14

12K 614 21
                                    

Rangga tertawa terbahak-bahak dalam hati, mengingat waktu Hanni meremehkannya karna Julian sulit didapat. Buktinya sekarang dia sedang kencan dengan Julian disebuah restoran dalam mall.

Julian tampak lucu dengan kaos oversize yang dia pakai, membuatnya terlihat kecil. Julian memang tidak setinggi itu, dia hanya 172 sedangkan Rangga tingginya 179 hampir 180. Sebenarnya sudah termasuk tinggi, tapi tetap saja lebih pendek dari Rangga.

Julian hanya sibuk memainkan minumannya dengan digoyangkan menggunakan sendok. Rangga tau sekali kalau dia gabut, tapi Rangga hanya ingin diam dan melihat Julian dalam diam, dia ingin tau apa yang akan Julian lakukan dalam keadaan canggung seperti ini.

"ngomong kek, tau-tau gini mending gua pulang" kata Julian. Oke saatnya Rangga memulai pembicaraan demi membuat Julian tetap ingin tinggal.

"gua pikir lu tipenya pendiem Jul, makanya gua diem"

"kalo ngumpul sama orang ngapain diem"

"ya, tapi gua bukan orang"

"lu kan anjing"

"anjing kesayangan lu"

"ah bangsat" kata Julian sambil membuang pandangan dan wajahnya memerah

"gak usah malu-malu lah Jul, udah pernah ciuman ngapain malu"

"malu itu wajar, dari pada lu malu-maluin" jawaban Julian membuat Rangga yakin bahwa Julian sudah mulai terbuka padanya, bisa dibilang dia mulai berani bercanda.

"iyakah?"

"lu pikir?"

"waduh ternyata selama ini gua malu-maluin di mata Julian, sedih deh"

"jangan alay deh" sambung Julian sembari melempar tisu yang barusan dipakai membersihkan air dari uap minuman yang meleleh.

"yaudah sorry deh gua alay, tapi demi bikin lu ketawa kenapa gak"

"tch apa sih" Julian malah benar-benar tertawa tapi sembari membuang pandangan, dia malu untuk menatap Rangga.

"jadi diri lu sendiri aja napa? lu fake banget" baru saja Rangga senang karna Julian tertawa, dia malah di hantam dengan perkataan menusuk dari Julian.

"aduh" keluh Rangga karna tidak terima dibilang Fake.

"kenapa? gak suka gua katain fake?" tapi Julian masih tersenyum. Ternyata inilah cara Julian bercanda dengan orang lain, dengan membulli mereka.

"sumpah Jul, jahat banget lu"

"gua justru jujur, kalo gak jujur kan nanti kek elu" Katanya sambil menunjuk Rangga menggunakan sendok yang dia pegang tadi.

"kalo gitu gua tanya, fakenya di bagian mana?"

"ya semuanya, lu gak sekeren yang lu pikir, malah keliatan kek pikmi, eh gak deh kek babayo" dia menghina namun sambil tersenyum lucu sembari meminum minumannya. Rangga sekarang paham, ini memang cara dia berkomunikasi, Rangga akan ikuti saja alurnya dengan ikut bercanda bersama Julian.

"dih orang gua ganteng gini dikata babayo, babayo di mata orang tertentu cakep Jul, lu jangan menghina kek gitu"

"lah emang ada gua bilang babayo jelek?"

"jadi menurut lu babayo ganteng? gua ganteng dong? kan kata lu gua babayo"

"anjir beneran ngaku" disini Julian benar-benar tertawa, dan entah kenapa  Rangga ikutan tertawa karna tawa Julian yang sangat menggemaskan.

"jangan jadi lucu kek gini lah Jul, nanti gua tambah suka" tiba-tiba Julian diam setelah mendengar perkataan tersebut, Rangga ikutan bingung dan diam sambil tersenyum canggung.

Ketos VS si Tampan [BL]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant