03. Ekskul Exebition

24 4 0
                                    

Pengenalan ekstrakulikuler atau yang biasa disebut demo ekskul berlangsung meriah. Stan-stan berjejer dipenuhi anggota ekskul serta siswa baru yang ingin mendaftar atau sekedar melihat-lihat. Pendaftaran ekskul sudah dibuka sejak dua pekan lalu, namun kegiatan kali ini bertujuan untuk menggaet lebih banyak peminat setiap ekstrakulikuler.

"Lo mau ke venue apa nggak?" Natasya membuka kaleng lemonade yang barusan ia keluarkan dari vending machine.

"Males ah. Penuh gitu pasti bau ketek." Karissa menatap banyaknya orang yang berdesakan di depan stage, sebentar lagi ekskul band akan tampil.

"Kita liat-liat stan ekskul lain aja, yuk?" ajak Friska.

"Yaelah. Kalian nggak supportif banget, sih?! Gue kan ngajak nonton Abraham tampil malah pada kabur," ketus Katrina.

"Nonton Abraham sekalian lirik-lirik Brandon ya, Kat? Asik bau-bau gamon, nih." Friska terkikik membuat Katrina menyubit lengannya kencang.

"AH ADUH! AMPUN KAT! SAKIT!"

"Sekali lagi bawa-bawa si kribo, gue ceburin lo ke Ciliwung," desis Katrina mematikan.

"Sensi banget, sih, lo. PMS ya?" Natasya geleng-geleng.

Dulu Katrina tergila-gila. Motivasi masuk Batavia karena Brandon semata. Guru mereka yang sadar akan perubahan Katrina juga tidak menyangka. Nilai melejit, peringkat naik, tes IQ yang secara ajaib tembus hingga 120. Keluarga meyakini anak gadisnya taubat setelah di-Baptis.

"Eh liat-liat! Itu Azalea-Azalea yang kemarin nuduh kepsek kita korupsi bukan, sih? Wah gila berani banget tuh anak. Gue denger beritanya udah nyebar kemana-mana." Katrina bisik-bisik, matanya menatap langkah Azalea yang terkesan tegap dan angkuh. Ia membelah kerumunan. Banyak pasang mata menatapnya dari ujung kepala hingga kaki.

"Belum kena drop-out tuh anak? Padahal kalo omongannya nggak terbukti bisa kena pasal pencemaran nama baik tau." Friska ikut nimbrung.

"Kalo gue jadi dia, malu sih. Gue nggak akan nampakin diri atau pura-pura sakit biar bisa bolos. Lo liat aja kemarin dia disorakin sama kakak kelas pas pulang." Katrina menimpali.

"Foto dia berduaan bareng Jeviar kesebar di grup angkatan. Gila, lo tau sendiri Jeviar banyak yang demen. Gue si mending mundur, takut anjir," decit Friska, Natasha terdiam.

"Terus terus?"

"Geger lah, gila."

"Udah udah. Lo nggak kasian apa sama dia?" sergah Karissa.

Natasya menghela napas gugup. "Gue ... gue duluan, ya. Have fun kalian."

Sebelum bertanya lebih lanjut, punggung Natasya lebih dulu tenggelam dalam kerumuman. Gadis itu diam-diam mengikuti langkah Azalea dari belakang, menjaganya jikalau sewaktu-waktu kejadian bullying kemarin terulang.

"Yaudah, yuk jalan."

Manik mata Karissa tak sengaja menangkap sosok yang belakangan ini familier. Bahu laki-laki itu bergerak seriring langkahnya yang menjauh, perawakannya yang menjulang tinggi membuat Karissa mudah mengenali walau dalam sesak kerumunan.

Intro lagu Sheila On 7 menggema hingga ke sudut lapangan. Karissa melirik ke belakang, Katrina dan Friska sudah melesat jauh berdesakan di depan stage.

Abraham. Ternyata laki-laki itu drummer band Batavia. Pantas Katrina tergila-gila. Angin membelai lembut rambut Agatha, suara gadis itu beradu dengan alunan musik. Euforia melambung, teriakan berdengung. Memukau. Menjelang purna kakak kelas mempersilakan dua siswa potensial untuk menguasai stage. Untuk gitaris memang masih kelas 12 yang mengisi, karena mereka belum menemukan siswa yang benar-benar ahli selain Malik.

MetamorfosisWhere stories live. Discover now