"." Tiga BeLaS "."

2 1 0
                                    

Happy Reading
























      Eira dan Alric akhirnya selesai berbelanja, dan segera bergegas pulang, karna hari sudah sore.

    "Astaga! Aku bahkan tidak tahu jika matahari nyaris terbenam." ujar Alric setelah menginjak pedal gas perlahan, untuk meninggalkan area parkir Mall.

     "Maaf Nona. Hari ini, Aku cukup menyita banyak waktumu." ucap Alric dengan nada penuh sesal.

    "Tidak masalah. Aku cukup menikmatinya." sahut Eira seraya mengulas senyum manis, yang jelas membuat seorang Alric melting.

    *Astaga! Bagaimana ini. Tampaknya aku perlu memeriksakan kondisi jantungku.* batin Alric, sebelum berinisiatif mengajak Eira untuk berbincang ringan, sembari mengusir kejenuhan, karna kemacetan yang sudah datang menyapa.

     Eira yang sebelumnya merasa canggung, kini sudah sedikit lebih welcome, dan terlihat cukup antusias menanggapi pertanyaan demi pertanyaan dari Alric.

   "Ou iya, Bagaimana kalo kita buat kesepakatan.?"

    "Kesepakatan apa?" tatap Eira pada laki-laki yang mengenakan outfit casual itu.

       "Jangan memanggil dengan embel-embel Tuan dan Nona, supaya kita lebih akrab. Jika melanggar, maka ia akan mendapat hukuman. Gimana?" ujar Alric yang kali ini di anggukki Eira tanpa protes, meski Eira sedikit merasa ragu.

     "Baiklah. Tapi apa hukumnanya.?"

"Kalo mengabulkan satu permintaan. Gimana?"

    "Oke! Asal permintaannya tidak melanggar norma yang berlaku."

   "Tentu saja. Deal?!" serunya seraya mengulurkan tangan.

     "Deal!" jabat Eira, sebagai tanda kesepakatan terjadi.

    Tak terasa, mereka akhirnya tiba di Evram Palace, setelah menempuh perjalanan yang nyaris memakan waktu 1 jam, meski biasanya hanya memakan waktu 20-30 menitan.

    "Biar aku saja." ujar Alric saat Eira hendak membawa barang belanjaan.

   "Ini terlalu banyak Tuan, jika kau membawanya sendiri." Sahut Eira yang seketika buat Alric menyeringai senang.

   "Kamu melanggar."

"Astaga! Aku lupa." Eira menepuk dahi seraya menatap penuh ampunan pada Alric.

    Alric yang melihatnya, hanya menggeleng pelan, sebagai tanda penolakan.

    "Ayolah Tuan. Kali ini saja." ucapnya dengan raut terkejut.

    "2x." seringai Alric dengan tatapan gemas, sembari menenteng semua belanjaannya menuju lift, diikuti Eira dibelakangnya, yang tampak pasrah dengan konsekuensinya.

***

    Setibanya di Penthouse, mereka mulai menata semua barang belanjaannya dengan suasana hening. Karna Eira memilih diam dan hanya menjawab dengan anggukkan ataupun gelengan, setiap kali Alric bertanya.

   Melihat hal itu, Alric akhirnya bersuara, hingga membuat ekspresi Eira seketika berubah. "Jangan khawatir. Aku tidak akan memberimu hukuman yang berat. Tapi izinkan aku mengantarmu pulang, karna kamu hari ini tampak begitu kelelahan, jadi aku merasa bersalah, jika membiarkanmu pulang sendiri."

Insomnia Kiss (On Going)Where stories live. Discover now