Two

51.7K 2.6K 24
                                    

Sejak kejadian siksaan malam itu, sudah dua hari Kayana belum juga di perbolehkan keluar dari gudang tanpa makan dan minum. Tidak ada seorang pun memberikan makan pada Kayana, bahkan seseorang tidak boleh melewati gudang tersebut.

Namun, Keira saat ini sedang mencemaskan Kayana bagaimana jika Kayana sudah kehilangan nyawanya karena sudah tak makan dua hari. Bahkan anak itu masih berumur lima tahun, apa bisa anak itu menahan perut lapar tanpa makan sedikitpun.

Hanya Keira yang mencemaskan Kayana. Berbeda dengan keluarga Nagendra saat itu. Mereka seolah-olah tidak peduli apa yang terjadi pada Kayana, mereka sibuk dengan tawa candaan yang diberikan oleh anak ketiga mereka yaitu Angga Affanda Nagendra.

Mereka sedang asik bercanda dan memberikan banyak perhatian pada anak perempuan berumur dua belas tahun dan diakui sebagai anak bungsu keluarga ini padahal Kayana lah si bungsu itu. Tapi anak perempuan itu lah yang sangat diperhatikan dan diperlakukan hati-hati seperti berlian oleh keluarganya.

"Kakak~ udah ih jangan godain aku terus~" rengeknya manja pada sang kakak.

Jia, anak itu adalah bungsu keluarga ah anak keempat Nagendra yang begitu berlimpah kan kasih sayang dari semua orang dan semua keinginannya selalu terpenuhi.

"Kenapa sih? Emang benar kan kamu tuh kalau mau tidur suka minta gendong sama daddy." goda Sakha Aryandra Putra Nagendra putra kedua Arga dan Sinar.

"Ih, emangnya kenapa? Daddy juga gak masalah kok, iyakan dad?" Arga terkekeh gemas kemudian mengangguk.

"Tuh lihat! Daddy aja gak masalah." ucapnya lagi.

"Iya. kakak gemes aja kamu manja sama daddy, tapi kamu malah jarang manjanya ke kakak." kata Angga lesu.

Jia terkikik, "aku gak mau manja sama kakak, selagi ada daddy kenapa harus sama kakak hehe... " Angga sedikit cemberut mendengarnya.

"Berarti daddy menang banyak dong!" ujar Sakha tak terima.

Arga tersenyum smirk, ia bisa mengalahkan para ketiga putranya untuk memonopoli Jia agar terus bersamanya.

"Makanya cari ide buat adek bisa manja ke kalian." Sinar bersuara sambil mengelus surai Jia.

"Oke." ucap kedua putra mereka bersama.

Kecuali, Marvendra Radhika Sangga Nagendra. Si sulung keluarga Nagendra hanya tersenyum tipis mendengar obrolan keluarganya. Ia begitu menyayangi keluarga lebih dari apapun, walaupun sifatnya dingin dan cuek percayalah ia memiliki hati yang lembut untuk keluarganya, kecuali satu orang yang begitu ia benci. Anak sial kata Arga, entah kenapa tiba-tiba ia begitu membenci anak itu tanpa alasan yang jelas.

Tapi terkadang hatinya merasakan hal yang aneh setiap mendengar kabar dari maid saat mengetahui Kayana dikurung dan kembali disiksa di dalam gudang oleh Arga. Namun tetap saja ia tidak peduli dengan anak itu, karena tak penting untuknya.

Walaupun Kayana adalah anak bungsu keluarga ini. Bahkan tidak ada nama Kayana di dalam kartu keluarga mereka.

🍁🍁🍁

Gadis kecil itu sekarang sudah terbebas dari hukumannya. Arga yang mengizinkannya keluar dari gudang itu, dan dengan cepat Keira memberikan Kayana makan agar anak itu tidak lemas dan berakhir sakit namun itu tetap percuma, tubuh Kayana sudah panas setelah keluar dari gudang bahkan nafas anak itu seolah tak beraturan.

Keira sampai membawa Kayana ke klinik terdekat agar Kayana dapat pengobatan, setelah diperiksa oleh bidan di klinik mereka pun pulang dengan membawa obat dan sirup yang sudah dibeli di apotek.

NAGENDRA [SI BUNGSU] TERBIT ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu