chapter 30 : patah hati se-rajawali!

7K 390 138
                                    

"Tidak semua yang kamu kira indah akan berakhir indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak semua yang kamu kira indah akan berakhir indah. Begitu juga dengan sebaliknya."

༺❀༻

AULA terlihat sangat ramai sejak kelas MIPA 4 mempersembahkan drama teater, seluruh kelas tak terkecuali diperbolehkan untuk menyaksikan persembahan tersebut, mereka sangat antusias lantaran tak sabar untuk menyaksikan Milan dan Tiffany yang dipasangkan di drama teater hari ini.

Di belakang panggung, Tiffany menggosokkan kedua tangan gugup, sementara Milan tampak biasa saja. Tiffany melirik sekilas pada Milan, dia sangat senang mendapat peran Cinderella dan dipasangkan oleh Milan.

Sembari menunggu pertunjukan dari kelompok lain, Tiffany memperhatikan wajahnya di cermin untuk memastikan riasannya tidak rusak.

"Kira-kira setelah ini kelompok siapa lagi, ya? Ada yang tahu?" Raden naik ke atas panggung setelah pertunjukan dari kelompok lain selesai.

"MILAN DONG!"

"IYA, GAK SABAR NIH!"

"CEPETAN, GUE SAMPE NAHAN GAK PIPIS TAKUT TELAT LIHAT MILAN."

Raden terkekeh, "buset, yaudah tanpa berlama-lama lagi langsung aja kita saksikan persembahan drama teater dari kelompok tiga!" suara tepukan tangan bergemuruh setelah Raden turun meninggalkan panggung.

Nevan sebagai Dalang memasuki panggung. "Alkisah, dikisahkan seorang gadis yang baik hati sedang bersedih hati karena diperlakukan tidak adil oleh Ibu dan Saudara Tirinya," ucap Nevan memulai. "Karena ketabahannya Gadis tersebut akhirnya berbahagia dipersunting sang Pangeran dari Kerajaan. Bagaimana kisah selanjutnya, mari kita saksikan "Legenda Cinderella" berikut ini." Lalu, Nevan segera meninggalkan panggung.

Tiffany muncul setelah Nevan, semua orang memberikan tepukan tangan ketika Tiffany memulai acting, dia sebagai Cinderella terlihat sedang membereskan rumah, mulai dari menyapu hingga mengepel lantai, ditambah raut wajah sedihnya terlihat natural.

Di tengah kerumunan penonton, Kate merotasikan bola mata malas. "Daripada jadi Cinderella lebih cocok jadi Kakak tirinya gak, sih?" dia berbisik pada Berlin.

"Gak boleh gitu, Kate," tegur Berlin.

"Habis nya gue kesel banget tiap liat muka dia," gerutu Kate, mengabaikan teguran Berlin.

Berlin menoleh. "Lo bosan 'kan? Mau ke kantin aja gak?" tanyanya.

"Mau, yuk!"

Kate merangkul lengan Berlin, kemudian kedua gadis itu segera beranjak dari aula, bisa-bisa Kate mual menyaksikan drama Tiffany, ayo lah, Kate tidak suka dengan perempuan itu, untung saja Berlin peka sehingga kini keduanya sedang menuju kantin.

Kantin tidak begitu ramai karena sebagian murid sedang menyaksikan drama teater kelas MIPA 4, jadi keduanya tak perlu takut apabila tidak kedapatan meja.

MILAN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now