🥜 Gombalan sepupu ✔

Mulai dari awal
                                    

"Tentu, temui mereka. Pasti mereka kangen" ucap Bunda Alia dan Fero yang membuat Cilla mengangguk. Lalu ia menyalami para wanita saja dan menelungkupkan tangan kepada laki-laki yang bukan mahram

Huft

Benar saja didekat pagar sudah ada Leno yang menunggu dengan wajah yang berseri-seri. Mereka berdua pulang kerumah setelah mengucapkan terimakasih kepada Bapak satpam yang telah membantu.

Sampai dirumah ternyata benar, kerabat dari keluarga Bundanya sudah sampai. Kemudian ia pun menyalimi tante dan paman yang mahram.

"Aduh sepupuku Cilla sudah lumayan tinggi" celetuk sepupu trio kembar yang juga ikut datang Alec Nurada

"Perasaan dari dulu bang Alec bilangnya lumayan terus" sindir Disa yang sudah duduk di dekat tantenya

"Yang lalu itu masa lalu, kalau Cilla Insyaallah masa depanku" gombal Alec. Alec memang suka menggoda Cilla karena adik sepupunya itu sedikit pendiam "Berchanda, berchanda" lanjutnya menirukan sound yang lagi viral

"Gak jadi galau bang, jadinya mencintaimu" ucap Cilla yang membuat semuanya terdiam, jarang-jarang Cilla membalas godaan Alec

"Kamu belajar gombal dari mana hm?" ucap Arce Nurada kakak dari Alec yang berbeda 2 tahun. Arce memiliki sifat yang berbanding terbalik dari Alec

"Diajarin Alec nih pasti" kompor Bibi Rika Bunda dari Erca dan Alec

"Jangan ajarin adik gue aneh-aneh lo" ucap Erca menyentil dahi Alec yang membuat sang empu meringis

"Cilla tidak perlu belajar bang, apalagi untuk sekedar mencintai" ucap Cilla

"Woah, kena mental sama suhu anak gue" seru paman Andra Ayah Erca dan Alec

"Berubah hm?" ucap Erca melirik Cilla yang membuat Cilla tersenyum malu

"Bercanda bang" ucap Cilla tertawa

"Bercanda, Bercanda" seru yang lainnya dengan tawa yang menggema

Disisi lain.

Seorang laki-laki duduk di teras rumah yang beratapan ranting dan daun pohon yang tentunya masih melekat di batang. Ditangannya ada sebuah note putih berukuran sedang yang biasa ia gunakan untuk menggambar. Jarinya bergerak lincah mengikuti arah pandang dan pikiran.

Ia adalah Zeyn. Setelah kepergian Cilla, ia pamit untuk keluar rumah dan duduk dibawah pohon. Sedangkan keluarganya dan keluarga Cerlin mempunyai urusan masing-masing. Para Bunda pergi kedapur untuk membuat cake, para Ayah menonton tv di ruang tamu.

"Masih suka gambar langit kak?" tanya seorang gadis berjalan menghampiri Zeyn. Sedangkan Zeyn mengangguk sebagai jawaban

Cerlin dan Zeyn itu sepupuan. Awalnya rumah mereka berdekatan, namun ketika Ayah Cerlin membeli rumah di perumahan flora, mereka berpisah. Sedangkan rumah Cerlin yang lama dibeli oleh kerabatnya yang pulang dari luar negeri.

"Awannya mirip naga ya kak" ucap Cerlin menghadap langit biru. Lagi-lagi Zeyn hanya mengangguk

"Kak Zeyn marah ya, gara-gara waktu itu aku bentak adik kelas?" tanya Cerlin menebak kesalahannya yang waktu itu

"Emang kamu bentak dia?" tanya Zeyn melirik sedikit Cerlin yang menatapnya

"Lagian salah dia juga, aku udah bilang jujur malah ngeles terus" jawab Cerlin mengutarakan alasannya

"Kamu punya buktinya?" tanya Zeyn

"Hm- enggak sih, tapi kata Sisil benar kok dia orangnya" jawab Cilla menyebut nama sahabatnya

"Sahabat itu teman, tapi teman belum tentu sahabat. Setiap berita perlu saring untuk mengetahui salah atau benarnya. Jangan memakannya mentah-mentah, atau kamu akan mual" ucap Zeyn menutup bukunya karena sudah selesai menggambar

"Masa makan omongan bisa mual" ucap Cerlin terkekeh karena merasa lucu dengan omongan Zeyn

Mendengar itu Zeyn tertawa, sedetik kemudian kembali bersuara "Buktinya kamu mengeluarkan hal yang tidak seharusnya kamu ucapkan bukan?"

"Bentakan?" beo Cerlin

"Maybe"

Setelah mengucapkan kata itu Zeyn berdiri dari duduknya dan masuk kedalalam rumah meninggalkan Cerlin yang masih mencerna setiap perkataannya.

"Kak Zeyn kenapa, nggak biasanya dia marah cuma gara-gara aku nglabrak adik kelas" pikir Cerlin menatap awan diatas "Nggak mungkin kan dia punya rasa sama Cilla?" tanyanya pada diri sendiri

"Atau jangan-jangan dia ngadu sama ka Zeyn soal itu" tebak Cerlin mengalihkan pandangannya "Masa iya, dia kan nggak kenal ka Zeyn. Sepertinya dia bukan tipe yang seperti itu. Hm- bingung, sangat bingung"










___

Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di 'Mengalah? Gak papa'.

Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.

Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.

"Selamat hari minggu para readers kuuu yang baik hati nan tidak sombong"

Sekarang tanggal 1 Oktober ya guys ya

Ada yang ingat ini hari apa???

Hari Kesaktian Pancasila thor

Nilai 1️⃣0️⃣0️⃣ untuk kalian

Upacara jam berapa nih sekolah kalian?

...

Sampai bertemu di part selanjutnya

Babay👋

Mengalah? Gak papa (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang