Bab 7

21 10 0
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

CLANG...

"Cepatlah!!"

Suara rantai yang ditarik. Rasanya sakit sekali saat rantai itu ditarik bergesekan dengan kulitku. Aku berjalan dengan rantai yang menempel di leher dan tangan ku. Tatapan ku kosong seperti raga tanpa jiwa.

Hingga sampailah disebuah ruangan bercat putih. Ruangan itulah yang aku takuti. Tubuhku mulai bergetar dan aku mulai memberontak. Aku diseret untuk masuk keruangan itu.

Aku dibaringkan di atas kasur dan diikat. Kulihat mereka dengan pakaian serba putih dan masker medis sedang berbisik sambil memegang beberapa botol cairan yang berbeda. Mereka mulai memasukan cairan yang aku tidak tahu apa itu ke dalam suntikan.

Mereka berjalan ke arahku dan mengarahkan suntikan itu ke lenganku. Aku panik, sangat panik. Aku terus memberontak bahkan saat tahu itu sia-sia. Cairan itu mulai mengalir kedalam tubuhku. Beberapa saat setelahnya tubuhku kejang-kejang, jantungku berdetak cepat. Dan kepalaku sakit. Badanku terasa kaku.

Setelah beberapa saat badanku melemas. Kesadaran ku masih ada, dan kulihat seseorang memberi ku suntikan satu-satunya yang kutahu, yaitu suntikan penetralisir. Suntikkan itu yang akan menghentikan efek dari cairan yang lain.

Kulihat kesamping atas, tepatnya pada kaca tembus pandang disana. Terdapat beberapa orang berkemeja dengan jas putih. Ku yakin itu para kolega dari pria itu. Mereka berbincang-bincang dan berjalan kearah lain. Ku yakin mereka ingin melihat anak-anak lain seperti aku. Anak kelinci percobaan.

Setelah para kolega Oliver pergi, aku dilepaskan dari ikatan ini. Mereka tidak memborgol ku seperti sebelumnya, karena aku tidak memberontak seperti sebelumnya. Aku terlalu lemas untuk bisa memberontak. Hari ini lebih baik dari sebelumnya, karena hanya satu cairan yang mereka uji pada ku. Biasanya mereka melakukanya sampai tiga kali percobaan bahkan bisa lebih.

Aku dibawa keruang lain. Ruang khusus untuk para anak percobaan setelah digunakan. Alasannya untuk menghilangkan efek dari obat yang diujikan. Dan untuk membuat anak percobaan tenang.

Aku dipaksa berjalan dengan kondisi badanku yang lemas. Aku melewati puluhan ruang. Banyak anak yang telah berada disana. Wajah mereka sangat pucat. Bahkan karena efek dari obat itu, ada yang berbintik, ada juga yang mulutnya berbusa. Bahkan, seringkali ada yang mati karena tidak bisa bertahan terhadap efek dari obat yang diuji. Aku sering sekali melihat nya. Bahkan didepan mataku sendiri.

Sampailah pada ruang ku. Aku dimasukkan kedalam ruang itu. Menurut ku ini bukanlah sebuah ruang, melainkan sebuah kandang. Diruang ku terdapat beberapa anak. Mungkin aku akan disini hanya dua hari.












.
.
.
.
.
.
.



To be continue

Remember vote and coment thanks all papay 👋👋👋

ESCAPEWhere stories live. Discover now