MSE 10

755 48 5
                                    

Di dalam ruang dance dimana ruangan yang di gunakan untuk latihan gabungan prihal untuk merayakan ulang tahun kampus mereka.

"Selamat sore." Teddy menyapa mereka dengan ceria.

"Sore sir." Serempak mereka.

"Baiklah, seperti kata saya dua hari yang lalu kalau hari ini kita akan tes suara." Jelas Teddy.

"Baik, sebelum di mulai mari kita perkenalan dulu. Karena saya belum terlalu hafal dengan nama-nama kalian." Tawa Teddy.

"Kamu siapa nama mu?." Tunjuk Teddy pada anak dance.

"Riyujin." Jawab nya.

"Kamu?." Tunjuk nya lagi.

"Mina."

"Jisoo."

"Momo."

"Seulgi."

"Lisa." Satu persatu memperkenal kan diri.

"Baik sekarang giliran kalian." Tunjuk Teddy pada anak paduan suara.

"Jennie."

"Irene."

"Nayeon."

"Wendy."

"Hiyeri."

Setelah anak paduan suara memperkenalkan diri Mina mengangat tangan nya.

"Ya Mina?." Tanya Teddy.

"Anak dance ada enam orang, sedangkan paduan suara lima. Bukan kah perjanjian nya enam dari kami enam dari kalian?." Tanya Mina masih sopan.

"Seperti kata Madam kepada kalian bahwa Lisa akan punya porsi nya sedendiri dengan berduet. Dan yah... pasangan Lisa masih saya bujuk." Jelas Teddy walau di akhir kalimat dia merasa tidak enak.

"Siapa sih Sir?, sampai anda sangat membujuk nya untuk berpatisipasi?." Tanya Wendy penasaran.

"Seorang yang berbakat dalam bernyanyi, dance juga mahir main musik. Dan juga ini ke inginan pemilik kampus." Jelas nya.

"Lah?, kok bisa Sir?." Bingung Jisoo mewakili mereka untuk bertanya.

"Jangan di bocorin keluar ya?." Pinta Teddy berbisik, dan di angguki oleh mereka.

"Dia cucu dari pemilik kampus. Karena dia ingin melihat cucu nya itu kembali bernyanyi hanya itu." Jelas Teddy.

"Lalu untuk apa aku di sini?, buang-buang waktu saja." Kesal Lisa.

"Tolong bersabar sebentar lagi Lisa. Saya akan membujuk nya lagi, Pemilik kampus berpesan jika dia masih menolak maka akan di pilih kandindat yang lain." Jelas Teddy berharap Lisa setuju.

"Ck!, baik lah. Tapi jika terlalu lama aku tidak mau tampil lagi." Tegas nya.

"Baik-baik. Cukup beri aku waktu dua hari. Bagaimana?." Tawar Teddy.

"Baik. Saya setuju." Akhir nya Teddy dapat merasa lega sekali.
.
.
.
.
.
.
.

"Eh?. Chareyong tuh." Tunjuk Jennie pada Irene dan Rosè.

"Mana?." Antusias Irene.

"Tuh, pas banget lagi sendiri." Tunjuk Jennie ke arah bangku kosong taman mini buatan anak Hukum.

"Ya udah main yuk." Ajak Irene dengan semangat.

"Gas lah, lagi bosen juga kan." Jennie tak kalah semangat.

"Bawa ke gudang di dekat sana aja." Saran Rosè.

"Bener juga, ntar ketahuan lagi kita nge bully. Jatuh dong image gua sebagai anak baik." Setuju Irene.

my sweet enemy(MSE)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن