"(Name)-Chan memintamu berhenti mengejeknya Atsushi-Kun." Kali ini Dazai membuka suara.

"Aku tidak mengejek Senpai kok, lagi pula Kyoka-Chan lebih pen-" Atsushi menghentikan ucapannya setelah diberikan death glare oleh Kyoka. "T-tidak jadi."

Seisi ruangan tertawa melihat interaksi antara Atsushi dan Kyoka.

"Oy Dazai! Bantu aku membawa piring-piring ini ke meja." Kunikida terlihat kesusahan saat mengangkat piring-piring itu, lagi pula untuk apa piring sebanyak itu?

"Tidak mau~" ucap Dazai dengan santainya.

"Anu, boleh aku bantu Kunikida-San?" Kamu menawarkan bantuan padanya.

"Tidak perlu-" satu piring hampir terjatuh dari genggamannya jika tidak ditahan olehmu.

"Sepertinya aku harus membantumu Kunikida-San." kamu mengambil separuh tumpukan piring itu dari tangan Kunikida dan membawanya menuju meja.

Semuanya sibuk mempersiapkan pesta penyambutanmu, kecuali Dazai dan Ranpo tentunya.

"Ranpo, bantu teman-temanmu." tegur Fukuzawa pada Ranpo yang tengah memakan permen sambil memandang ke luar jendela.

"Sacho, sepertinya malam ini kita kedatangan tamu, jangan sampai lengah sedikit pun," Ranpo menunjuk beberapa orang yang tengah berjalan. "Mereka semua adalah mata-mata dari Port Mafia."

"Kenapa terang-terangan sekali? Apa itu jebakan?" Fukuzawa ikut menoleh ke luar jendela.

"Sepertinya bukan, mereka memang sengaja terang-terangan begitu untuk memantau situasi, lihat saja ada alat komunikasi dikerah baju mereka." Kamu tiba-tiba sudah berada di samping Ranpo.

'Anak ini, auranya tidak terasa' Ranpo memandangimu, hingga tak sadar mata kalian bertemu.

"Ada apa Ranpo-San?" Kamu menatap bingung Ranpo. "T-tidak apa-apa, bagaimana menurutmu dengan Agensi ini?" Akhirnya pertanyaan yang selama ini kamu nanti keluar juga.

"Aku baru mengenal Agensi ini, jadi aku tidak bisa menyimpulkan apa-apa kecuali satu ..." Kamu menatap ke luar jendela, terlihat matahari yang mulai tenggelam.

"Agensi ini penuh dengan orang baik!" Senyuman hangat terukir diwajah manismu, pantulan senja terlihat dikedua manikmu.

"Aku tidak salah memilih orang, ya kan Ranpo?" Bisik Fukuzawa pada Ranpo.

"Um, untuk saat ini." Ranpo kembali memandangi sang senja.

"Nah, semuanya sudah siap, sekarang ayo kita berpesta." Yosano menarik tanganmu menuju meja penuh makanan itu.

"Uwah, makanannya banyak sekali!!" Kamu berbinar melihat makanan yang sudah tertata rapih di atas meja.

"Ini semua dipersembahkan untuk (Name)-San loh! Jadi makan yang banyak ya!" Naomi menyodorkan mochi rasa vanilla dan mangga secara bersamaan.

"Arigato, Naomi-Chan." Kamu mengambil keduanya dan memakan vanilla dahulu. "Oishi ..." tiba-tiba kamu meneteskan air mata. "Are? Ah gomenasai aku permisi sebentar, kalian lanjutkan saja ya ..."

✧✧✧

Kamu pergi keluar, sekarang sudah hampir malam tapi kamu tidak mempedulikannya.

"Baka, kenapa sekarang aku jadi cengeng begini sih?" Kamu pergi ke taman di sekitar Agensi. "Oka-San benar, kalau kita sedang sedih solusinya adalah ketenangan."

"Tapi bukan begini caranya," tiba-tiba saja Ranpo sudah berada di belakangmu, pandangannya tertuju padamu seorang. "Gunanya teman itu sebagai penghibur saat kita sedang sedih, tapi kau malah menghibur dirimu sendiri."

Ranpo duduk di sampingmu, ikut terlarut dalam indahnya langit malam. "Langit itu indah kalau dihiasi bintang, sama sepertimu," Kamu menoleh padanya. "Kamu indah kalau dihiasi kebahagiaan."

Satu kalimat itu bisa membuatmu meneteskan air mata sangat deras, rapuh sekali hatimu.

"Nande? Kenapa hanya aku yang masih hidup ... kenapa aku tidak ikut mati ...." Kamu mendongakkan wajahmu agar tidak menangis, sayangnya itu tidak berguna.

"Itu sudah takdir, kau di takdirkan untuk hidup agar dapat menemukan Sachiyo-San bukan?" Ranpo bersandar pada sandaran kursi taman.

"Ranpo-San, apa kau bisa berjanji padaku?" Kamu memandang Ranpo masih dengan wajah yang berantakan sehabis menangis.

"Apa itu?" Manik kalian bertemu.

"Bisa kau berjanji untuk selalu berada di sampingku sampai aku menemukan Oto-San?" Kamu menaikkan jari kelingkingmu.

"Aku ...."

—————————————————————

Halo semua!

Kira-kira jawaban Ranpo apa ya?
Ran minta maaf ya semua, kalau book ini banyak nangis-nangisnya, soalnya mood Ran emang lagi suka nangis akhir-akhir ini. Jadi mohon dimaklumi kalau di book ini kalian jadi cengeng, sebagai gantinya setiap chapter pasti ada manis-manisnya dari berbagai male lead mulai Dazai - Fyodor.

Mata ne~!

𝑫𝒂𝒚𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕Where stories live. Discover now