LOVEBIRD 1: Pantai Carita

2.1K 212 42
                                    

"Mama sama Baskara sudah siap?" Aldebaran tampak baru saja menutup bagasi mobilnya yang sudah terparkir di halaman rumah mewah itu. Di sampingnya Andin berdiri melihat suaminya yang baru saja memasukkan tas yang akan mereka bawa untuk menghabiskan waktu di pantai hari ini.

"Sudah, Mas. Tadi Baskara bilang Tommy sudah datang untuk menjemput mereka. Paling sebentar lagi." Jawab Andin. Aldebaran mengangguk, tersenyum.

"Roy, cepetan!" Seru Rossa yang baru saja keluar rumah sambil memasang kacamata hitamnya.

"Uya, taruh di sini dulu ya." Perintah Rossa pada security yang membawakan beberapa tas bawaannya.

"Papa mana, Ma?" Tanya Andin pada sang mama mertua.

"Tadi lagi kebelet katanya." Jawab Rossa.

Sebuah mobil alphard putih tiba di depan rumah itu yang mana membuat Uya segera membuka gerbang pagar rumah itu. Begitu mobil itu terparkir di hadapan mereka, tampak Susan keluar dari mobil disusul oleh Baskara. Keduanya telah tampil dengan pakaian santai yang dirasa cocok untuk dibawa ke pantai. Rossa menyambut besannya itu dengan saling bercipika-cipiki.

Sesuai rencana yang dirancang oleh pasangan pengantin baru itu yang diberitahu cukup mendadak pada keluarga mereka. Pagi itu seusai sarapan mereka langsung bersiap dan berkemas untuk menikmati waktu libur singkat bersama ke sebuah pantai yang masih dekat dengan Jakarta. Aldebaran sudah menyiapkan segala akomodasi mereka baik mobil dan tempat mereka rehat saat di pantai nanti. Aldebaran dan Andin sudah merencanakannya jauh-jauh hari untuk quality time bersama keluarga besar mereka sebelum esok lusa sejoli itu berangkat ke benua Eropa untuk waktu yang cukup panjang.

"I'm ready!" Seru Damar yang baru saja keluar dengan boater hat dan kacamata hitamnya. Kemeja pantai yang ia pakai pun nampak cerah seolah menggambarkan senyum merekah di wajahnya.

"Pink banget, Pa?" Tanya Aldebaran agak takjub saat melihat tampilan kemeja pantai sang papa yang didominasi warna merah muda dengan motif pohon-pohon kelapa kecil.

"Ya! Baju yang cerah untuk hari yang indah. Bukan begitu, Ma?" Damar melirik istrinya, dimana Rossa hanya mampu menghela nafasnya sambil tersenyum memaklumi. Susan dan Baskara ikut tertawa melihat keceriaan pria itu. Begitu halnya dengan Andin.

"Betul, Pa. Pink itu warna yang manis, cocok buat siapa saja. Mau laki-laki atau perempuan. Apalagi dipakai sama papa, jadi tambah karismatik." Puji Andin membuat Aldebaran melirik istrinya.

"See? Istri kamu saja mengakui." Ucap Damar dengan percaya diri.

"Memang harusnya begitu sih, Pa. Kita juga harus akrab sama warna-warna cerah. Masa kita cuma tahunya item, putih, coklat, abu-abu. Monoton banget." Timpal Andin membuat Aldebaran seketika mendeham.

"Nyindir saya?" Tanya Aldebaran membuat Andin mengulum senyumannya.

"Nggak." Jawab Andin, singkat.

"Biar monoton gini juga kamu tetap cinta sama saya." Gumam Aldebaran pelan, namun masih bisa didengar jelas oleh Andin. Perempuan itu masih mengulum senyuman usilnya, lalu mencolek dagu sang suami yang memasang wajah datarnya.

"Loh, si papa kok baju pink sih?" Giliran Roy yang baru saja keluar turut memprotes.

"Kenapa memangnya?"

"Dih, pakai tanya kenapa. Aneh itu, Pa. Lagian papa kenapa nggak kompakan kayak aku sama Al saja sih, putih-putih." Celoteh Roy.

"Dih, yang mau kompakan sama kalian siapa? Terserah papa lah mau pakai warna apa." Sahut Damar, tak terima.

"Iya, Om, nggak papa tau. Om nggak sendiri, warna kita mirip kok. Pink sama ungu, hehe." Kali ini Baskara ikut menimpal.

"Ah iya, betul. Papa kompakan sama Baskara tuh." Sahut Damar tak ingin kalah. Hal itu lantas membuat Roy merengut kesal.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Onde histórias criam vida. Descubra agora