chapter 12 : his rules

7.6K 374 45
                                    

"If a good boy gets heaven, then a bad boy can give it to you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"If a good boy gets heaven, then a bad boy can give it to you."

༺❀༻

Jam kosong merupakan surga dunia untuk kelas tiga, seperti sebuah tradisi semua murid disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Langit memukul meja membuat sebuah irama, sementara Buloh menggerakkan tubuhnya berjoget, kemudian disusul oleh Panji yang tak kalah heboh, mereka dikenal sebagai nice try trio di kelas itu, karena selalu NT.

"Sakit kepala gue lihat kelakuan mereka," ucap Kate seraya memijat pelipisnya.

Berlin tertawa pelan. "Tapi kemarin kelas sepi lho gak ada Buloh," sahutnya.

"Iya juga sih, siapa lagi coba yang bikin kelas rame selain trio NT itu," aku Kate.

"Wuts up, ladies!" Raga menampakkan wajahnya dihadapan Kate membuat gadis itu terkejut, sontak Kate memukul pundak Raga.

"Kurang ajar lo, untung gue gak punya riwayat penyakit jantung!" omel Kate.

Berlin tertawa melihat raut wajah Kate. "Untung gue udah biasa liat lo muncul tiba-tiba," ucapnya

Raga menampilkan cengirannya kemudian dia menarik kursi di samping Kate.

"Bosen gak?" tanya Raga yang diangguki oleh kedua gadis itu. "So, let's play a game called simon says," ucap Raga setelahnya.

"Gue dulu!" Kate mengangkat tangannya. "Simon says... stop loving the friendly man," ujar Kate dengan kedua mata tertuju pada Berlin.

Sebelah alis Berlin terangkat membuat Kate tersenyum puas seraya menyelipkan anak rambutnya di samping telinga.

"Simon says..." Berlin melihat pada Kate. "Don't just make eye contact, talk to him," serang Berlin balik.

Kate tersedak saat tengah meneguk air pada tumblr nya.

"Lin." Kate memberikan tatapan peringatan pada Berlin, tangannya menjadi tremor ketika hendak menutup tumblr.

"Santai aja, Kate, gue juga gak tau cowok yang Berlin maksud siapa," ucap Raga.

Berlin menahan diri untuk tidak tertawa, lalu dia berujar, "giliran lo, Ga."

Raga manggut kecil, dia menatap Berlin dan Kate bergantian sebelum membuka mulutnya.

"Raga says... don't trust the fuckin' guy," ucap Raga menutup permainan mereka lalu lelaki itu beranjak dari tempatnya.

"Lo mau kemana?" tanya Berlin.

"Main lagi dong, gue mau nyerang lo nih!" ucap Kate.

"Gue ada rapat, sorry." Raga memperlihatkan room chat nya pada kedua gadis itu.

"Yah, gak seru lo."

Kate menatap lesu pada punggung Raga yang menghilang dibalik pintu kelas.

"BTW, Raga nyindir gue atau lo, ya?" pikir Kate setelahnya.

MILAN [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang