LOVEBIRD 25: Elzio Sagara

Start from the beginning
                                    

Airmata Andin kian mengalir karena perasaan penuh haru yang menyelinap pada jiwanya. Satu tangannya coba mengusap kepala bayinya yang ditumbuhi rambut tak begitu lebat. Sedangkan satu tangannya lagi menggenggam jemari sang suami. Ia menatap Aldebaran dengan berbinar seolah ingin memberitahu bahwa ia merasa begitu bahagia.

Luapan rasa bahagia itu pun turut dirasakan oleh Aldebaran. Entah sudah berapa kali ia terlihat mengusap matanya yang terus mengeluarkan airmata haru. Seumur hidup ia tidak pernah merasakan perasaan sedahsyat itu. Perasaan yang terasa ajaib namun nyata ia rasakan.

"Tindakan ini sangat bermanfaat untuk mempererat ikatan cinta antara ibu dan bayi. Si kecil juga pasti akan merasa nyaman." Terang sang dokter.

"Setelah ini, hal serupa juga bisa dilakukan antara bapak dengan si kecil."

"Iya, dokter." Balas Aldebaran.

"Silahkan kalau bapak mau meng-adzan-kan." Ujar Dokter Elsa.

Dengan rasa gugup, jemari Aldebaran sedikit gemetar saat untuk pertama kalinya ia menyentuh kepala buah hatinya itu. Diusapnya dengan lembut dan perlahan sambil bertukar pandangan penuh cinta pada sang istri. Ia mencium kepala bayi itu membuat perasannya kian hangat, kemudian kecupannya kembali mendarat pada kening Andin.

"Allahuakbar... Allahuakbar..."

Aldebaran melantunkan adzan di dekat telinga sang putra dengan suara lembut dan bergetar. Perasaan Andin kian menghangat. Andin menatap bahagia kedua sosok laki-laki yang ada di hadapan pandangannya. Dua laki-laki tercintanya yang sebelum itu tak pernah ia bayangkan akan hadir di kehidupannya. Dua laki-laki yang kelak mungkin akan banyak mengganti hari-hari kelam yang bertahun-tahun ia lalui menjadi hari-hari penuh suka cita.

"Kalau boleh saya tahu, siapa nama untuk si kecil yang akan diberikan papa mamanya?" Tanya Dokter Elsa dengan senyum yang mengembang seolah turut merasakan rona kebahagiaan keluarga kecil tersebut. Aldebaran dan Andin saling menatap dengan tersenyum.

"Elzio..." Tutur Aldebaran tanpa mengalihkan pandangannya pada Andin dan buah hati mereka.

"Elzio? Nama yang unik." Ujar sang dokter.

"Iya, dok. Nama panjangnya, Elzio Sagara Mahendra." Timpal Andin dengan wajahnya yang berbinar meski raut lelah itu masih terlihat.

"Perpaduan nama yang sangat menawan. Berarti dipanggilnya Elzio?"

"Benar, dok."

"Baik. Mungkin bisa sekalian dicatat ya, Sus, sama sekalian berat dan tinggi badannya tadi untuk identitas si kecil." Kata Dokter Elsa pada perawat yang berdiri di sampingnya.

"Baik, dok."

"Berat badannya berapa, dok?" Tanya Andin.

"Berat badannya 3,2 kilogram, sedangkan panjangnya 52 sentimeter. Sepertinya postur idealnya ini ngikutin papanya." Komentar dokter tersebut diakhiri dengan kekehannya. Andin pun ikut tertawa kecil sambil menatap sang suami.

Begitu usai melakukan segala pemeriksaan dasar pada si bayi yang baru lahir, Dokter Elsa pun pamit untuk keluar dan membiarkan dua perawatnya untuk mengawasi kelanjutan aktivitas di ruang bersalin itu. Sesaat Dokter Elsa membuka pintu, mereka yang telah lama menanti di depan ruangan tersebut langsung mengerumuni sang dokter untuk mencari tahu kabar.

"Dokter, bagaimana proses persalinan putri saya?" Orang yang pertama kali bertanya adalah Susan. Meski sedikit lega saat mendengar tangisan bayi beberapa saat yang lalu, namun kekalutan itu masih tergambar jelas di wajah wanita setengah tua itu.

"Menantu saya baik-baik saja kan, dok? Cucu kami bagaimana?" Belum sempat Dokter Elsa menjawab, pertanyaan yang sama dilontarkan oleh Rossa.

"Everything's okay kan, dok?" Timpal Damar.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now