Chapter 00 : Back Home (Back To Hogwarts Special!)

42 3 6
                                    

HIIII OMGGGG IT'S BEEN SO LONG 😭😭😭😭

I'm so sorry for the wait but Jane and friends are back! Ready to bring the magic back to you~

Anyway ini hanya trailer ya hehe, karena pas banget hari ini 1 September, #BackToHogwarts day! Yeaaay~

Enjoy this short story, aku akan lanjut dengan chapter yang lebih panjang next yaaa 🥰

Dan maaf banget kalo chapter ini kesannya buru-buru, karena emang iya 😭🙏



































Sial, sial.

Jane berlari secepat yang ia bisa dengan koper besar di tangannya, melewati ramainya orang di tengah-tengah peron Stasiun King's Cross. Ia melihat sekilas ke arah jam dinding besar di tengah tembok stasiun, jam sepuluh lewat lima puluh, Hogwarts Express akan berangkat sepuluh menit lagi.

Ia mempercepat langkahnya, dengan gesit berjalan melewati orang-orang yang memenuhi stasiun ini. Jane mengutuk dirinya sendiri, bisa-bisanya dia telat bangun, padahal dia bersumpah sudah menyetel alarm jam tujuh pagi, yang 'secara aneh' tiba-tiba tidak menyala.

Jane tahu pasti ulah siapa itu, pelaku yang sama dengan orang yang sengaja mengunci pintu kamarnya dari luar, Jane mengutuk siapapun yang membuat peraturan bahwa penyihir di bawah umur tidak boleh menggunakan sihir di luar area sekolah. Ia bisa dengan mudah membuka pintu itu hanya dengan Alohomora, tapi mengingat sanksi yang akan ia dapat, ia terpaksa menggedor-gedor pintu kamarnya sampai ada yang membukakan pintu itu untuknya.

Jika bukan karena Vector yang kamar tidurnya berada di seberangnya, mungkin Jane sekarang masih terkunci di kamarnya sendiri.

"Ah- maaf." Tanpa menoleh kearah orang yang barusan ia tabrak, Jane kembali berjalan menuju tujuannya, peron 9¾.

Jantungnya berdetak sangat kencang, bagaimana jika ia ketinggalan kereta? Dengan napas terengah, ia kembali mempercepat langkahnya. Jane merasakan telapak tangannya basah karena keringat dingin, kakinya meronta-ronta supaya ia berhenti sejenak, tapi ia tidak punya waktu untuk itu.

Jane menghela napas lega ketika melihat papan tanda nomor peron sembilan dan sepuluh terpampang jelas. Senyumnya merekah saat ia berjalan mendekati dinding di antara peron sembilan dan sepuluh itu, dan tanpa menunggu lebih lama, ia berlari kencang, tepat kearah dinding itu.

Suara uap mesin kereta menyambutnya, ditemani dengan hiruk-pikuk ramai orang yang pakaiannya pasti akan mengundang bisikan dan pandangan aneh jika dipakai di dunia muggle.

Matanya menangkap kereta uap merah yang siap berangkat untuk mengantarnya pulang, ke tempat dimana ia merasa seharusnya berada. Perasaan hangat menyelimuti dirinya, rasa lega menyeruak, mengundang sebuah senyum kecil di wajahnya.

"Jane!" Panggilan dari suara yang ia kenali membuatnya menengok, dan senyumnya melebar.

Jimmy berdiri dengan satu tangan di kantung celananya, tangan satunya melambai ke arah Jane. Rambut pirangnya sekarang lebih panjang, Jane ingat dia pernah bilang akan memotongnya saat liburan musim panas, tapi tentu saja dia tidak melakukannya.

"Jimmy." Jane berjalan dengan cepat ke arahnya, senyuman masih terpampang jelas di wajahnya, "Kau tidak memotong rambutmu." Katanya saat dia sudah berdiri di depannya.

Jimmy terkekeh sambil menyentuh rambutnya sendiri, "Entahlah, aku lebih suka seperti ini. Anyway, good to see you again Jane, i missed you."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

How To Train Your Magic : The Story Of Forbidden FriendshipWhere stories live. Discover now