Mimpi buruk

2 1 0
                                    

" Rachel mau kamu apa sih?" Tanya Clare yang tiba-tiba datang dan menarik pundak Rachel. " mau aku apa? Aku mau si anak cabe Chava teman kamu sok cantik itu segara mati, karena adanya dia hidup aku mulai tersisihkan dan akupun nggak suka hidup aku tersisihkan sama siapapun" jawab Rachel dengan nada yang begitu sinis. " Dasar serakah, nggak puas semua apa yang di capai dan maunya lebih sempurna dari yang lain" kata Clare dengan nada yang agak keras. " kenapa kok kamu yang sewot sih?" Tanya Rachel sambil mendorong pundak si Clare. " jelas lah, karena keirian kamu dan keserahkan kamu bisa membuat orang lain menderita dan juga akan ada hal yang tidak enak terjadi pada mu nanti" jawab Clare. " ohh..hh...hh..Bodoh amat dan aku nggak takut hal itu" kata Rachel sambil ketawa-ketiwi. " untuk sekarang kamu nggak takut, tapi nanti kamu akan menangis" kata Clare. "Makanya bilang di sahabat kamu itu yang mereka merebut kebahagian aku seperti Rendi dan posisi aku yang dulu menjadi penulis terbaik urutan satu harus turun hanya ada kehadiran si Chava itu" kata Rachel. " Hah? Rendi? Kenapa merasa tersainginya? Seorang Rendi setau aku dia menyukai gadis yang hatinya lembut, tidak serakah, dan tidak irian. Ya orang kaya kamu sih aku kurang yakin sih bisa masuk nominasi dihati Rendi" Kata Clare. " sok tau banget sih kamu" kata Rachel. " ya taulah dan pastinya tau banyak tentang Si Rendi" kata Clare sambil tersenyum dan melipatkan tangannya. " kamu ni siapa nya Rendi sih?" Tanya Rachel. " Aku adalah.. " kata Clare sambil berbisi ketelinga Rachel " semoga berhasilnya dan aku harap kamu gagal" kata Clare dan langsung pergi meninggalkan Rachel Cs yang wajahnya kelihatan kaget.

Di UKS sekolah...
" kamu udah bangun Chava?" Tanya Amanda. " hmm aku dimana?" Tanyaku yang baru saja sadar dan ingin membangunkan badanku. " jangan bergerak dulu Chava tubuh kamu masih lemah karena bius tadi dan kamu sekarang ada di UKS sekolah" jawab Ananda. " Syukurlah Chava kamu sudah sadar" kata Clare yang tiba-tiba sudah datang disampingku. " Chava..." kata dua orang yang tiba-tiba datang, yang tal lain lagi itu adalah Ayah dan bunda yang tampak wajahnya kelihatan begitu khawatir. " apa yang terjadi kepada Chava?" Tanya Ayah kepada ketiga temanku dan akupun langsung memegang tangan Clare untuk membuat cerita karangan, agar Ayah dan bunda tidak khawatir. " Tenang aja om dan tante. Chava tadi jalan ke kolam renang, karena mau ambil sesuatu disana dan tidak lihat jalan, akhirnya Chava tersandung dan nyemplung ke kolam" jelas Clare walaupun itu sangat tidak masuk akal. " aduh lain kali hati-hati kalau kaya gini kan Bunda sama Ayah jadi khawatir" kata Bunda. Huff untung bunda ngerti maksudnya walaupun begitu ceritanya.

Dirumah....
"Chava.." panggil bunda. " iya bun masuk aja." Jawabku dengan nada yang agak lemas. Bunda pun masuk dan melihatku terbaring lemas ditutupi selimut. " Chava kenapa?" Tanya bunda sambil berjalan kearahku. " nggak tahu bun badan Chava tiba-tiba lemas dan pengennya tiduran bun" jawabku. Bunda pun memegang dahiku. " Ya ampun badan kamu panas banget Chava. Ya udah istrahat aja dulu ya." Kata bunda sambil menyelimuti aku. " Nanti bunda balik lagi bawa makan dan obat ya " kata bunda sambil jalan meninggalkan aku.

Beberapa menit kemudian....
Ayah dan bunda masuk kekamarku dan membawa seorang dokter untuk memeriksa ku. " Chava cuma perlu istirahat yang cukup aja, mungkin Chava kecapean" Kata dokter itu yang telah memeriksaku. " Baik dok. Mkasih banyak dok dan mari saya antarkan sampai kedepan" kata Ayah sambil mengantar dokter itu keluar. " ini ada susu diminum ya dan sekarang Chava istirahat" kata bunda sambil menaruhkan segelas susu putih di atas meja dan menarikkan selimut padaku. Tak lama matakupun langsung tertutup

"Chava ini aku Mr. Misterous akhirnya kita bisa ketemu" kata si Mr. Misterous. " ohh jadi kamu Mr. Misterous aku senang akhir aku bisa mengetahui kamu" kata ku sambil tersenyum. "Aku sangat cinta padamu dan aku janji. Aku akan selalu menjaga kamu." Kata Si Mr. Misterous. " Mkasih Mr. Tapi bolehkah kamu membuka topengmu. Aku ingin melihat wajah mu" kataku sambil menyentuh topeng itu. " Chava..Chava..kamu memilih nyawa orang-orang disekitar mu mati atau.." tiba-tiba ada seruan seorang ketika aku memegang topeng itu. Aku melihat disekeliling begitu banyak pedang dan panah. Aku melihat ayah dan bunda ku tangan dan kaki yang terikat dan juga sebuah pedang menyegal kepala mereka dan juga ku melihat Clare, Amanda, dan Ananda yang kaki tangannya terikat sebuah pedang yang hendak menyegal kepala mereka juga. Ku melihat sebuah air mata dan darah " tidakkkk....Ayah, Bundaaaa...." Teriakku dan langsung terbangun dari tidurku. Ayah dan bunda pun masuk kekamarku dengan wajah yang sangat panik. " Chava..ada apa?" Tanya bunda yang melihat wajahku penuh dengan air mata. " Bunda ayah aku nelihat kalian dibunuh sama sesorang menggunakan pedang." Jawabku sambil menangis. " Sudahlah itu cuma mimpi buruk aja lihat Ayah dan Bunda tidak apa-apa" kata Ayah sambil menenagkan aku. " ayo istirahat lagi biar cepat sembuh dan jangan lupa berdoa biar tidak mimpi buruk lagi" kata bunda.

Hai guya mkasih ya sudah mau mampir dan mau membaca ke one million dream semoga kalian suka. Kalian bisa memberi kritik dan saran yang membangun agar aku dapat tetap semangat melanjutkan part selanjutnya dan juga mohon maaf apabila ada salah kata atau huruf yang masih kurang..

Bye and see you next time..



one million dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang