baju." Auris berjingkrak kegirangan.

"Eh tunggu dulu, Au." Rey mencekal lengan Auris yang hendak berlari, "pakai celana dulu nih."

Boxer hitam pendek milik Rey yang belum pernah ia pakai diberikan pada Auris, dia memalingkan wajah ketika gadis itu hendak mengenakan boxernya.

"Udah!" Jeritan Auris membuat Rey membuka mata.

Cowok itu mengulum senyum melihat penampilan Auris, boxer pendek itu terturup sweater yang nyaris menyentuh lutut Auris, dia nampak menggemaskan dengan rambut setengah basah yang acak-acakan.

"Au dengerin gue ya, di darat gak boleh teriak-teriak kayak tadi nanti disangka orang gila, terus gak boleh kena air," tutur Rey.

Auris mengetukkan jari telunjuk didagu, "tapi kalau aku haus, gimana?"

"Bisa minum kok, tapi hati-hati, nanti gue bantu, okay?" Tangan Rey bergerak mengacak pelan kepala Auris kemudian menata rambut panjang gadis itu menggunakan sela-sela jarinya.

Setelah dirasa cukup, mereka berjalan hati-hati menelusuri batu karang yang mirip gua ini hingga keluar dari ujung yang langsung mengarah ke pasir putih.

Rey terbahak-bahak melihat cara jalan Auris yang mirip pinguin, gadis itu menatap Rey bingung dengan menggaruk pipinya yang lumayan chubby.

"Jalannya biasa aja kali, Au. Kayak gue nih." Rey mempraktikkan jalannya dengan tampang sok keren.

BRUTALWhere stories live. Discover now