Bab 4

655 36 1
                                    


BAB 4

HAPPY READING

***

Vero dan Kafka lalu menoleh ke arah sumber suara, mereka menoleh ke arah samping menatap seorang wanita separuh baya, mengenakan kebaya putih. Siapa dia? Vero bertanya-tanya dalam hatinya.

Vero dan Kafka, sama-sama saling menetralkan nafas, ia berusaha setenang mungkin, karena ada orang lain di antara mereka. Ia tidak mungkin cek cok dihadapan orang tua.

"Mama," ucap Kafka.

Vero yang melihat itu nyaris menganga, ternyata yang ada di hadapan mereka ini adalah mama-nya Kafka. Vero menahan nafas beberapa detik.

"Mama ngapain di sini?" Tanya Kafka.

"Mama mau kenalan sama pacar kamu," ucap mama, menatap wanita cantik di samping putranya.

Kafka lalu menoleh menatap Vero, mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Maaf tante, saya bukan pacar Kafka," sanggah Vero.

"Iya, ma. Vero bukan pacar Kafka kok. Tadi hanya iseng, keceplosan," Kafka juga ikut menjelaskan, ia tidak sudi berpacaran dengan wanita bernama Vero.

Mama Kafka tersenyum menatap putranya, "Mama tahu kalau kalian berdua masih malu-malu. Tadi mama denger sendiri, kalian berdua mau nyusul Eros."

"Siapa namanya?" Tanya mama, kepada Vero.

"Saya tante?"

"Iya, kamu."

"Saya Veronica tante," ucap Vero, ia mengulurkan tangannya kepada wanita separuh baya itu, sangat tidak sopan jika seperti ini, ia tidak memperkenalkan dirinya, apalagi sudah di tanya secara langsung.

Mama Kafka lalu memeluk tubuh Vero, "Senang kenalan dengan kamu Vero."

"Iya, sama-sama tante."

Mama Kafka melepaskan pelukannya, ia memandang wajah cantik Vero, "Udah lama sama Kafka?" Tanya mama penasaran.

"Saya sama Vero, nggak pacaran kok tante," timpal Vero klarifikasi.

"Ah, masa. Tadi ngakunya pacaran."

"Enggak tante, beneran."

Mama Kafka tersenyum, "Biasa anak muda biasa malu-malu."

"Wah, calon menantu lagi ma?"

Vero dan Kafka memandang pria separuh baya mendekati mereka. Vero yakin, bahwa pria itu adalah ayahnya Kafka.

"Iya, ini namanya Veronica, pacarnya Kafka."

"Vero, ini ayahnya Kafka," ucap mama memperkenalkan Vero kepada suaminya.

"Halo, Vero, senang berkenalan dengan kamu," ucap papa, ia memandang gadis di samping Kafka.

"Iya, om. Senang juga kenalan dengan, om."

Papa menatap Kafka yang hanya diam, "Kenapa nggak pernah di bawa ke rumah, Kaf?" Ucap papa.

Kafka melirik Vero yang hanya diam, "Baru kenal kok, pa."

"Jadi pacarannya baru?"

Kafka tidak menjawab pertanyaan papa, papa lalu tersenyum memandang Vero. Ia menepuk bahu Kafka.

"Kalian belum makan kan? Makan sama-sama ya," ucap papa.

"Tapi pa," Kafka ingin perotes, ia tidak ingin Vero berada satu meja dengan kedua orang tua, karena akan memperkeruh keadaan.

"Ayo, kita duduk di sana. Kita makan dulu sama-sama," ucap mama, ia merangkul bahu Vero, menuju table keluarga.

"Haduh, tante maaf. Enggak enak Vero."

Di Atas Ranjang DokterWhere stories live. Discover now