" Alhamdulillah ya Allah "

" Nona Xavia sudah boleh dijenguk. tapi biarkan dia istirahat sampai kesadarannya pulih kembali. jika anda ingin, nona Xavia bisa dibawa pulang setelah ia sadar, " ucap pria itu.

" Baik, terimakasih dokter, " ujar Gus Varo.

" Sama-sama. itu sudah menjadi kewajiban saya, " balas pria berjas putih tersebut.

Setelah percakapan terakhir tersebut, sosok dokter itu pergi melangkahkan kakinya meninggalkan mereka. dan detik itu juga tubuh kekar Anthony luruh begitu saja. ingin sekali ia menangis karena rasa syukur atas keselamatan putrinya.

" Ghifari, " panggil Ning Kirana.

Anthony pun mendongakkan kepalanya menatap kearah sumber suara sesaat ia mendengar suara lembut dari saudari perempuannya.

" Kakak, " jawab Anthony lirih.

" Maaf. kakak sungguh meminta maaf, " ujar Ning Kirana dengan menitikkan air matanya.

" Kakak tidak perlu meminta maaf kepada ku, " gumam Anthony.

" Kakak akan menerima jika kamu marah kepada kakak "

" Aku memang marah dengan kakak. bahkan sangat marah. tapi aku harus melakukan apa? "

" Kakak adalah saudariku. tidak mungkin aku menghancurkan saudariku sendiri bukan? " lanjut Anthony dengan menatap mata sendu milik Ning Kirana.

" Aku hanya takut jika Ziya tidak akan memaafkan kakak, " cicit Ning Kirana menatap sendu adiknya.

" Kak, trauma Xavia telah kambuh lagi setelah kejadian yang baru saja menimpanya. kemungkinan ia juga akan trauma dengan pesantren dan tidak mau lagi menginjakkan kakinya disana setelah semua kejadian buruk yang menimpanya, " ujar Anthony dengan nada yang begitu datar setelah kembali mengingat semua tragedi yang menimpa putri tercintanya.

" Ini memang salah ku. aku bukan ibu yang baik, " jawab Ning Kirana dengan isakan tangisnya yang semakin keras terdengar ditelinga mereka.

" Sayang tenang, " sahut Gus Mahen sembari memeluk tubuh Ning Kirana berharap agar istrinya itu kembali tenang.

" Kalian bisa meminta maaf secara langsung kepada Xavia. untuk urusan apakah ia akan memaafkan kalian, itu sudah menjadi haknya "

" Dan jika seandainya Xavia tidak ingin kembali bersama kalian, jangan salahkan siapapun! " ujar Anthony melanjutkan ucapannya.

" Tidak. aku tidak ingin kehilangan putriku lagi. Ghifari, tolong bantu kakak, " ucap Ning Kirana memohon kepada Anthony.

" Aku akan berusaha kak. tapi semua keputusan berada ditangan Xavia, " jawab Anthony.

Anthony pun menghela nafasnya lelah. berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya. kenapa hal ini terjadi pada putrinya?

" Maaf jika kehadiran kalian disambut dengan hal yang tidak menyenangkan, " ujar Anthony kepada kedua orang tua Gus Varo dan sekaligus memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka selama beberapa menit.

" Tidak apa-apa nak Anthony, " jawab sang ayah dari Gus Varo.

" Mengenai Xavia dan Gus Varo sebaiknya kita bicarakan lain kali, " sahut Anthony kesekian kalinya.

" Kami akan menunggu hari itu. lagipula hubungan Xavia dan anak saya hari segera ada kejelasan "

Baru saja Anthony akan membuka mulutnya, getaran benda berbentuk persegi panjang miliknya itu bergetar dari balik saku celananya.

Seperkian detik setelah ia mengangkat telfon nya, air muka nya berubah menjadi begitu dingin. terlihat amarah yang sedikit demi sedikit muncul pada dirinya.

" Jangan biarkan mereka lolos! akan ku beri mereka perhitungan setelah berani bermain-main dengan keluarga Alber, " jawab Anthony dengan begitu tajam kepada lawan bicaranya yang tak lain adalah John.

" Ada apa? " tanya Ning Kirana setelah melihat Anthony mengakhiri sambungan telfon nya.

" Pelaku kekerasan Xavia, " jawab Anthony singkat.

" Siapa? "

" Kalian akan tau nanti, " ujar Anthony tanpa berniat memberitahu lebih lanjut.

Anthony tersenyum tipis. obsidian cokelat miliknya menyorot dengan begitu tajam. kepalan tangannya pun semakin erat diiringi urat-urat nadinya yang terlihat menonjol.

" Kalian boleh pulang untuk beristirahat. Xavia biar saya yang akan menjaganya, " ujar Anthony menginterupsi mereka.

" Aku ingin tetap disini, " sahut Ning Kirana.

" Kakak yakin? " tanya Anthony menatap ragu Ning Kirana.

" Kenapa tidak? apa salah jika aku ingin menjaga putri ku sendiri? " balas Ning Kirana.

" Hm terserah saja, " jawab Anthony dengan berdehem malas.

" Baiklah jika begitu, kami pamit pulang terlebih dahulu, " ucap abi Adrian.

" Kabari saja jika membutuhkan bantuan kami, " sahut umi Laila.

" Gus, sebaiknya bawa kedua orang tua kamu beristirahat ke ndalem, " titah Gus Mahen.

" Na'am Gus. saya akan membawa kedua orang tua saya beristirahat, " jawab Gus Varo patuh.

" Terimakasih sudah ikut menjenguk putri saya, Ziya "

" Na'am, " jawab kedua orang tua Gus Varo serentak.

•••

Langit berubah menjadi begitu gelap. jutaan gemerlap bintang ikut menghiasi gelapnya malam. sunyi nya malam dan dingin nya angin tak membuat mereka terusik dari tidurnya.

Berbeda dengan sesosok gadis cantik ini. setelah berjam-jam tak sadarkan diri, kini ia telah membuka matanya dengan begitu lemah. hingga netranya tak sengaja menangkap keberadaan pria yang teramat ia rindukan.

" Daddy, " panggil Xavia teramat lirih dengan tatapan matanya yang sudah sayu.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن