Bab 11

12 7 1
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

"Sialan. Rachell memang gila. Aduh perutku" keluh seorang anak laki-laki dengan wajah pucatnya.

Daniel berjalan kearah dapur, berniat mengambil air minum. Namun langkahnya berhenti karena mendengar percakapan seorang  wanita dewasa dengan seorang dokter pria yang dikirim untuk mengobati anak-anak panti. Daniel bersembunyi dibalik tembok, mengintip dibalik tembok. Daniel menguping pembicaraan mereka.

"Aku rasa ini karena cairan kimia yang tercampur dalam bahan makanan" ucap dokter memperkirakan penyebab keracunan.

"Benarkah? Tapi kami selalu memastikan bahan makanan selalu steril"

"Itu bisa saja terjadi. Cairan kimia jenis pestisida masuk melalui celah permukaan buah dan sayur. Permukaan buah dan sayur yang berlubang kecil akibat hama, dan karena celah itu cairan bisa masuk kedalamnya"

Jelas dokter dengan name tag Zayn Abelardo di jas putihnya.

"Tidak hanya cairan kimia jenis pestisida saja yang aku temukan, tapi juga beberapa cairan kimia untuk tanaman yang lain. Apakah anda memberi tanaman disini dengan bahan kimia?" tanya dokter Zayn kepada ibu panti.

"Ya, Memeng aku memberi beberapa bahan kimia untuk tanaman agar menghasilkan kualitas yang bagus"

"Anda mengambil dari kebun milik panti?"

"Ya, selain buah dan sayur, kami mengimpor bahan makanan yang lain di kota"

"Tapi yang membuatku heran, kenapa bahan makanan impor juga ikut terkena bahan kimia?"

"Apa maksudnya?"

"Tidak hanya sayur dan buah, tapi sebagian roti juga terkena cairan kimia tersebut. Seperti disengaja..."

.


'sial' batin Noel.

Noel yang menguping terkejut. Dia menyesal asal semprot kemarin. ' Mereka curiga ' pikirnya. Noel segera pergi dari sana. Noel harus memberitahu hal ini kepada Rachell. Noel berlari ke kamar yang ditempati Rachell.

'gawat! gawat! gawat!'

"Rachell!" Panggil Noel tergesa.

"Hm?" Rachell menoleh kearah pintu.

"Gawat! Kau tau i-"

"-jangan disini"

Potong Rachell cepat. Rachell melirik kearah Agatha yang terbangun karena terganggu. Dengan cepat Rachell berdiri dari tempat tidurnya, dan menarik Noel. Namun langkah Rachell terhenti mendengar panggilan dari Agatha.

"Rachell?" Panggil Agatha dengan suara seraknya.

"Tidurlah kembali"

"Ada apa? Apa yang gawat?"

"Tidak ada apa-apa"

"Tapi-"

"Tidak ada apa-apa, Vie menangis, itu saja"

Rachell bergegas menarik tangan Noel pergi dari sana, meninggalkan Agatha yang bingung. Mereka pergi hingga sampai ke taman belakang. Biasanya taman dipenuhi oleh anak-anak yang bermain. Namun kali ini berbeda. Hanya sedikit anak-anak yang bermain.

"Apa?" Satu kata dari Rachell membuka pembicaraan.

"Gawat! Kau tau? Mereka curiga!" Panik Noel.

"Apa? Bagaimana bisa?! Seharusnya itu tidak terjadi. Aku sudah memperkirakannya dari jauh-jauh hari!"

"Mereka menemukan cairan kimia menempel pada sebagian roti" jelas Noel.

"Sialan!" Umpat Rachell.

"Bagaimana sekarang?!" Noel mengusap wajahnya kasar.

Keduanya terdiam, memikirkan sesuatu agar mereka tidak mencurigai mereka.

"Apakah ibu panti mencurigai kita?"

"Kurasa belum"

"Baguslah"

"Apanya yang bagus?" Heran Noel mengernyitkan dahinya.

Rachell mendekat, menarik badan Noel agar mendekat padanya, kemudian berbisik.

"Dengar, siapa anak yang sering membantu ibu panti?" Tanya Rachell.

"Banyak" jawab Noel seandanya.

"Sialan kau" maki Rachell.

"Dengar, ada empat anak yang sangat dekat dengan ibu panti. Yang pastinya mereka berusia dibawah usia kita"

"Lalu?"

"Dua hari lalu aku melihat satu dari mereka memegang botol pestisida di dapur "

"Jangan bilang kau dapat ide kemarin dari sana?"

"Benar"

"Jadi?"

"Playing victim" Rachell tersenyum, lebih tepatnya menyeringai.

Satu ucapan dari Rachell sudah membuat Noel mengerti. Mereka mulai membahas rencana jika saja ibu panti mencurigai mereka. Mereka akan mulai mengintimidasi anak yang malang itu, kemudian membuatnya mengakui bahwa dia tersangkanya.

Kejam? Tentu tidak, mereka juga mempertimbangkan risikonya. Mereka tidak sekejam itu kepada anak yang tidak bersalah. Hanya saja mereka terpaksa. Karena anak itu sangat dekat dengan ibu panti, jadi ibu panti tidak akan membunuhnya.




.
.
.
.
.
.
.




To be continue

See you again all papay 👋👋👋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ESCAPEWhere stories live. Discover now