Dunia membenci ku karena fitnahan

1 0 0
                                    

Ku melihat sekeliling ketika aku berjalan dilorong kelas yang hendak berjalan ke ruang kelasku. Ku melihat begitu poster-poster yang menggambarkan wajahku dengan tulisan " Si bejat". Aku pun mengambil poster yang tertempel pada dinding sekolah dan melihat kerumuman banyak orang pada satu tempat. Akupun datang mendekati tempat itu, karena penasaran. " UHHH DASARRRR ANAK BEJATTTTT DAN PEMBUNUHHHHH..." kata seluruh siswa-siswi yang berada di sekolah itu sambil meleparkan batu pada poster yang menggambarkan wajah itu. " ehh ada orang nya ayo kita pergi aja" kata seseorang yang telah melihatku sudah berada di tempat itu. " brukkk...." tiba-tiba seseorang mendorong bahuku ketika mereka  hendak mau meninggalkam tempat itu. " Ayo bangun..." kata seseorang yang mengadahkan tangannya dihadapan ku untuk membantu ku berdiri. " gitu aja lemah sih, didorong dikit aja jatuh. " kata orang itu. Aku pun melihat wajah orang itu dan dia adalah Rendi. "Ma..maaf....tapi makasih sudah mau nolong aku" kataku sambil menundukan kepalaku. "Ya elah kalau mau bilang terimakasih nggak usah nunduk juga, berikan senyumanmu juga." Kata Rendi. Aku pun mengangkat wajahku " Terimakasih kak" kata ku sambil memberikan senyuman. Akupun langsung pergi meninggalkan tempat itu. " Hmmm kaya ada yang nggak beres" kata Rendi sambil merobek satu poster yang tertempel pada satu pohon.

Ruang Kapsek.....
" ibu sangat kecewa sama sikap kamu" kata ibu kapsek. " tapi bu benaran yang ada didalam video itu tidaklah benar"kataku. " ibu nggak tahu ini benar apa enggak, yang pasti didalam video itu benar-benar adalah wajah kamu" Kata ibu kapsek. " kamu tahu di sekolah ini ada banyak peraturan termasuk permasalahan kamu ini dan siapaun melanggar dia akan di kenakan hukuman ringan maupun hukuman berat. Karena permasalah kamu sangatlah besar, maka dengan itu ibu memutuskan untuk kamu dikeluarkan dari sekolah ini" kata ibu kapsek dengan nada yang agak tegas. " bu aku minta maaf tapi benaran didalam video itu tidaklah benar" kataku. " semua sudah sangat jelas dan keputusan ibu sudah sangat kuat." Kata ibu kapsek. " Baiklah bu makasih bu aku pamit pergi" kataku dengan raut wajah yang sudah sangat pasrah.

Di kelas....
" Aku percaya sama kamu Chava dan ini semua adalah tidak benar" kata Clare yang menyakinkan aku bahwa aku memanglah tidak salah akan permasalahan ini. "Apa aku yang akan jelasin seluruhnya ke kapsek supaya kamu nggak di keluarin?" Tanya Clare. " Clare stop aku bilang stop, semuanya percuma kamu mau jelasin juga ada bukti yang jelas dan semua orang nggak bakal ada yang percaya sama aku." Kataku. " dan satu lagi jangan mau berteman sama aku. Aku cumalah seorang pembunuh dan seorang bejat" lanjutku lagi. " nggak..kamu bukan pembunuh " kata Clare yang menahan aku untuk pergi, tapi tak menghiraukan pembicaraan dia dan lanjut dengan langkah kaki ku berjalan. Di depan lorong ku melihat begitu anak-anak yang hendak ingin mengsoraki aku. " hhhhhh..inilah anak inspirasi bagi banyak orang" kata seseorang itu. " memang pantas ya dia di keluarin dari sekolah ini, karena anak ini tidak akan terima anak pembunuh" kata orang lain lagi. Tiba-tiba seseorang melempari telur-telur busuk dan juga tepung  kewajahku. Mereka memasang mahkota yang terbuat dari kertas dengan tulisan " Ratu Bejat dan pembunuh" seorang yang lain lagi mendorong aku, tak lama kemudian ada seseorang yang membawa balok kayu besar untuk memukuli pundaku. " brakk..." suara serang dari seseorang yang tiba-tiba datang. " Chava Ayo bangun" kata Clare sambil membantuku untuk berdiri. Iya itu adalah Clare dan kakaknya si Rendi. " kalian kenapa sih? Haruskah melakukan sesama kita seperti itu kaya kalian tidak pernah berbuat salah" kata Clare. Air mataku sudah tak tertahan lagi, aku pun berlari meninggalkan tempat itu sambil menangis. " Chava" teriak Clare..
" permainan yang sangat bagus hhh...hhh.. inilah yang aku sukai. Baru awal aja sudah seramai ini apalagi permainan ku yang selanjutnya.....bersiaplah Chava kematianmu akan segera menghampiri mu" kata Rachel yang dari tadi menyasikan itu. " tidak ragukan lagi permainan Rachel memang hebat, tapi ku yakini bahwa permainan mu pasti akan musnah dengan mengakibatkan dirimu" kata seseorang yang berdiri dibelakang Rachel. Rachel pun berbalik " Chaca, shasa kenapa kalian ada disini?" Tanya Rachel. " ya bisalah ehh manusia pembawa fitnah dan ingin mementingkan egonya sendiri" jawab chaca. " oh iya bukan Chava yang akan mati, tapi kamu yang akan lebih sengsara" kata shasa. "Lebih untung lagi kita ada hubungan pertemanan lagi atau tidak hidup kita dipenuhi dengan kebusukan dari M A N T A N T E M A N kita" kata Chaca. " sebelumnya nikmati dulu permainanmu sampai kamu bisa pendapatkan penghargaan berupa baju orange" kata Shasa dan langsung meninggalka Rachel ditempat itu.

Hallo guys makasih ya sudah mau mampir dan membaca OMD semoga kalian suka dan juga kalian bisa memberi kritik dan saran yang membangun. Mohon apabila ada kata atau kalimat yang kurang sempurna..

Bye and see you next part

one million dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang