PROLOGUE

836 125 8
                                    

Kansas city
United States of America
2018

"Apa kau mahasiswa magang yang baru?"

Suara ketukan sol sepatu yang bergema di ruangan berarsitektur gaya abad pertengahan itu membuat sosok perempuan yang berdiri menatap jejeran foto berbingkai pada tembok, menoleh dengan cepat. Wanita dengan perawakan tinggi dan tegap berjalan dengan langkah tegas hingga menghasilkan suara ketukan yang terdengar stabil. Rambut ikal pendek yang disematkan di belakang telinga membuat wanita berkepala dua itu masih terlihat lebih energik.

Wanita muda yang tadi diajak bicara mendesah pelan "uhm iya nyonya."

Mata mereka bertemu tatap setelah kemudian berdiri dalam posisi sejajar "nama saya Rose,"

"Rosanne Elizabeth."

Bibir tipis dengan warna merah terang yang memenuhi seluruh permukaan bibirnya kembali bersuara "apa kau orang Prancis?"

Tatapan penuh selidik diterima oleh Rose dari wanita di hadapannya. Mengamati setiap bentuk wajahnya. Dengan gugup karena tiba tiba ditanya soal kewarganegaraan Rose hanya menjawab dengan anggukan kepala beberapa kali.

"Aku bisa lihat dari matamu." wanita tegas itu menjentikkan jarinya

"Baiklah, kau bisa memulai kerja hari ini. Karena di suratmu mengatakan kau dari fakultas sastra, ku harap kau bisa mempelajari semua sejarah benda benda yang terpajang di sini."

Suara ketukan sol sepatu itu kembali terdengar setelah si empunya berbalik arah dan melangkah kemudian disusul oleh Rose dengan langkah terburu.

"Museum buka jam 10 dan tutup jam 5 sore selama 6 hari. Libur di hari Senin. Pastikan kau tidak datang terlambat."

Wanita itu terus menjelaskan sambil tetap melangkah dengan kaki jenjangnya. Rosanne yang mengekor di belakang mencatat semua informasi yang dilontarkan atasannya.

"Semua benda disini tidak masalah jika ada anak atau pengunjung yang memegangnya. Tapi yang itu," tangannya menunjuk pada benda benda yang ada di sebrang

"Benda yang disana dilarang untuk di sentuh kecuali oleh pengurus ketika hendak di bersihkan."

Mereka berpindah tempat menuju jejeran benda yang dimaksud. Jejeran benda benda dengan bahan besi, ada tank, meriam dan benda sejenisnya. Memang kebanyakan benda yang terbuat dari bahan seperti itu dilarang untuk disentuh, sebabnya tangan pengunjung kadang memiliki keringat yang akan mengikis permukaan benda atau membuat catnya pudar.

Rose mengangguk patuh sambil terus mencatat agar ia tidak lupa apa apa saja yang telah dijelaskan padanya.

Bangunan ini sangat luas karena merupakan museum nasional di kota Kansas. Benda benda yang dipajang disana merupakan benda peninggalan perang dunia pertama. Semua lengkap terpajang dari benda terkecil seperti lencana sampai benda paling besar seperti meriam dan tank. Bahkan pakaian prajurit yang bertugas terpajang rapi di lemari kaca. Semua benda terlihat indah karena tertata rapi. Padahal jika dilihat sebelumnya benda benda disana adalah saksi bisu terhadap kekerasan yang pernah terjadi tahun 1914 sampai 1918 silam.

Mereka berhenti di depan jejeran pigura sepanjang tembok. Semua foto lengkap terpajang disana. Mulai dari poster untuk anggota TNI, foto jejeran keanggotaan, semua pimpinan bahkan foto saat berperang di Medan perang semua foto terpajang rapi. Rosanne berjalan menatap semua foto disana. Langkahnya pelan seolah menikmati semua yang disajikan. Memperhatikan satu persatu tokoh yang berhasil merebut kemenangan dari pasukan Jerman.

GERMANY, 1917 (The Train Love and Fire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang