Bab 1

1.7K 56 0
                                    

Bab 1

HAPPY READING

***

Tok … tok … tok

Veronica membuka hendel pintu, ia memandang mas Andre berada di depan daun pintu. Mereka saling menatap satu sama lain. Karena sejujurnya, jarang sekali mas Andre menemuinya.

Andre menatap sang adik mengenakan dress berwarna hitam. Dia sudah tampak rapi, dan sudah berdandan sangat rapi. Ia tidak tahu adiknya itu mau kemana.

“Ada apa mas?” Tanya Vero, melihat Andre mengenakan jaket kulit dan tas kerja di tangannya.

“Kamu mau ke mana?” Tanya Andre memperhatikan Vero.

“Mau main sama temen,” ucap Vero, padahal ia ingin menghabiskan waktunya di club bersama teman-temannya, karena ia sudah janji dengan beberapa sahabatnya di kampus dulu untuk reuni, sambil menikmati malam Minggu.

“Kenapa mas?” Tanya Vero lagi, masalahnya tidak biasanya mas Andre ke sini menemuinya.

“Mas, ada kerjaan di luar kota mendadak, mas mau ke Sulawesi.”

“Terus.”

“Kamu gantiin mas ke acara pernikahan ya.”

“Kan, mba Feli ada,” Vero tahu bahwa saudaranya itu memiliki kekasih yang super cantik bak model.

“Mba Feli juga ikut mas ke Sulawesi, nggak bisa. Mas mau kamu gantiin mas ya, bentar aja sih, acaranya cuma dua jam aja.”

“Enggak ah, males banget ke acara pernikahan, apalagi nggak kenal.”

“Ayolah Ver, mas kalau nggak ada kerjaan, enggak mungkin nggak datang. Masalahnya yang nikah ini orang penting, mas nggak bisa kalau nggak datang.”

“Ih, ogah ah, nggak kenal. Apalagi temen mas Andre. Enggak, nggak, nanti pelenga-pelengo lagi di sana. Suruh siapa kek gitu, pokoknya jangan Vero.”

“Tolong lah, Ver. Kan kamu satu-satunya saudara mas, nggak bisa wakil kan lagi selain kamu.”

“Ih, nyebelin banget deh. Vero nggak bisa, Vero mau pergi mas,” rengek Vero.

“Kamu mau ke mana?”

“Ya, mau main sama temen kampus dulu. Udah janjian ketemuan.”

“Emang jam berapa perginya?” Tanya Andre lagi penasaran.

“Jam delapan.”

Andre melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 17.00, “Masih jam lima, masih ada waktu kok pergi ke acara pesta. Acaranya jam enam sampe jam delapan.”

“Ih, mas Andre. Emang siapa sih yang nikah.”

Andre menarik nafas, ia menatap Vero, “Ini yang nikah CEO nya Mayapadi Group, mas nggak bisa kalau nggak datang. Kamu perwakilan mas, ya.”

“Haduh, gimana ya,” Vero tadi sudah mengucapkan penolakan keras kepada Andre, namun sepertinya suadaranya itu sedikit memaksa, membuatnya resah.

Andre lalu menyerahkan paperbag berisi kado pernikahan kepada Vero, “Ini gift dari mas buat Eros sama Kenny. Kamu pergi ya sekarang.”

Bibir Vero maju satu senti, ia mau nggak mau mengambil paperbag yang sudah tersemat di tangannya.

“Di mana sih pestanya?” Ucap Vero dengan nada penekanan, agar mas Andre tahu kalau ia tidak berniat untuk pergi ke acara pesta tersebut.

“Di Gunung Pancar.”

“HAH! Gunung Pancar? Sentul? Bogor?” Vero nyari memekik.

“Iya, di sana. Rame kok. Kamu kalau ke sana, pasti bakalan ketemu sama orang-orang penting dan berkualitas.”

Di Atas Ranjang DokterWhere stories live. Discover now