LOVEBIRD 19: Mencari Petunjuk

1.1K 172 32
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan hampir jam 12 malam, namun sepasang sejoli itu masih terjaga dengan posisi saling berhadapan dan saling memandang. Sebelumnya Andin sempat tertidur sesaat, namun seketika terusik saat Aldebaran telah naik ke atas tempat tidur mereka. Kini dua insan yang saling mencintai itu saling memeluk satu sama lain.

"Kamu mau sampai kapan kita hanya saling lihat-lihatan begini?" Tanya Aldebaran diakhiri kekehan kecilnya.

"Sampai selamanya." Jawab Andin, asal. Kening Aldebaran mengerut.

"Aku mau tatapan kita yang seperti ini nggak akan berubah sampai kapanpun. Dan aku mau tatapan kamu yang seperti ini hanya buat aku, no one else." Tutur Andin membuat Aldebaran mengerti dengan tersenyum. Ia meraih satu tangan Andin yang berada di pipinya, kemudian mengecupnya lembut.

"Itu juga mau saya, Andin. Saya mau tatapan kamu ini akan terus ada sampai nanti, sampai kita sudah menua, sampai kita sudah punya anak-anak yang besar dan cucu-cucu yang lucu." Balas Aldebaran membuat Andin tertawa kecil.

"Raga kita mungkin tidak akan selamanya bersama, tapi saya percaya bahwa ada cinta yang abadi. Cinta yang akan mempertemukan kita lagi di tempat yang jauh lebih indah dari dunia ini. Cinta yang akan membuat kita percaya bahwa happy ending itu memang benar adanya. Saya ingin nanti kita berkumpul kembali di tempat itu, menikmati kebahagiaan yang lebih lama dari selamanya. Forever and after." Timpal Aldebaran membuat tatapan Andin berubah menjadi haru.

"Forever after." Sahut Andin dengan lembut sembari tersenyum.

Andin kembali menyentuh pipi pria itu dengan mengusapnya penuh kelembutan. Aldebaran hanya memandangi wanita yang berbaring di hadapannya dengan tersenyum simpul namun dengan isi kepala yang tampak menyimpan sedikit keresahan.

Informasi yang diberikan Tommy tadi sedikit banyaknya membuat dirinya harus waspada. Orang-orang yang dulu sempat beberapa kali hampir membuatnya celaka ternyata masih berkeliaran di sekitarnya. Kapan saja orang-orang itu ingin melancarkan aksinya kembali, ia mungkin tidak akan tahu. Terlebih sekarang ia tidak sendiri, ada istri dan calon anaknya yang harus ia bentengi.

"Baby..." Panggil Andin, lembut.

"Hem?"

"Kamu lagi mikirin apa?"

"Bukan apa-apa." Aldebaran tersenyum lebar.

"Masa?" Andin mengerut curiga.

"Bener."

"Tadi sama Tommy ngomongin apa?" Tanya Andin, penasaran. Senyuman pria itu pun memudar dengan diam seribu bahasa.

"Mas, kalau ada sesuatu yang mengganjal kamu bisa cerita sama aku. Tadi kamu baru bilang kan, kamu mau terus kita sama-sama sampai tua nanti, sampai selamanya. Untuk bisa selalu bersama, kita harus saling berbagi tentang apapun. Kamu nggak bisa menyembunyikan segala sesuatunya sendiri seumur hidup." Andin mencoba meyakinkan suaminya dan nampaknya hal itu mampu menggugah Aldebaran untuk mulai bercerita.

"Ya, kamu benar." Aldebaran kembali tersenyum simpul seraya mengusap rambut wanita itu.

"Tommy memberitahu saya kalau di pesta tadi dia melihat kehadiran seseorang yang pernah kami temui sekitar dua tahun yang lalu." Ungkap Aldebaran.

"Siapa?"

"Namanya Ganesha kalau saya tidak salah ingat." Jawab Aldebaran sedikit ragu-ragu.

"Klien bisnis atau apa? Ketemunya dimana?"

"Di Ground Coffee. Dia bagian dari timnya Pak Bakti waktu itu."

"Ground Coffee?" Kerutan pada dahi wanita itu semakin bertambah. Bukankah itu kedai kopi milik Daniel yang menjadi tempat ia bekerja?

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now