Keesokan harinya, selepas menghilangkan gerbang portal yang akan terus ada selama seseorang berada didalamnya, atau aku tidak menghilangkan setelah keluar, kami pun pergi menuju ke desa Miho.
Berbagai perasaan dari cemas, khawatir, dan takut bercampur aduk di dalam hatiku. Semua perasaan itu memenuhi ku sehingga Miho pun menjadi terlihat sama cemasnya, namun tetap berusaha menyembunyikan hal itu meski sebenarnya sudah sangat terlihat jelas olehku.
Lyra : "Apakah kamu sudah memberitahu semua orang ?"
Miho : "Um..... sebelum itu aku bahkan meminta izin pada kepala desa lebih dulu."
Lyra : "Dan.... bagaimana dengan reaksi mereka ?"
Miho terlihat lebih percaya diri setelah pertanyaan itu ku ucapkan, seakan-akan hanya hal baik saja yang akan dia katakan.
Miho : "Aku mengatakan bahwa anda adalah ten'nyo yang sedang turun ke bumi untuk mengalami kehidupan manusia."
Lyra : "Ten'nyo ?!"
Ten'nyo, merupakan bidadari surgawi yang menjadi dayang kaisar di surga dalam japanese folk tales. Mereka adalah wanita cantik yang bisa terbang menggunakan selendangnya.
Dalam cerita rakyat Jepang yang cukup terkenal, ada kisah tertentu yang bercerita tentang ten'nyo yang selendangnya dicuri ketika dia sedang mandi di danau, dan dia tidak bisa kembali ke surga.
Itu adalah cerita yang cukup terkenal, bahkan dia yang bukan pecinta budaya Jepang bahkan mengetahuinya.
Lyra : "Itu..... bagaimana kamu bisa berbohong tentang hal semacam itu ?!"
Miho : "Yang ku katakan bukanlah kebohongan ! Anda jelas adalah ten'nyo. Anda cocok dengan apa yang sering orang-orang gambarkan dalam legenda."
Lyra : "Miho-chan..... aku adalah elf, dan elf merupakan penjaga hutan. Elf dicintai alam, dan percaya bahwa kami adalah anak dari alam itu sendiri."
Berkedip dan berkedip.
Aku yang sebelumnya ingin menegur atas kebohongan yang dilakukan oleh Miho, justru memasuki mode kerasukan dan berakhir dengan mendengar setiap kata yang mulutku ucapkan tanpa daya.
Miho : "Itu...... Maaf. Aku hanya berpikir dengan menggunakan identitas ten'nyo akan menjadi cara yang paling mudah untuk diterima, dan berakhir berbohong pada semua orang."
Terlihat menyesal, gadis itu menunduk malu, dan aku melihat Miho mengangkat kepalanya dengan tenang, mengintip kearah wajahnya.
Ditangkap olehku, Miho juga balas menatap, dan mata kita berdua pun terjalin untuk beberapa saat bersamaan dalam keheningan.
Kemudian, aku akhirnya mendengar bibirnya secara otomatis terbuka dan berkata:
Lyra : "Sejujurnya..... aku membenci hal itu."
Miho : "Maaf ?"
Lyra : "Berpura-pura sebagai makhluk yang suci, namun begitu sombong akan status yang istimewa dan merendahkan makhluk lain hingga berakhir tanpa martabat yang tersisa."
Jantungku berdetak kencang.
Bukan karena hal baik seperti perasaan jatuh cinta atau ekstasi kebahagiaan, hal ini terasa lebih condong ke arah ketakutan yang intens atau kecemasan.
Ini tidak baik ....
Aku tahu itu, namun aku tidak bisa menghentikan mulutku untuk terus berucap secara otomatis.
Lyra : "Berlagak sebagai pelindung, namun melihat mereka yang membutuhkan seperti hal tak berguna yang bisa dengan mudah digantikan. Dunia hanya terlihat seperti panggung bagi bonekanya."
YOU ARE READING
Trapped in the otome game world as a yokai (Slow Update)
FanfictionElle Walker, seorang wanita muda yang sedang bercosplay sebagai Elf dalam karakter game yang sedang ia promosikan, secara tiba-tiba berpindah tempat ke dalam game dating simulator yang selalu dia tunda-tunda untuk dimainkan. Elle : "Aku bahkan tidak...
