duapuluhlima.

600 71 20
                                    

content warning:

cheating, gaslighting, playing victim, red flag, nsfw

















"Setiap belanja kau selalu ke sini?" Tanya Sehun saat keduanya sedang berada di pasar tradisional.

"Ya, tidak ada lagi tempat perbelanjaan lain di daerah sini selain pasar ini," jawab Jongin. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, mencari sesuatu yang ia butuhkan.

Sedang Sehun, pria pucat itu mengikutinya dari belakang. Sesekali dirinya mengusap lengan kala merasa serangga hinggap di kulitnya.

Seumur hidup, baru kali ini ia menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Kalau bukan karena si terkasih, ia tidak akan pernah ingin memasuki pasar becek ini.

"Kenapa? tidak suka?" suara manis itu membuat kegiatan si pucat yang sedang melihat pasar dengan pandangan jijik, menetralkan wajahnya.

"Tidak, biasa saja."

Jongin tau kalau Sehun sedang berbohong. Orang yang terlahir sebagai sendok emas sedari kecil, tentu akan sangat merasa asing dan risih dengan tempat seperti ini. Ia juga tidak mengerti mengapa pria pale ini mau ijut dengannya ke pasar.

Keduanya kembali berjalan menyusuri pasar tersebut. Kondisinya cukup ramai membuat si pucat siaga menjaga kekasih hatinya di belakang sana.

Tangan Sehun penuh dengan belanjaan yang dibeli oleh Jongin. Ia keteteran karena barang prianya ini sangat banyak.

"Kita naik taksi?" Tanya Sehun ketika mereka sampai di depan pasar.

"Di sini tidak ada taksi."

"Lalu? Naik kuda itu?" Kembali bertanya, menunjuk delman menggunakan dagunya.

Helaan nafas terdengar keluar dari mulut si Kim, ia menatap lawannya dengan malas. "Jalan kaki."

Tubuh tinggi itu menegang. Jalan kaki kembali? Tadi saat mereka berangkat, keduanya pun jalan kaki. Sehun sudah mengajak Jongin untuk menggunakan mobilnya, tetapi pria manis itu menolak mentah-mentah dan lebih memilih jalan kaki sejauh 2 kilometer lebih.

"Kalau kau ingin naik delman, naik saja. Aku sudah biasa jalan kaki sendiri."

Suara itu membuat Sehun yang sedang melamun– meratapi nasib, tersadar kembali. Segera dirinya menggeleng dan jalan dengan cepat menyusul kekasihnya.

Bisa saja dirinya naik delman sendiri dengan membawa barang belanjaan ini, tapi itu terlalu bodoh. Mana mungkin dirinya membiarkan si terkasih berjalan sendirian dengan kondisi perut besar seperti itu.

Seluruh barang yang ada di kedua tangan, ia pindahkan ke tangan kanannya. Sedang tangan kiri yang sudah kosong, Sehun larikan untuk menyentuh ujung jemari kecil milik Jongin.

Pria tan itu menatap Sehun dengan alis terangkat, tatapan aneh yang dikeluarkan membuat si pucat salah tingkah– malu.

Hendak menjauhkan tangannya, namun kalah cepat dengan Sehun yang sudah menggenggam jemari itu. Menautkan kelima jarinya dan mengusap punggung tangan Jongin.

Jongin menatap tangan keduanya yang saling bertautan. Menelan salivanya dengan gugup. Berbulan-bulan mereka tidak melakukan kontak fisik secara intens seperti ini. Ia ingin melepas tautan keduanya namun Sehun semakin mempererat genggaman mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cheating, hunkai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang