Tinggal Bersama

116 24 6
                                    

"Gue enggak setuju lo balikan sama ruby" Jeno melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajahnya yang masam

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Gue enggak setuju lo balikan sama ruby" Jeno melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajahnya yang masam.

"Ruby enggak salah no, dia terpaksa ngelakuin itu semua, monic udah cerita semuanya" jendra mencoba menjelaskan alur masalah yang terjadi kepada jeno, namun jeno seakan menutup rapat telinga dan juga matanya.

"Ck, di permainin bukannya pergi! Malah makin bucin lo? Gak waras!" Jeno melirik ke arah jendra dengan marah, dari awal memang jeno tidak menyukai sikap ruby.

"Monic udah kasih bukti ke gue kalo ruby memang nggak salah no"

Jendra kembali meyakinkan sahabatnya, bahwa ruby memang di paksa oleh monic dan juga axel untuk mendekati dirinya, memecah Triple je, membuat pertemanan mereka hancur.

"Terserah lo deh jen, yang ngerasain cintanya, bucinnya kan elo, dan nanti yang ngerasain sakitnya juga lo!"

"Udah-udah, kita udah komit soal ini, urusan percintaan masing-masing, enggak boleh ada yang ikut campur" tutur jemin untuk mengingatkan jeno dan jendra.

"Gisella Sakit apa?"

"Gue belum bisa cerita sekarang jen, gisella ngelarang gue cerita ke siapapun soal penyakitnya" tutur jeno dengan raut wajah sedih.

"Apapun itu semoga ella cepet sembuh ya"

"Ella?" Jemin mengulang kembali ucapan jendra. "Ella? Udah ikut-ikutan si ruby lo?"

Jendra hanya terkekeh sembari menggaruk kepalanya, memang sejak bersama gadis itu jendra sedikit berubah menjadi lebih manis, kebiasaannya pun kini mengikuti kebiasaan ruby, yah namanya juga sedang jatuh cinta.

"Bentar lagi balik, kita tengok adik lo aja gimana no?" Ajak jemin.

"Enggak usah, secara fisik adik gue baik kok jen" timpal jeno.

"No, adik lo odgj?"

"Bangsat! Ati-ati kalo ngomong" jeno meradang mendengar ucapan yang keluar dari mulut jemin.

"Gak gitu no, lo bilang fisiknya baik" jemin sungguh merasa bersalah. "Maap kalo gue salah, gue cuma peduli"

"Sorry jem, gue juga kebawa emosi"

Jemin merangkul pundak jeno. "Apapun itu, semoga ella cepet sembuh ya"

Jeno tersenyum ke arah jemin dengan gemas. "Kenapa lo jadi ikut-ikutan manggil ella?"

"Permisi kak"

Suara seorang perempuan membuat ketiganya menengok bersamaan ke arah sumber suara.

"Yang, lo ngapain disini?" Jendra langsung beranjak dari kursinya untuk mendekati ruby.

Ruby cengengesan, di kedua tangannya membawa parcel buah dan juga beberapa kantong begisi makanan. "Mau ngajakin nengok ella"

"Kak? Sejak kapan lo sopan sama senior?" Sindir jemin, pasalnya ruby selama ini tidak pernah memanggil mereka dengan sebutan kakak.

The Story of Jendra Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora