chapter 31 : kamila's birthday

6.4K 392 99
                                    

kalau komen sama vote melebihi chapter sebelumnya aku update hari minggu.

"Setiap orang datang ke dunia ini sendirian, maka pergi juga sendirian, jadi jangan percaya siapapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setiap orang datang ke dunia ini sendirian, maka pergi juga sendirian, jadi jangan percaya siapapun."

༺❀༻

SEJAK pagi tadi anak-anak Salvador disibukkan mendekorasi rumah Lauren karena malam nanti Kamila kecil akan mengadakan acara ulang tahunnya yang ke lima. Kareel sibuk memompa balon sementara Asael yang menatanya di setiap sudut rumah, sesekali kedua lelaki itu berdebat karena kesalahan-kesalahan kecil, sudah biasa.

"El, miring."

Asael menoleh. "Apa nya?"

"Otak lo."

"Bangsat."

Asael turun dari kursi setelah menempel balon, dia mengamati cara kerja Nevan yang bikin geleng-geleng kepala.

"Van, yang niatan dikit mompanya, ini balon warna abu-abu paling kecil dari yang lain," protes Asael, memperlihatkan balon kecil hasil pompa Nevan.

Nevan menggelengkan kepalanya, "suruh Kareel aja, gue takut balonnya meledak," tolaknya, lalu Nevan menaruh pompa begitu saja dan segera menjauh dari balon-balon besar di sekelilingnya, jangan lupakan bahwa lelaki berbadan besar itu sangat takut balon.

"Malu sama otot," ucap Kareel kemudian memompa ulang balon berwarna abu-abu itu.

"Alay lo," tambah Asael.

"Ngaca dulu Bosque, semalem siapa yang nangis-nangis sambil meluk Bos?" Nevan balik mencibir. "Malu sama bulu kaki," lanjutnya.

"Bajingan."

Asael melempar balon besar ditangannya, sontak dengan cepat Nevan menghindar, lelaki itu menekuk wajah kesal sementara Asael dan Kareel tertawa puas, akhirnya Nevan memilih untuk menghampiri Alaric yang sedang bercanda dengan Kamila.

"Kalau udah besar nanti Mila ingin menikah sama Abang, bisa kah?" Kamila menatap polos pada Alaric, bola mata bulat miliknya berbinar, seakan-akan anak kecil itu mengatakannya dengan serius.

Alaric terkekeh. "Of course, princess, everything I do for you," ucap Alaric lembut, tangannya bergerak mengacak gemas pucuk kepala Kamila.

Nevan datang mendaratkan tubuhnya di samping Kamila. "Bocil tau aja yang ganteng," ujarnya, lalu mencubit pipi anak kecil itu.

Kamila menggembungkan pipinya, gara-gara ulah Nevan pipi chubby anak itu memerah, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Mila sayang." Lauren memanggil dari atas tangga, wanita itu melangkah menuju putrinya. "Bobo siang dulu yuk." Kamila merentangkan kedua tangannya, lalu Lauren segera menggendong tubuh mungil Kamila.

MILAN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now