chapter 25 : familier

6.4K 371 91
                                    

"Hidup lah dengan cara bagaimana lo ingin hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hidup lah dengan cara bagaimana lo ingin hidup." - Milan Sabiru.

༺❀༻

Milan memutar tubuh seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, seseorang berpenampilan serba hitam tertangkap dalam pandangannya beberapa waktu lalu, namun dengan sekejap hilang begitu saja. Tangan Milan terkepal, lelaki itu menghela napas gusar, sialan, Milan kehilangan orang itu.

"Bos, lo harus ke aula ke sekarang." Jafran datang menghampiri Milan dengan napas tidak teratur.

"Kenapa?" tanya Milan.

"Lihat."

Jafran memperlihatkan layar ponselnya kepada Milan, ntah apa isinya sehingga kedua tangan Milan terkepal kuat, tanpa berkata sepatah katapun Milan segera lari menuju aula sekolah. Di depannya, tepatnya pada screen proyektor menampilkan beberapa cuplikan mengenai berita kematian Selena. Milan terdiam mematung di tempat, sementara anggota Salvador lain dengan cepat mematikan screen proyektor itu.

"Itu nyata? Jadi selama ini kita semua dibohongi?

"Selena bukan meninggal karena tabrak lari tapi di perkosa 17 orang geng motor?"

"Ngeri banget!"

"Gue jadi gak pengen punya jodoh dari anak geng motor deh, takut!"

"Geng motor memang meresahkan sih, gue dari lama udah gak suka, mana di sekolah ini juga ada geng motor," ucap siswi lain menambahkan.

Suasana menjadi riuh sehingga mengusik indera pendengaran Milan, mereka semua membicarakan Selena lantaran terkejut dengan fakta yang baru saja terungkap.

"Mohon perhatian semuanya, maaf ada kesalahan karena sepertinya ada orang iseng nge-hack sistem kita, karena keadaan udah gak memungkinkan seperti sekarang, jadi teman-teman sekalian diperbolehkan untuk pulang," ucap Jafran di depan sana.

Milan menghela pelan. Beberapa murid berbondong-bondong keluar aula, sementara beberapa yang lainnya masih berada di tempat untuk meminta kejelasan.

"Kalau faktanya kaya gitu kenapa harus bohong? Lo takut kalau Salvador juga ikut keseret sama masalah Selena?" ujar yang lain.

"Atau salah satu dari Salvador juga terlibat?" tambah yang lain.

Milan segera beranjak dari tempatnya lantaran mereka semua mulai mencetuskan perkataan yang aneh-aneh. Kemudian, Milan mengambil alih mic dari tangan Jafran.

"Sebelumnya maaf atas kegaduhan yang terjadi, gue gak akan bicara banyak di sini, selain tolong jangan giring opini yang sekiranya gak masuk di akal," ucap Milan, lelaki itu mengembalikan mic kepada Jafran, kemudian segera turun.

"Lebih baik kalian semua pulang, gue akan akhiri acara hari ini, selamat sore, terimakasih," ucap Jafran yang kemudian mematikan mic.

Mereka yang masih berada di aula sontak menghela kecewa dan mau tak mau harus meninggalkan aula. Milan dan inti Salvador, terutama OSIS di sana meminta maaf kepada Mahasiswa Bina Bangsa atas apa yang terjadi, kemudian Milan dan teman-temannya segera membantu anggota OSIS untuk merapikan aula setelah sepergian Mahasiswa dari Bina Bangsa.

MILAN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now