18

13K 628 28
                                    

Entah kenapa sejak saat itu Rangga terus menemukan Rylee dalam keadaan dirinya di ganggu oleh teman-teman sekelasnya, maupun saat sepulang sekolah atau didepan kelas mereka.

"Jul, menurut lu dia nyerang Endy karna dia terus-terusan di ganggu sama Endy?" tanya Rangga tiba-tiba saat dia dan Julian berjalan melewati lorong dimana ada Rylee disana bersama teman-teman sekelasnya.

"siapa maksud lu?"

"Rylee"

"kenapa lu tiba-tiba nanya tentang dia? gua ga tau dan ga peduli"

"kemarin gua liat dia di perlakukan kasar sama teman sekelasnya, gua pikir pembullian udah ga ada disekolah ini" jujur saja mendengar itu Julian kesal rasanya, hal ini tak ada kaitannya dengan dia, tapi semakin dia menghindar nama Rylee tersebut terus menganggunya.

"bodo"

"Jul..lu cemburu ya"

"maksudnya?"

"lucu banget Julian cemburu" Rangga malah mencubit pipi Julian dengan gemas

"lepas bangsat sakit!"

"jangan khawatir Jul, gua cuma mau memastikan kalo ga ada siswa siswi disekolah ini yang mendapat ketidakadilan" kata Rangga sambil melepas cubitannya

"sok jadi pahlawan lu"

"Rylee!" terdengar suara guru dari kejauhan yang membuat semuanya termasuk Rangga dan Julian menengok kebelakang, menemukan Rylee yang sudah menarik kerah baju teman sekelasnya, hampir memukulnya. Niatnya untung saja terhenti saat guru datang, tapi reaksi teman-temannya malah tertawa meremehkan Rylee.

Seketika mata Rylee dan Rangga bertemu..Rylee punya ekspresi yang begitu datar, entah kenapa membuat Rangga sangat penasaran dengannya. Sementara itu Julian terus menatap Rangga dengan alis yang mengerut karna bisa melihat bagaimana Rangga tak melepaskan pandangannya pada Rylee.

Julian memutuskan untuk pergi meninggalkan Rangga "loh, Jul? tunggu"
.
.
.
.
Rangga sungguh tak paham lagi bagaimana bisa Julian bereaksi seperti itu, Julian sudah jelas cemburu tapi entah kenapa sangat passive agressive, dia tidak mau mengaku tapi memperlakukan Rangga dengan kasar karna hal itu.

Rangga memutuskan untuk menyendiri diperpustakaan dan bermain komputer disana karna diusir oleh Julian . Sambil memutar lagu Rangga mulai menyelesaikan permainan criminal case yang sampe sekarang masih dia mainkan.

'dimalam yang dingin dan gelap sepi benakku melayang pada kisah kita'  lirik dari lagu yang dia dengar.

"terlalu manis untuk dilupakan" suara merdu tiba-tiba terdengar dibelakangnya, sangat tenang di pendengarannya membuat rasa ngantuk yang sangat. Rangga menengok dan menemukan Rylee berdiri dibelakangnya, dialah yang beryanyi.

"lu tau lagu ini?"

"tau" kata Rylee yang tiba-tiba duduk disampingnya

"suara lu bagus juga"

"makasih, mau gua bawain lagu ini nanti?"

"jangan, lagu lain deh, gimana kalo ini" entah kenapa Rangga malah menunjukan beberapa lagu yang dia sukai pada Rylee dan membuat percakapan keduanya makin panjang.

Sementata itu ada seseorang yang tadinya sibuk membaca kini memperhatikan keduanya dengan sedikit mengangkat alisnya...itu Yoandri

semudah itu? - batin Yoandri setelah melihat bagaimana dengan mudahnya Rylee mendekati Rangga.
.
.
.
.
.

ting!

notifikasi muncul di hp Yoandri saat dia sedang sibuk latihan di lapangan basket indoor sekolah "Yo, Hanni ngespam" kata teman setim basket Yoandri yang kebetulan memegang hpnya.

'Yo'

'Keknya rencana kita bakalam berhasil deh'

'yo'

'lu dimana'

'mas yo~'

'gua baru tau dia se ahli itu' spam dari Hanni

"siapa?" tanya Yoandri

'Rylee '

"oh"

'lu tau gak, Rangga dari kemarin tanyain mulu soal Rylee ke gua sampe gua capek jawabnya'

"bagus"

'lu yakin mau bikin Julian sakit hati dengan cara begini'

"gua ga berniat bikin dia sakit hati Han, gua cuma mau Rangga buat berhenti mempermainkan Julian.
udah jelas banget dia gak suka sama Julian"

'lu gak mau ngomong sama Julian? kek caper ke dia lagi gitu biar dia suka sama lu?'

"ga, gua mau tangan gua bersih"

'kek pelaku kejahatan aja Yo'

Setelah itu tak lagi dibalas oleh Yoandri. Yoandri tidak ingin terlibat secara langsung dengan mereka, dia cuma mau Rangga dengan sendirinya melakukan kesalahan, tentu dengan bantuan Rylee.
.
.
.
.
Julian sementara itu terus diajak berduaan bersama Rangga walaupun dia sudah tau pasti bahwa Rangga juga sedang dekat dengan orang lain. Anehnya Julian tidak bisa menolak, ada banyak harapan dalam benaknya bahwa Rangga akan memilihnya, Rangga tidak main-main dalam hal effort dan selalu dia buktikan pada Julian.

"gua baru tau kalo gebetan lu banyak"ucap Julian yang sontak membuat Rangga tersenyum

"lu sendiri punya gebetan?" Julian tau Rangga mencoba menfokuskan topik pada Julian dan bukan pada dirinya sendiri

"ga sebanyak elu"

"berapa?"

"satu" jawab Julian

"siapa tuh?"entah Rangga pura-pura tidak tau atau memang mencoba menggoda Julian, kesal? tentu, tapi dia tidak ingin bad mood hanya karna hal ini.

"kepo, lu sendiri berapa?"

"kepo" bales Rangga, Julian mengerutkan alisnya karna tak percaya Rangga terus menjebaknya dengan ucapannya sendiri.

"canda beb, satu doang ko" koreksi Rangga

"bohong ya"

"satu doang yang gua suka, sisahnya cuma enak diliat doang"

"enak diliat?"

"iya karna cakep, anggaplah lu udah suka satu orang tapi lu fans kpop juga terus lu suka idol kpop tapi cuma ngefans doang dan yang beneran lu suka cuma satu orang aja" Jelas Rangga

"oh"

"gua udah jarang liat lu ngerokok Jul"

"rokok membunuh" ucapan Julian ini membuat Rangga tertawa terbahak-bahak

"udah tobat ya Jul" Tak ada jawaban dari Julian, dia malah bertanya

"gua mau pesen lagi, lu mau?"

"gua yang bayar Jul"

"selalu lu yang bayar, kali ini gua" saat Julian berdiri Rangga malah ikutan berdiri dan menahan tangan Julian.

"ga akan pernah gua biarin lu yang bayar jul" Rangga tiba-tiba mengecup pipi Julian sambil berjalan pergi ke kasir

"lu mau pesan apa?" tanya dia. Tak bisa dipercaya, Rangga dengan mudahnya membuat Julian merah hanya dengan kecupan  singkat.

Ketos VS si Tampan [BL]Where stories live. Discover now