🧙 - twenty four

27 2 0
                                    

Ron hampir pingsan ketika Hermione mengatakan jika dia menyukai Ron. Bahkan Neville hampir terjatuh, baru kali ini dia melihat hal yang jarang terjadi di hidupnya.

Sementara yang lain satu persatu meninggalkan Hermione dan Ron, sampai ruang rekreasi hanya tersisa mereka berdua berkat Stela dan Harry yang menyuruh teman-temannya untuk keluar.

"Serius?" Tanya Ron, Hermione mengangguk bersemangat. Dia sangat senang dan lega ketika sudah mengatakan apa yang dia sembunyikan selama ini.

"Sejak kapan?" Ron bertanya kembali, memastikan.

"Gak tau, tapi bukan gara-gara mantra itu....semenjak balik sama Draco, aku udah ngerasa beda. Waktu kamu jalan sama Lavender...aku marah, marah banget," Hermione menjelaskan. Ron sendiri tidak sadar jika dirinya tersenyum.

"Jangan senyum," Hermione tampak malu karena Ron tersenyum. Dia membuat keduanya salah tingkah, hampir saja Ron terjatuh jika dia tidak bisa menahan diri.

"Kamu abisnya lucu, jangan-jangan sama Draco juga gini," belum sempat Ron menyadari ucapannya, Hermione sudah memukulnya dengan buku yang sejak tadi dibawanya.

"Jangan gitu aku gak suka," katanya.

Hari itu banyak hal yang terjadi, mulai dari kembalinya Ron dan Hermione, Apollo mengaku jika dia menyukai Pansy Parkinson yang tentu membuat yang lain sangat amat terkejut, Draco yang mengajak balikan Stela, juga Harry yang menembak Cho Chang saat dia meninggalkan Ron dan Hermione di ruang rekreasi.

***

Kunjungan ke desa Hogsmeade terjadi hari ini, tepatnya pada hari Sabtu yang dingin itu. Salju sudah tebal sekali sekarang, bahkan menutupi jalanan yang ada disana.

Cedric masih merana karena menunggu jawaban Stela yang belum dia dengar. Namun dari gosip yang beredar, pesaingnya Draco Malfoy juga melakukan hal yang sama.

Mereka berangkat berpasangan, namun Stela sendirian karena teman-temannya sudah ada pasangan masing-masing. Harry dengan Cho, Ron dengan Hermione, dan Apollo dengan Pansy.

Tidak henti-hentinya si kembar Fred dan George menjodohkannya dengan kakak mereka, Percy.

"Tuh Percy sendirian mending sama dia aja," ucap George. Percy yang tidak jauh dari mereka mendengar apa yang di ucapnya George.

Mood Stela sedang tidak baik karena sebelum dia berangkat, dia mendapat catatan lagi.

Tinggal memilih antara Draco dan Cedric, sebenarnya kau menunggu apa? Menunggu yang lain juga ikut memujamu?
Aku heran kenapa Draco bisa begitu bodohnya menyukai orang sepertimu, apa kau memberikan mantra yang lain kepadanya? Tidak heran jika kau melakukan itu sekarang, apalagi dengan Cedric yang juga menyukaimu.

- C.

"Diem deh," jawabnya membuat Percy yang mendengarnya sedikit kecewa. Dia sedari tadi memperhatikan Stela yang terus muram.

"Oiya tadi Draco ngajak ketemuan," ucap Pansy yang sudah memesan butterbeer untuk semua orang.

"Hah? Sama siapa?" Tanya Ron.

"Temen lu lah, masa iya sama lu."

"Stel, ikut aku bentar," Draco sudah berada disana sekarang. Dia mengajak Stela agar menjauh dari teman-temannya.

"Kenapa?" Tanya Stela yang sebenarnya sudah tahu alasan Draco membawanya pergi dari kerumunan.

"Aku mau tau gimana jawaban kamu," katanya.

"Aku jujur masih sayang sama kamu, tapi apa bener kamu beneran suka sama aku? Setelah apa yang udah aku lakuin ke kamu?"

Draco mengambil tangan Stela, perlahan namun pasti dia mengecup pelan tangan itu. "Kita udah tunangan, remember? Dan itu gak akan pernah putus, bahkan sampai sekarang."

"Tapi kita tunangan dengan kamu di pengaruhi mantra."

"Mau ulang?"

"Boleh," kini Stela mengalungkan tangannya di leher Draco. Udara semakin dingin sekarang, sampai mereka berdua berpelukan.

***

Hari semakin sore, para Professor mengumumkan jika mereka akan menginap di salah satu penginapan disana dan itu hanya untuk murid tahun kelima yang keesokan harinya mereka harus meneliti sesuatu bersama dengan Professor Snape.

Cedric terus menatap ke arah Stela yang saat itu sedang makan malam bersama dengan para sahabatnya. Merasa risih dengan tatapan itu akhirnya dia menghampirinya.

"Jadi?" Tanya Cedric bahkan sebelum Stela benar-benar mendaratkan tubuhnya.

"Ced, lo orang baik...klise banget kayanya, tapi beneran. Gua gak bisa jadi pacar lo, maaf ya? Ternyata selama ini bukan lo yang gua cari," Stela meminta maaf.

"Draco?" Cedric ingin memastikan jika saingannya itu yang menang atau orang lain. Dengan berat hati Stela mengangguk.

Saat itulah Draco datang dengan Blaise di sebelahnya. Karena melihat Stela duduk berdua dengan Cedric membuatnya penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Sehingga dia menghampiri.

Dia menghampiri dengan langsung merangkul Stela di depan Cedric. Stela merasa tidak enak, tapi Draco merasa sebaliknya.

***

Memilih Draco? Ku harap dia benar-benar menyukaimu bukannya hanya pura-pura supaya dia bisa tahu apa yang kau rahasiakan selama ini.
Apa Hermione juga benar-benar menyukai Ron? Aku meragukan itu.

- C

Stela sudah muak mendapat catatan yang entah dari siapa. Dia sempat bercerita kepada Apollo dan memintanya untuk menyelediki. Rupanya sampai sekarang dia belum menemukan siapa pelakunya.

Ketika pembagian kamar para Professor tidak mengharuskan mereka berkumpul dengan sesama asramanya. Mereka membebaskan para murid untuk memilih.

Dengan senang hati Stela bersama dengan Hermione, juga ada Ginny dan Cho dalam kamar mereka. Walaupun sebenarnya Pansy ingin ikut, tapi kamarnya sudah penuh.

Di depan kamar mereka di huni Apollo, Harry, Ron, dan Draco tentunya. Ron dan Draco kini berdamai dengan alasan orang yang mereka sukai bersahabat bagaimana mereka bisa terus bertengkar?

Malam itu Apollo terlihat sibuk sendiri sementara yang lain masih mengobrol. Harry yang merasa aneh dengan tingkahnya pun mendekati dan bertanya.

"Ngapain dah?"

"Sibuk gak usah ganggu," jawabnya, membuat Ron dan Draco juga ikut penasaran.

Malam itu kamar mereka ber empat ramai karena desakan Harry, Ron, dan Draco yang ingin tahu apa yang sedang Apollo lakukan.

Ketika di beritahu mereka bertiga sontak emosi mendengarnya, "siapa yang berani ngancem dia?" Tanya Draco.

"Gak beres, makanya dia akhir-akhir ini kaya aneh," saut Ron.

Dengan di bantu Draco, Harry, dan Ron barulah Apollo menemukan siapa dalang di balik catatan-catatan yang di terima saudarinya. Orang itu adalah Penelope Clearwater, mantan dari Percy.

Ron berspekulasi bahwa Penelope marah kepada Stela karena hubungannya gagal dengan Percy karena Percy masih menyukai Stela.

Malam itu juga Stela tahu siapa pelakunya berkat Ron yang masih memakai gelang pemberiannya.

"Gua perhatiin gelang lu sama kaya punya Stela," ucap Draco yang sedari tadi mengamati Ron.

"Gelang couple dong, emangnya lu, gak punya," Ron bercanda.

"Wah parah," Harry memanasi suasana yang langsung membuat Draco marah.

"Gila sih," komentar Apollo yang merasa senang melihat Draco dan Ron bertengkar karena hal-hal kecil.

"Besok gua beli baju yang sama," kata Draco. Ron mengaktifkan gelangnya. Saat itu Stela sedang minum dan hampir tersedak mendengar Draco yang akan membeli baju yang sama dengannya.

"Kenapa?" Tanya Ginny yang mengambilkan lap untuknya.

To be continued...

Dracosta ➤ Draco Malfoy Where stories live. Discover now