🧙 - twenty five

63 2 0
                                    

Esok harinya, ketika matahari sedikit menampakkan wujudnya, tapi tetap tidak menggantikan dinginnya udara pada pagi hari itu.

Stela mendatangi Penelope yang kebetulan sedang sarapan di bawah bersama dengan teman-temannya. Dia menunjukkan surat-surat yang di dapatnya ke arah Penelope.

"Maksud lo apa?" Tanya Penelope. Tanpa berkata apapun Stela meminta kepada salah satu temannya untuk mengecek apakah tulisan itu milik Penelope.

Setelah menunggu lebih dari dua menit, teman Penelope mengatakan jika itu memang tulisannya. Saat itulah Stela menampar tepat di pipi kanan Penelope.

Merasa kesakitan dengan tamparan itu, Penelope berdiri dari kursinya. "Gila ya lo," katanya.

"Lu yang lebih gila sih," kata salah satu temannya sambil menenteng salah satu tulisan Penelope yang mengancam Stela.

Draco dan yang lainnya sedang menuruni tangga dan sudah di suguhi pertengkaran yang dibuat oleh Stela.

"Maksud lo apa ngirim begituan?" Tanya Stela, dia masih tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Penelope kepadanya.

"Masih pagi udah diserang," kata Fred yang sudah duduk ingin menyantap sarapannya. George dan Percy juga ada disana, Percy sendiri kebingungan dengan pertengkaran para mantannya.

"Jangan ngira itu ngerebutin lu, karena gak mungkin," ucap George yang mendapat lemparan nasi di wajahnya.

Ron dan Harry lanjut berjalan, seakan-akan kejadian di sampingnya itu tidak pernah terjadi. Karena seperti perkataan Stela yang ingin menyelesaikan masalahnya seorang diri, jadi mereka harus bersikap biasa dan tidak menolongnya.

***

Satu minggu telah berlalu. Penelope telah meminta maaf kepada Stela atas perbuatannya dulu. Dia dibutakan oleh rasa cemburu yang amat sangat karena Percy lebih memilih Stela di banding dengannya.

Namun setelah tahu Stela memilih Draco, ada sedikit kelegaan di dalam hati Penelope. Karena dia berfikir, mungkin masih ada tempat untuknya di hati Percy.

Kini pelajaran sudah sangat normal karena para Professor banyak memberikan tugas tambahan apalagi kepada siswa tahun ke lima, enam, dan tujuh.

Hermione dan Stela sedang ada di perpustakaan ketika Pansy dan Apollo mendatangi mereka berdua. Apollo sekarang semakin terang-terangan bermesraan dengan Pansy hingga membuat teman-temannya merasa heran.

"Jangan pacaran di depan gua, mau muntah rasanya," ucap Hermione yang melihat Pansy duduk di sebelahnya.

Stela sendiri sibuk mencari buku tentang ramalan karena Professor Trelawney membuat mereka mengerjakan banyak sekali tugas meringkas.

"Gila aja ramalan masih kurang lima buku," eluh Ron yang ada di balik lemari di seberang mereka.

Seamus dan Parvati sedang berduaan ketika Harry datang dengan Cho. Mereka sekarang menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk berkencan. Jika di tanya pasti mereka dengan enteng menjawab sedang mengerjakan tugas.

Draco datang dengan membawa camilan untuk Stela, segera setelah Stela melihat ada kekasihnya dia berlari menghampiri.

Dengan kecupan di bibir membuat Neville berpaling ketika tidak sengaja melihat. "Kamu udah selesai tugasnya?" Tanya Draco kepada Stela.

"Belum, masih kurang banyak. Hermione aja belum selesai juga," jawab Stela.

"Mau aku bantu?"

"Bukannya kamu ada tugas juga."

"Iyasi, tapi pengen bantu kamu biar gak kecapean."

"Huekk," Ron bertingkah seakan dia akan muntah di depan Draco dan Stela yang saling merayu itu.

Dracosta ➤ Draco Malfoy Where stories live. Discover now