Again?

4.1K 155 10
                                    

"emn.. Jon-a.. biarkan aku mandi sendiri dulu" Lian.

"Hmn? Kenapa?? Bukankah begini lebih bagus.. aku akan membantu menggosok tubuhmu" Jona.

"T-tapi kamu jangan menyentuh ku sembarangan" Lian.

"Aku harus menyentuh mu untuk membantu mu mandi" Jona.

"Uhh.. tapi jangan begini caranya"

Lian risau saat merasakan sesuatu yang keras dibelakang pantatnya.
Bagaimana tidak, Lian berada diposisi antara kaki Jona, dengan tubuh didekap dan digerayangi pria remaja itu dengan alasan membantu nya mandi.

"Kak, lanjutkan kegiatan kita tadi yuk" bisik Jona pada Lian membuat Lian merinding merasakan nafas Jona yang berhembus ditelinga dan sekitar tengkuk nya.

"Tidak mau" tolak Lian.

Jona mengeratkan pelukannya pada tubuh Lian, merapatkan Lian ketubuhnya.
Air dingin di bak yang mereka gunakan bersama seolah mendukung mereka untuk bertindak semakin intens.

Dengan keadaan telanjang, membuat Lian tak mampu menahan malu.

Sebenarnya saat Lian tersadar dengan apa yang dia dan Jona lakukan beberapa waktu sebelumnya. Lian tanpa sadar mendorong Jona dengan cukup bertenaga hingga membuat Jona terjungkal dan meringis.

Gagal sudah keinginan Jona saat itu untuk menggagahi Lian.
Lian bersikeras ingin segera mandi untuk menghindari kegilaan Jona, namun Jona sangat tidak mau melepaskan Lian yang sudah terlanjur membuat Jona berada dibatas hasratnya.

"Bertanggung jawablah kak, setidaknya bantu aku. Dengan tangan mu juga tidak apa apa.. ini sangat sakit apa kamu tau. Aku sudah berusaha menahannya sedari tadi. Tapi ini masih tegang saja. Hmn kak.." Jona.

Pipi Lian sukses memerah panas.

"Mesum" guman Lian menahan malu.

Padahal mereka sudah pernah berbuat, tapi tetap saja memalukan.

Melihat respon Lian, Jona tersenyum.

Tangan nya melingkar di perut dan pinggang Lian. Mengangkat Lian hingga tepat diatas pangkuan nya, miliknya tepat berada diantara belahan pantat Lian yang memancing nafsu Jona tidak terkendali.

Lian berjengit kaget, dia mencoba bangkit dan menjauh dari remaja itu.
Namun segera ditahan oleh Jona.

Jona menyembunyikan wajahnya dipunggung Lian.
"Sudah sejauh ini, tidak bisa kah kita hanya melanjutkan nya saja" katanya.

Lian menggeleng.
Dia takut, masih trauma dengan rasa sakit pada bagian bawahnya setelah percintaan yang penuh gairah mereka.

Lian masih mencoba bangkit.
Tapi Jona juga kembali menahannya.

"Aku janji akan pelan-pelan, mari bermain sekali saja. Hemmm.." rayu Jona pada Lian.

Lian diam.

"Aku tidak akan bermain kasar kak, aku akan berhenti langsung saat sudah cum.. pliss" Jona mengecupi bahu dan punggung Lian, mencoba merayu Lian.

Sebenarnya Jona lebih ingin memperkosa Lian tak perlu ijin atau pun persetujuan Lian.

Tapi mengingat Lian bisa saja trauma lalu menjauh darinya, menjadi hal yang paling Jona hindari dan tidak dia inginkan.

Jona tidak bisa.
Jona tidak mau dan tidak akan mau.
Lian hanya miliknya, semua yang ada pada diri Lian adalah kepunyaannya.
Sebagian besar hidupnya adalah Lian.

Lian sedikit terbuai dengan ucapan Jona yang belum tau pastinya nanti bagaimana.
Lian tetap lah laki-laki, dia juga punya nafsu..

Jona menunggu jawaban Lian.

Kakak Hamil??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang