LOVEBIRD 16: Roy & Aurora's Wedding

947 170 67
                                    

Senja telah berlalu dan kini berganti malam. Suasana di rumah besar keluarga Aldebaran semakin terasa ramai saat jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Hal itu tidak lain karena kehadiran banyaknya teman-teman Roy yang pada malam itu akan merayakan pesta pelepasan masa lajang Roy yang tinggal menghitung hari lagi akan menikah.

Damar Mahendra selaku papa mereka yang sangat sangat akrab dengan teman-teman Roy dengan senang hati memfasilitasi pesta kecil itu dengan menyediakan taman rumah mereka sebagai tempatnya serta berbagai hidangan makanan yang mereka inginkan. Ia dan istrinya tidak pernah merasa terganggu dengan pergaulan Roy selama ini, selama putra mereka itu tidak melampaui batas.

"Selamat malam, Om." Sapa seorang perempuan muda yang datang bersama dengan dua orang temannya, seorang laki-laki dan seorang perempuan lainnya.

"Malam, Aurel. Bagaimana kabar kamu?" Balas Damar yang sebelumnya tampak mengobrol dengan sekuritinya di teras depan rumah tersebut.

"Baik, Om. Om sendiri gimana? Sehat?"

"Alhamdulillah."

"Halo, Om Damar. Makin kelihatan awet muda aja deh." Sahut perempuan yang tampak lebih muda dari Aurel itu dengan gaya centilnya. Damar tertawa mendengar celotehan teman putranya itu. Ia sudah hafal dengan sifat teman Roy yang paling kecil di antara yang lainnya itu.

"Ah, yang bener?"

"Iya, Om."

"Heh, dasar bocah!" Teman pria di sampingnya langsung menoyor pelan kepala gadis itu. hal itu menimbulkan tawa dari mereka.

"Kalian baru selesai syuting, ya?" Tanya Damar.

"Iya, Om, saya dan Aurel saja sih. Kalau bocil satu ini habis ketemu di lampu merah tadi." Gurau pria itu yang lantas membuat kepalanya langsung mendapat jitakan dari gadis yang dimaksud.

"Sialan lo, Gio!"

"Boleh kami masuk, Om?" Tanya Aurel kemudian.

"Tentu. Silahkan masuk. Mereka sudah pada berkumpul di taman belakang." Jawab Damar.

"Oh iya. Terima kasih, Om."

"Permisi ya, Om."

"Iya."

Berselang beberapa menit setelah tiga tamu Roy itu masuk ke dalam rumah tersebut, kini malah giliran Andin yang keluar menghampiri sang papa mertua yang tidak juga berpindah dari posisi sebelumnya.

"Pa..." Panggil Andin membuat Damar langsung menoleh ke belakang.

"Hei, menantu papa. Kenapa malah keluar? Di sini dingin, Nak. Nanti kamu masuk angin." Ujar Damar seraya mengusap pundak wanita itu yang dilapisi oleh sebuah sweater tebal.

"Aku menunggu Mas Al, Pa. Kok sudah jam segini mereka belum pulang juga ya, Pa?" Tanya Andin tampak resah.

"Namanya juga perjalanan jauh, Nak. Sumedang-Jakarta kan perlu waktu yang cukup lama untuk sampai."

"Tapi ini sudah empat jam lebih dari waktu keberangkatan mereka loh, Pa. Aku kepikiran."

"Mungkin mereka sudah sampai Jakarta, terus kena macet."

"Iya juga sih." Gumam Andin.

"Sudah, nggak usah mikiran hal-hal yang bikin kamu cemas. Papa yakin mereka pasti baik-baik saja."

"Bener ya, Pa?"

"Iya, Insyaa Allah." Balas Damar, terkekeh.

//TIN TINN!//

Sorot sebuah lampu mobil yang tiba-tiba masuk ke halaman rumah itu sontak membuat Andin sedikit menyeka cahaya itu dengan satu telapak tangannya. Beberapa detik kemudian, Andin tersadar bahwa mobil tersebut adalah mobil yang telah ia tunggu-tunggu kedatangannya sejak tadi. Bibirnya seketika mengukir sebuah senyuman saat melihat sang suami keluar dari jok kemudia mobil itu. Sorot matanya penuh akan kerinduan padahal baru hanya berpisah beberapa jam saja.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now