5

16K 846 11
                                    

"di block gua anjing!" sudah sejam lebih Rangga marah tak habis-habisnya hanya karna pertama, Rangga menemukan bunganya dibuang di tempat sampah, kedua, nomornya di block oleh Julian. Baru kali ini Rangga menerima penolakan sebrutal ini, walaupun dari cowok dan bukan dari cewek tetap saja rasanya sangat membuat emosi menyala-nyala.

"udahlah tos, dia emang gak gey, lu mau maksain apa?"

"gak, gak, apapun kosekuensinya gua akan bikin dia jatuh cinta ke gua. Lu tau sendiri kan gua suka yang menantang"

"iya sih tapi jangan cowok juga kali, lu udah kelewatan ekstrim"

"pesona gua makin terbukti kalo gua bisa menaklukan cewek dan cowok"

"serah seraaaaaah!" Tio sudah sangat lelah dengan semua ini, bodoh amat dengan Rangga, yang penting jangan libatkan dirinya.

"sekarang gua butuh bantuan lu" baru dibilang, udah mulai ngajak Tio ikut campur aja.

"apa?"

"pinjem hape lu, gua mau ngechat dia"

"nih" Tio sudah benar-benar capek, sekarang Rangga mau ngegay pun Tio tidak peduli, tidak ada lagi dia menutup-nutupi sifat buruk Rangga dari publik.

"AAAA DI BLOCK LAGI!" Teriak Rangga yang hampir membanting hp Tio, untung dia masih bisa disadarkan dengan kedatangan seorang guru

"Rangga jangan berisik, guru-guru sedang istirahat makan, nanti makan mereka terganggu"

"ah iya maaf buk" Rangga lupa kalau ruang osis berseblahan dengan ruang guru, kalau begitu dia akan berteriak dengan volume yang lebih pelan.

"aaaaaaaa di block lagi!!"

"mampus lu" kata Tio sambil ketawa puas

Baru kali ini Rangga merasa sangat tertantang hanya karna seorang lelaki, tidak biasanya dia berusaha sekuat ini untuk menarik perhatian lawan jenis, tapi kali ini berbeda, dia akan mengeluarkan semua tenaganya untuk perhatian seorang Julian.

Dia memang sudah salah langkah karna langsung terang-terangan mengajak Julian pacaran, pasalnya Rangga bukan orang yang sabaran, dia ingin langsung sat set sat set dalam semua yang dia lakukan.

Sementara itu si doi malah santai menikmati hidupnya sambil nyebat rokok dibelakang sekolah sendirian. Persoal space memang sangat penting bagi Julian apalagi karna dia seorang yang sangat suka menyendiri dan tak suka bersosialisasi berlebihan. Untuk membuatnya semakin tenang, dia mengeluarkan sebuah airpods dan menggunakannya sembari mendengarkan lagu galau.

Ya, Julian adalah anak orang kaya, jadi jangan kaget kalau dia dengan mudahnya menjoki orang untuk mengerjakan tugasnya. Anting yang dia pake saja harganya mencapai 300k, padahal modelnya tidak begitu mewah.

Brak!

Julian kaget sampai menengok ke asal suara tersebut, disana dia menemukan sosok Rangga yang tersenyum lebar sambil berkata

"haha ketemu kau" 

"ah babi" maki Julian sembari berdiri dan membuang rokoknya, kemudian mereka bertatapan cukup lama

"jul, jul, lu tau sendiri kan peraturan disekolah ini gak boleh merokok. Terus apa tuh di telinga lu? anting? itu juga dilarang sayang, sekarang ikut gua ke ruang bk"

Dengan secepat kilat Julian langsung kabur, dan tentu saja Rangga mengejarnya. Larinya Julian sangat kencang, Rangga hampir kehabisan nafas dibuatnya, tapi saat melihat ada beberapa anak osis dijalan, disitu Rangga langsung menyuruh mereka untuk mengejar Julian.

"Kejar dia cok!! bawa ke ruang bk!" dengan sigap para anak-anak osis mengejar Julian keliling sekolah. Jujur saja Julian sudah sangat lelah, tapi dia tidak mau keruang bk, terakhir kali dia kesana dia malah disuruh memandikan kucing kepala sekolah, Julian takut kucing.

"aduh agak capek ya" batin Julian sambil masih berlari

Tiba-tiba sosok tak terduga muncul didepannya, sosok yang tinggal sekomplek dengannya, yaitu Hanni.

"Tertangkap kau" Yep, Julian sudah dikepung, dia menyerah.

"boleh minum dulu gak? aus" kata Julian sambil menyentuh tengorokannya

"iya minumnya pas diruang bk aja ya" Dirinya pun ditarik oleh Rangga masuk keruang bk.
.
.
.
"lepas anting itu dan pulang sekolah nanti kamu piket diwc putra, semuanya di pell bersih dan harus wangi, ibu akan mengecek setelah kamu selesai, kalau tidak bersih maka besok harus kamu lakukan lagi" itulah perintah dari guru bk kepada Julian. Yasudah, lebih baik dia lakukan dari pada hukumannya tambah berat.
.
.
.
Saat dia sedang piket, dirinya diawasi oleh tidak lain dan tidak bukan...Rangga.

"lu se dendem itu kah sama gua sampe nyari kesalahan gua" keluh Julian sambil sibuk mengepel lantai.

"loh loh loh, kan lu yang salah. Niatnya gua mau nyariin lu, eh malah kedapetan lu-nya lagi ngerokok, yaudah gua laporin aja sekalian" Senyuman licik di wajah Rangga memang begitu mengesalkan, Julian rasanya ingin membersihkan wajah Rangga dengan kain pel.

"oh...OH!"

"jangan marah lah, kan lu emang salah. Harusnya gua yang marah, bunga gua dibuang, nomor gua di block, anjay sedih banget" mendengar itu Julian melirik kearah Rangga dengan tatapan paling mematikan yang pernah Rangga lihat sambil berkata

"marah? sedih? lu siapa emang? mau lu mati juga gua gak peduli"

Akhirnya Rangga paham, ini yang dimaksud Hanni soal Julian yang suka nenyumpahi orang, secara tak langsung dia ingin Rangga mati.

"lu mau gua mati?"

"gak" jawab Julian

"terus?" tanya Rangga

"kan maksud gua seandainya lu mati gua gak peduli"

"lu kenapa sih anti banget sama gua? se jijik itu kah? gua cuma ngungkapin apa perasaan gua dan yang gua dapatkan malah perlakuan kek gini, aneh lu Jul"

"lu yang aneh babi! bilang aja kalo lu bosen sama cewek dan pake gua cuma buat coba-coba. Kita deket aja kaga ya anjing dan lu datang ganggu hidup gua, jadi jangan marah kalo gua sumpahin lu mati sekarang biar gak ganggu gua! bacot banget lu ngent-"

"oh, oke..oke" kata Rangga sambil ngangguk paham dan pergi dari tempat itu, meninggalkan Julian yang akhirnya bisa tenang mengerjakan hukumannya.

Ketos VS si Tampan [BL]Where stories live. Discover now