Seven

44K 2.5K 71
                                    

Wanita itu sampai di rumah sakit setelah kembali sebentar ke Mansion. Ia berjalan membawa tas berisikan laptop miliknya, menelusuri lorong rumah sakit menuju ruangan VVIP Jia di rawat. Langkahnya sangat pelan karena saat ini dia sedang melamun, entah kenapa perasaannya tiba-tiba saja gelisah.

Saat dia pergi untuk perjalanan pulang ke rumah dan ketika sampai. Suasana Mansion sangat sepi sekali, hanya ada satu suara yang membuatnya penasaran. Dan suara itu berasal dari kamar dekat dapur dan ia sangat mengenali suara itu. Karena penasaran ia pun mendekat, apa yang sedang mereka lakukan di dalam kamar sehingga anak itu sangat antusias sekali. Beruntung pintu kamar sedikit terbuka, jadi ia bisa mendengar percakapan keduanya.

"Ana ingin dengar lagi, Ibu~" rengek Kayana manja.

Wanita yang bersama Kayana saat ini tertawa gemas lalu mencubit pipi Kayana, kemudian mengambil buku ceritanya dan membacakan kisah Cinderella lagi. Sementara Kayana menyimak sambil meminum susu dan biskuitnya.

"Akhirnya Cinderella pun hidup bahagia bersama Pangeran.  Dan tamat." Keira menutup bukunya dan melihat Kayana sudah tertidur nyenyak.

Wanita itu tersenyum hangat, lalu mengecup pelipis anak itu.

"Selamat malam, anak Ibu." ucap Keira lalu menyelimuti Kayana dengan selimut tebal.

Ingatan itu terus terngiang di pikiran dan pendengarannya. Ia meletakkan tangannya di dada sambil menghembuskan nafas pelan-pelan, kenapa ucapan terakhir berhasil membuat perasaan kacau dan semenyakitkan ini untuknya. Padahal ia tidak pernah peduli anak itu, menoleh saja hampir tidak pernah.

"Aku kenapa?" gumamnya tanpa sadar satu titik air mata menetes. Ia meraba pipinya dan merasa aneh.

Di sisi lain,

Arga duduk termenung di ruang putrinya saat ini. Pikirannya berkelana, memikirkan perkataan sang papa beberapa jam yang lalu. Tak bisa dipungkiri bahwa itu adalah nyata, bahwa Jia bukanlah putri kandung keluarga Nagendra. Anak itu adalah anak angkat yang dibawa Arga ke Mansion mereka, saat Sinar mengandung Kayana 6 bulan. Selama itu juga Jia disayangi dan diperhatikan layaknya seperti anak sendiri hingga mereka melupakan satu anak yang Sinar kandung dan tidak menjaga pola makan selama wanita itu hamil, awalnya Sinar sedih karena ia hampir saja mengalami keguguran akibat tak makan teratur tapi Arga tak membenarkan itu karena Kayana adalah pembawa sial keluarga ini dan menyusahkan selama Sinar hamil. Hingga rasa benci Arga bertambah pada Kayana setelah bayi itu lahir tepat saat sang mama meninggal dunia akibat sakit kanker payudara stadium 3 . Arga benar-benar terpuruk sama halnya dengan Arya saat itu, tapi Arya tak sekalipun menyalahkan Kayana atas kematian istrinya dan ia bisa melihat jiwa istrinya pada diri Kayana saat bayi itu lahir.

Berbeda dengan Arga, pria itu menyalahkan Kayana karena anak itu pembawa sial keluarga ini. Sampai dia tak mengakui bahwa Kayana adalah putri bungsu keluarga Nagendra, rasa benci itu juga datang pada anak-anak Arga begitu juga Sinar. Ia menyuruh istri dan anaknya untuk tidak peduli dan memberikan kasih sayang pada anak itu.

"Daddy sudah pulang!"

Suara cempreng gadis berusia 4 tahun saat itu sangat senang melihat Arga baru saja pulang dari kantor. Pria itu tampak kelelahan sekali sambil memijit pangkal hidungnya.

Awalnya ia tak peduli suara anak itu, tapi tiba-tiba tubuhnya mematung saat Kayana memeluk kakinya karena wajar tubuhnya sangat pendek dan kecil.

Tanpa sadar mata Arga mengkilat marah, dan kejadian tak mengenakan terjadi pada Kayana. Anak itu di dorong kuat hingga terduduk, hingga anak itu menangis karena merasa sakit pada bokongnya yang menyentuh lantai.

NAGENDRA [SI BUNGSU] TERBIT ✔Where stories live. Discover now